04 Maret 2012

Tentang Buruknya Kebencian

Na ca dvesasamam papam na ca ksantisamam tapah,
tasmatksantim prayatnena bhavayedvividhairnayaih.

Tak ada kejahatan menyamai kebencian,
dan tak ada ketabahan menyamai kesabaran.
Karenanya aku akan berusaha dengan berbagai cara,
untuk bermeditasi pada kesabaran.

Penjelasan:
Kebencian merupakan kejahatan terburuk dalam praktik buddhis.
Salah satu racun mental yang harus dieliminasi dari batin kita.
Kebencian adalah bibit dari banyak perbuatan buruk serta kesalahan.
Perbuatan buruk pada waktunya akan berbuah berbalik pada kita.
Siapa yang menabur dia akan menuai, ungkapan ini berlaku dalam hal ini.

Banyak perilaku negatif seperti:
sikap memandang rendah, sikap kehilangan sopan-santun, adu domba, fitnah,
hingga penganiyaan, bahkan pembunuhan, diawali oleh kebencian.
Harus diketahui bahwa mahkluk hidup yang kini menghuni berbagai tingkatan alam neraka,
tergelincir jatuh ke sana bukan karena orang lain,
akan tetapi karena pikiran kebenciannya sendiri.

Agar kita dapat segera menghapus kebencian dari pikiran kita,
kita dapat merenungkan hal-hal berikut ini :

Terhadap orang lain,
kita jangan menganggap perbuatan yang dilakukannya kepada kita sebagai berdiri sendiri,
kita harus menganggap orang tersebut sebagai media pembayaran karma kita.
Dengan begitu kita tidak akan membencinya dan masih melihat sisi baiknya.
Terdapat banyak hal yang bisa menjadi pemicu timbulnya kebencian
antar saudara, menantu mertua, anak orang tua dan juga orang-orang yang berkepentingan dengan kita.
Menuruti pikiran kebencian kita hanya menuai cacat cela dalam hidup dan karma negatif.
Sebaliknya betapa mulianya kesabaran, ketabahan dan kebijaksanaan.
Kita harus memilih kemuliaan.

Terhadap beraneka watak dan perangai manusia,
ingatlah karma masa lampau mereka.
Kita boleh berbeda pendapat terhadap siapa pun,
tetapi kita jangan bermusuhan dengan siapa pun.
Jika orang membenci kita, balaslah dengan kesabaran dan toleransi.
Kita tidak menggunakan logika balas membalas
atau juga jangan berpikir bahwa menjalani kesabaran sama dengan bentuk ketidakberdayaan.
Karena membalas jauh lebih mudah daripada mengasihi.
Jadilah pemaaf, jangan menyimpan dendam,  jangan berbicara kasar, jangan mendengus.

Ingat pesan Sang Buddha:
"Jangan balas kejahatan dengan kejahatan, tetapi balaslah dengan cinta kasih".


Sumber:
Buku Seeds of Happiness
Kumpulan Nasihat Buddhis untuk Kehidupan Sehari-hari
Oleh : Romo Surya Mahendra
Diterbitkan oleh : Laut Wangi Publishing bekerjasama dengan Bhumisambhara Centre, Jakarta
Hal. 42-44