06 April 2012

Nasihat Tentang Sopan Santun

Apradanena daridyam mithyajivena vancana,
stambhena duskulinatvamalpaujaskatvamirsyaya.

Karena lalai menjalankan amal dana,
seseorang lalu menjadi miskin,
Karena menjalani mata pencaharian yang salah
seseorang lalu diperdayai.
Karena tiada berlaku santun,
orang kemudian lahir dalam status hina,
Karena perasaan iri hati,
lalu orang menjadi tak memiliki pengaruh baik.

Tentang Kesantunan

Jangan tinggalkan kesantunan, meski banyak yang tidak memedulikannya.
Hiasi tubuh, mulut dan batinmu dengan kesantunan.

Berbicaralah dengan santun, bersikaplah yang santun
dan bertingkah lakulah yang santun pula.

Sopan santun adalah atribut bagi mereka yang ingin menghiasi dirinya
dengan kemuliaan kini dan nanti.
Perilaku santun adalah bagian dari menyemai karma kebajikan,
yang kelak akan kembali pada yang bersangkutan,
bagaimana orang berlaku padanya
sebagaimana ia berlaku pada orang lain.

Santunlah kepada orang tua, orang yang lebih tua,
kakak, adik dan siapa saja yang kau temui.
Santunlah kepada suami atau istrimu,
anak-anak ataupun menantumu.

Jangan berpikir bahwa kesantunan sudah tidak zaman,
jangan bepikir tidak sopan identik dengan kemajuan dan keintelektualan.
Lalu menjadi tak mengenal tata krama, ketus, asal bicara,
negatif thinking, bersikap seenaknya, berbicara seenaknya,
bertingkah laku sesukanya.

Orang yang baik seharusnya mempertahankan sopan santun.
Orang bijak seharusnya mempertahankan sopan santun.
Orang tua, anak-anak seharusnya mempertahankan sopan santun.


Sumber:
Buku : Seeds of Happiness
Kumpulan Nasihan Buddhis untuk Kehidupan Sehari-hari
Oleh : Romo Surya Mahendra
Penerbit : Laut Wangi Publishing bekerjasama dengan Bhumisambhara Centre, Jakarta
Hal. 203-204