26 Maret 2012

Sahabat Terbaik

Suatu ketika di India Kuno, hiduplah seorang guru yang telah tua.
Pada zaman itu jumlah sekolah tidak banyak,
dan hanya ada satu guru dan banyak siswa dalam satu sekolah.
Guru ini pun mengajarkan banyak hal.
Guru ini sangat tersohor dan punya banyak murid,
namun ia juga memiliki anak perempuan yang cantik.
Dan semua murid laki-lakinya sangat menyayangi putrinya ini.
Pada zaman itu perkawinan diatur oleh orangtua pihak putri.

Suatu hari, guru itu datang dan mengumumkan,
"Dengar, sudah saatnya putriku menikah,
dan aku tahu kalian semua menyukainya.
Menurut tradisi kami, ia seharusnya menikahi salah satu muridku.
Jadi untuk menemukan siapa dari kalian yang akan menikahinya,
aku akan memberi kalian sebuah ujian.
Ini adalah ujian kebijaksanaan dan kepatuhan,
namun ujian ini juga akan memecahkan satu masalahku,
yaitu membelikan rumah untuk, putriku,
padahal aku sangat miskin, tak punya uang.

Jadi apa yang harus kalian lakukan adalah,
mulai minggu depan kalian masing-masing harus pergi ke desa-desa sekitar sini,
mengendap-endaplah ke dalam rumah-rumah penduduknya
dan curilah apa pun yang kalian bisa.
Tapi pastikan tak ada seorang pun melihat kalian mencuri.

Barangsiapa bisa mencuri barang paling banyak setelah tujuh hari,
karena kepatuhan dan kebijaksanaannya,
ia boleh menikahi putriku.
Dan semua barang yang kalian curi digabungkan dalam satu tumpukan
dan diberikan kepada pasangan mempelai.
Itulah perintahnya, pergilah!"


Para murid begitu terkejut. Guru meminta mereka mencuri!
Namun mereka semua mencintai sang putri guru,
jadi mereka semua berpikir,
"Cinta adalah yang terpenting. Aku akan lakukan apa pun demi cinta!"

Maka mereka mengendap-endap menuju desa pada malam hari,
menunggu para penghuninya terlelap,
lalu mengambil apa pun yang bisa mereka ambil.
Kemudian mereka membawa barang curian mereka kembali ke guru mereka.
Guru akan menanyai mereka apa bentuk rumah yang mereka masuki,
dan mencatat dengan teliti siapa berada dimana dan mengambil apa.

Pada akhir tujuh hari itu, semua murid berkumpul untuk melihat siapa yang menang.
Guru mengumumkan,
"Kalian semua telah melakukannya dengan baik.
Kalian telah mencuri begitu banyak barang,
ada cukup banyak disini untuk pasangan mempelai mana pun
untuk memulai penghidupan dengan baik.
Namu sebelum aku mengumumkan siapa yang mencuri paling banyak,
adakah diantara kalian, yang belum mencuri apa pun?"

Salah satu murid mengangkat tangannya.
Guru menatap dan menghardiknya,
"Mengapa kamu tidak melakukannya, wahai pemuda yang tidak patuh?"

Murid muda ini berdiri dan berkata,
"Tapi saya patuh, Guru. Saya mengikuti semua perintah Guru."

"Kalau begitu, mengapa kamu tidak mencuri?"

"Karena, Guru, saya mengendap-endap memasuki desa pada malam hari,
lalu menunggu penghuninya terlelap,
atau lebih baik lagi, ketika mereka meninggalkan rumah.
Lalu saya masuk ke dalam dan melihat benda berharga mereka,
dan ketika saya hendak mengambilnya,
saya ingat Anda berkata bahwa jangan mengambilnya, jika ada yang memerhatikan.
Dan saya menyadari ada yang memerhatikan!
Saya yang memerhatikan!
Saya melihat diri saya mencuri!
Ada seseorang disana.
Itulah sebabnya saya tidak bisa mengambil apa pun."

Guru itu berkata,
"Akhirnya! Aku mendapatkan seorang murid bijaksana
sedangkan sisanya hanya murid dungu.
Kalian bisa mengembalikan semua barang itu,
sebab aku sudah memberitahu penduduk desa sebelumnya,
dan mereka sudah tahu kalian akan datang.
Mereka tidak akan melukai kalian
ketika kalian mengembalikan semua barang itu.
Aku sudah cukup kaya,
aku hanya ingin tahu siapa siswa paling bijaksana,
yang mengetahui kapan pun mereka berbuat salah
selalu ada orang yang melihatnya,
dan ia tidak akan pernah berani mengkhianati putriku
sebab akan selalu ada orang yang mengawasi."

Apa pun yang Anda lakukan dalam hidup, selalu ada orang yang melihatnya
- Anda sendiri.

Sama pula ketika saya sendirian dalam gubuk saya selama enam bulan,
selalu ada orang yang mengamati saya.
Diri saya sendiri.
Anda tidak pernah sendirian.
Anda selalu bersama orang lain.
Satu-satunya alasan mengapa orang benci sendirian
adalah karena mereka benci bersama diri mereka sendiri.

Jika Anda bersahabat dengan diri Anda sendiri,
seperti yang saya lakukan selama enam bulan retret
dan dikucilkan sendirian,
saya berada bersama orang yang saya hormati dan kasihi,
diri saya sendiri.
Saya bersama sahabat paling baik saya,
itulah mengapa saya tidak pernah kesepian.
Jadi sama pula, bagaimana Anda bisa menjadi sahabat terbaik bagi diri Anda sendiri?


Temukan sesuatu dalam diri Anda yang Anda sukai.
Ada begitu banyak hal dalam diri Anda yang Anda sukai.
Fokuslah pada hal itu.
Janga berfokus pada kesalahan, kekurangan,
dan perbuatan keliru yang telah Anda lakukan.

Jika Anda bersama dengan batin yang suka mencari kesalahan seperti itu,
maka Anda tidak akan tahan dengan diri Anda sendiri.
Anda tahu apa yang terjadi ketika Anda tidak tahan dengan diri Anda sendiri,
itulah yang menyebabkan orang tertekan dan bunuh diri,
dan itu adalah tragedi besar.

Jadi belajarlah bagaimana cara menyukai dan mengasihi diri Anda sendiri
dengan memiliki sikap positif terhadap diri Anda sendiri.

Istirahatlah sedikit supaya Anda bisa menyingkirkan kemuraman,
maka Anda bisa mulai menyukai dan mencintai diri Anda sendiri,
maka saat itu Anda adalah sahabat terbaik Anda.

Saya jamin dengan sikap seperti itu,
ke mana pun Anda pergi, tak peduli apa pun yang terjadi di dunia,
Anda akan selalu bersama sahabat terbaik Anda.
Itulah salah satu hal terindah yang bisa dilakukan.



Sumber:
Buku : Cacing dan Kotoran Kesayangannya 3
Oleh : Ajahn Brahm
Penerbit : Awareness Publication
Hal.104-108