Cari Blog Ini

30 Oktober 2012

Tentang Menghormati Orang Lain Yang Sedang Berbicara


Cerita : Dengarkan Jika Aku Sedang Bicara

Setelah liburan musim panas berakhir,
Xiao Wei sekarang sudah duduk di kelas 2 SD.
Xiao Wei adalah anak lelaki yang pintar, aktif, dan badannya tinggi besar.

Hari pertama sekolah,
setiap kali Xiao Wei melihat teman sekelasnya yang perempuan,
ia selalu menarik-narik kuncir mereka,
atau mendorong kepala anak lelaki lain,
membuat semua orang kesal, dan bahkan sampai menangis.

Saat pelajaran dimulai,
ibu guru menyuruh murid-murid untuk bergantian naik ke panggung
menceritakan pengalaman liburan musim panas mereka.



Xiao Wei terpikirkan saat liburan ia dengan orang tuanya pergi rekreasi ke banyak tempat,
dan ia nanti akan menceritakan semuanya kepada teman-teman sekelasnya.

Saat teman-temannya satu per satu naik ke panggung menceritakan pengalamannya,
Xiao Wei yang belum kebagian giliran merasa sangat tidak tenang.
Ia duduk di kursinya sambil mengetuk-ngetuk meja,
membalik-balikkan tas sekolah,
dan berbicara kepada teman sebelahnya,
pokoknya terus mengeluarkan suara
dan tidak mau mendengarkan cerita teman-teman di panggung.

Ibu guru menyuruhnya menjaga ketenangan,
tetapi tidak sampai beberapa menit, Xiao Wei masih tidak bisa diam,
teman-teman lain merasa Xiao Wei sangat berisik.

Tidak lama kemudian, tibalah giliran Xiao Wei.
Xiao Wei dengan riang berlari ke atas panggung,
dan mulai bercerita tentang liburan musim panasnya.

Tetapi tidak lama kemudian, teman-temannya mulai mengobrol.
Ada yang membalik-balikkan tasnya dan bermain pensil...,
tidak ada yang mendengarkan Xiao Wei.

Xiao Wei yang melihat teman-temannya begitu berisik merasa sangat marah
dan berseru dengan suara kencang,

“Kalian berisik sekali! Tidak mendengarkan aku sedang bicara!”

Teman-teman tidak memedulikan Xiao Wei.
Xiao Wei dengan sangat marah kembali ke tempat duduknya,
menarik kursi dan menaruhnya dengan sepenuh tenaga
sampai mengeluarkan suara yang sangat besar.
Lalu dengan penuh kemarahan, ia menelungkupkan kepalanya di atas meja.
Teman-temannya merasa terkejut melihat sikap Xiao Wei ini,
lalu akhirnya semua diam.

Saat itu, ibu guru berjalan ke samping Xiao Wei dan berkata dengan lembut,

“Ibu tahu kamu sangat tidak suka kalau teman-temanmu berisik,
tetapi pikirlah juga,
bukankah kamu sendiri tadi juga berbuat hal yang sama?”


Xiao Wei yang pandai langsung memahami maksud perkataan ibu guru.
Ia mengangguk-anggukkan kepala mengaku salah,
lalu berdiri dan meminta maaf kepada teman-temannya.

Kemudian, ibu guru berjalan ke depan kelas dan berkata kepada semua murid,

“Kita harus belajar bagaimana menghormati orang lain, 
karena jika mau orang lain menghormati kalian,
kita harus terlebih dahulu menghormati orang lain.”


Sumber:
* Buletin Tzu Chi, Edisi No. 87 | OKTOBER 2012, Bagian Cermin, Hal.10
* Buku Pengajaran Budi Pekerti dengan Kata Perenungan, Penerjemah: Cindy Kusuma