Cari Blog Ini

16 Mei 2011

Kewajiban Seorang Istri


Ketika Visakha ingin menikah, 


Ayah-nya memberikan nasehat sebagai berikut 


( Lihat Dhammapada Atthakatha, 


Buddhist Legends, Jilid II, Halaman 72-73 ) :




1. Jangan membawa keluar api yang berada di dalam rumah

2. Jangan memasukkan api dari luar ke dalam rumah

3. Memberi hanya kepada mereka yang memberi

4. Jangan memberi kepada mereka yang tidak memberi
 
5. Memberi kepada mereka yang memberi dan tidak memberi

6. Duduk dengan bahagia
 
7. Makan dengan bahagia
 
8. Tidur dengan bahagia
 
9. Rawatlah api dalam rumah
 
10. Hormatilah Dewata keluarga



* * * * * * * * * * * 





1. Jangan membawa keluar api yang berada di dalam rumah

    (   Api di sini berarti fitnah.
 
Seorang istri seharusnya tidak menceritakan keburukan suami atau mertuanya kepada orang lain,
 
demikian pula tidak menceritakan kekurangan-kekurangan atau pertengkaran dalam keluarga kepada orang lain  )




2. Jangan memasukkan api dari luar ke dalam rumah


    ( Seorang istri seharusnya tidak mendengarkan hasutan-hasutan atau gosip dari keluarga-keluarga lain dan membawanya ke dalam rumah )





3. Memberi hanya kepada mereka yang memberi

    ( Hanya meminjamkan sesuatu kepada mereka yang mau mengembalikan )




4. Jangan memberi kepada mereka yang tidak memberi 

    ( Jangan meminjamkan sesuatu kepada mereka yang tidak akan mengembalikan barang yang dipinjam )




5. Memberi kepada mereka yang memberi dan tidak memberi

    ( Menolong orang-orang miskin atau kawan-kawan,  tanpa memperdulikan apakah mereka akan mengembalikan atau tidak )




6. Duduk dengan bahagia
  
  ( Duduk pada posisi yang sesuai, apabila mertua datang menghampiri ia harus berdiri untuk menghormat )




7. Makan dengan bahagia

    ( Sebelum makan seorang istri terlebih dahulu mempersiapkan segala hidangan untuk mertua dan suaminya, 

di samping memperhatikan juga kebutuhan makanan dari para pembantu rumah tangga )





8. Tidur dengan bahagia

    ( Sebelum tidur memeriksa dahulu 

apakah pintu-pintu dan jendela-jendela sudah ditutup atau belum,

apakah masih ada api yang menyala di dapur,

apakah ada bahaya yang mungkin mengancam keselamatan keluarga,

apakah para pembantu telah menyelesaikan tugasnya,

apakah mertua dan suaminya sudah tidur atau belum.

Kemudian bangun pagi-pagi sekali 

dan tidak akan tidur siang kecuali sedang sakit)





9. Rawatlah api dalam rumah

    ( Rawatlah mertua dan suami dengan baik,
 
seperti merawat api di dapur 

dan api merawat kita di dapur)




10. Hormatilah dewata keluarga
 
    ( Mertua dan suami dipandang sebagai dewata yang patut untuk dihormati )





Menurut tradisi timur, 

seorang istri wajib memandang suami sebagai "yang dipertuan".


 
Sang Buddha pernah bersabda 

bahwa istri juga adalah sahabat karib dan dewa penolong dari suaminya,
 
oleh karena itu ia pantas untuk diperlakukan dengan baik dan dicintai oleh suaminya.



Sumber:
* http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/tuntunan-perkawinan-dan-hidup-berkeluarga-dalam-agama-buddha/
* Tuntunan Perkawinan dan Hidup Berkeluarga dalam Agama Buddha,
Penyusun: Pandita Sasanadhaja Dokter R. Surya Widya, psikiater,
Pernerbit : Pengurus Pusat MAGABUDHI
Bekerjasama dengan Yayasan Buddha Sasana, Cetakan Pertama, Mei 1996