Cari Blog Ini

Tampilkan postingan dengan label Cerita - Sang Buddha Pelindungku IV. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerita - Sang Buddha Pelindungku IV. Tampilkan semua postingan

31 Desember 2010

Menaklukkan Raja Naga 1) Nandopananda (dengan Kekuatan Kesaktian / Iddhi)

Untuk melihat dalam bentuk versi web, dapat >> klik disini


Sang Buddha lalu menjelaskan kepadanya
bahwa Raja Naga Nandopananda lah yang menyembunyikan gunung tersebut.

Dengan seijin Sang Buddha,
Bhikkhu Moggallana pergi untuk menaklukkan Raja Naga Nandopananda.
Beliau lalu mengubah dirinya seperti Raja Naga juga, lalu mendekati Nandopananda.

* * * 

Bhikkhu Moggallana membawa Raja Naga ke hadapan Sang Buddha, lalu bersujud :

"Yang Mulia, saya ingin berlindung kepada Buddha, Dhamma dan Sangha."

Sang Buddha bersabda : "O, Raja Naga, semoga kamu bahagia."

* * * * * 

Mengalahkan Cinca (dengan Kedamaian / Santi)

Untuk melihat dalam bentuk versi web, dapat >> klik disini


Dewa Sakka lalu berkata sendiri : "Saya akan membuat masalah ini menjadi terang dan jelas."

Para Dewa itu lalu mengubah dirinya menjadi tikus-tikus kecil.
Dengan satu gigitan dari tikus-tikus kecil itu, tali yang mengikat kayu di perut perempuan itu putus.
Pada waktu itu juga angin bertiup dengan kencangnya
sehingga jubah panjang itu terlepas dari tubuh Cinca, dan sepotong kayu segera jatuh dari perutnya.
Kayu itu menimpa kaki dan memutuskan jari-jari kakinya.

* * *

Setelah membuat perutnya gendut seperti wanita hamil dengan mengikatkan sepotong kayu
Cinca memfitnah di tengah-tengah banyak orang
Raja Para Bijaksana menaklukkannya dengan sikap kesatria dan kedamaian
Dengan kekuatan ini semoga engkau mendapat kemenangan sempurna.

* * * * *

Menaklukkan Saccaka, Sang Orator (dengan Kebijaksanaan / Paññã)

Untuk melihat dalam bentuk versi web, dapat >> klik disini


Sang Buddha berkata, ia dapat bertanya apa saja yang ingin ditanyakannya.

Sang Buddha mengajukan sebuah pertanyaan kepada Saccaka, tetapi ia diam tidak menjawab.
Untuk kedua kalinya dan ketiga kalinya Sang Buddha bertanya, Saccaka tetap diam.

Hanya Sang Buddha dan Saccaka yang dapat melihat Dewa Sakka.
Akhirnya Saccaka mengakui bahwa Ajaran Sang Buddha benar, ia mengaku kalah.

* * * 

Saccaka, yang biasanya berkata menyimpang dari Kebenaran
Dengan pikiran buta, mengembangkan teorinya bagaikan bendera
Raja Para Bijaksana menaklukkannya dengan terangnya pelita kebijaksanaan
Dengan kekuatan ini semoga engkau mendapat kemenangan sempurna

* * * * *

Menaklukkan Dewa Brahma 1) Baka (dengan Pengetahuan / Nana)

Untuk melihat dalam bentuk versi web, dapat >> klik disini


Karena tindakan-tindakannya yang penuh dengan cinta kasih kepada mahluk lain inilah,
yang menyebabkan Pertapa itu terlahir kembali di Alam Brahma.

Dewa Brahma Baka mengakui bahwa apa yang Sang Buddha Gotama katakan adalah benar,
dan mengakui pengetahuan Sang Guru Agung yang luar biasa,
sehingga ia menyatakan diri berlindung kepada Sang Tri Ratna,
demikian pula Para Dewa Brahma lainnya.


* * * 

Bagaikan ular yang melilit pada lengan,
Demikian pandangan salah dimiliki oleh Baka, Dewa Brahma yang memiliki sinar dan kekuatan
Raja Para Bijaksana menaklukkannya dengan obat pengetahuan
Dengan kekuatan ini semoga engkau mendapat kemenangan sempurna

* * * * * 

Menaklukkan Angulimala (dengan Kesaktian/Iddhi)

Untuk melihat dalam bentuk versi web, dapat >> klik disini


Brahmana yang merupakan Ayah Ahimsaka,
berkata kepada Istrinya bahwa ia amat khawatir
kalau-kalau perampok yang kejam itu adalah Anak mereka sendiri.
Istri Brahmana itu lalu memutuskan untuk masuk ke hutan seorang diri.

Sang Buddha menjawab : "Saya sudah berhenti ! Hentikan dirimu sendiri !"

Angulimala segera melemparkan untaian jari dan senjatanya,
lalu ber-namaskara di kaki Sang Buddha
dan memohon untuk ditahbiskan menjadi seorang Bhikkhu.

Sang Buddha mengucapkan syair :

"Mereka yang dapat mengatasi perbuatan buruk mereka dengan perbuatan baik, 
menyinari dunia ini, bagaikan bulan yang terbebas dari awan."

( Dhammapada 173 )

* * * * * 

14 November 2010

Menaklukkan Yakkha-1 Alavaka (dengan Kesabaran / Khanti)

Untuk melihat dalam bentuk versi web, dapat >> klik disini


Sang Buddha menjawab:

"Keyakinan adalah milik manusia yang paling berharga.
Dhamma yang dipraktekkan dengan benar akan menghasilkan kebahagiaan.
Kebenaran adalah yang termanis dari semua rasa.
Kehidupan yang dijalani dengan pengertian adalah yang terbaik."

* * * 

Perumah tangga setia yang memiliki keempat kebajikan ini :

kejujuran, moral yang baik, semangat dan kedermawanan,

tidak akan menderita setelah meninggal dunia.
Tanyakanlah kepada Para Pertapa dan Brahmana yang lain,
apakah ada yang lebih hebat dari pada
kejujuran, pengendalian diri, kedermawanan dan kesabaran."

* * * * *

Menaklukkan Mara (dengan Paramita)

Untuk melihat dalam bentuk versi web, dapat >> klik disini



Mara adalah mahluk halus atau penggoda,
yang bermaksud menghalang-halangi Bodhisatva memperoleh Penerangan Sempurna.

Dengan berlindung kepada sepuluh Paramita inilah,
maka semua usaha Mara beserta bala tentaranya
untuk menakut-nakuti Bodhisatva, dengan hujan besar yang disertai angin kencang
dan halilintar yang menggelegar terus-menerus,
juga diikuti dengan pemandangan-pemandangan lain yang amat mengerikan ternyata gagal semua.


Sepuluh Paramita itu adalah :

1. Dana Paramita ( Kesempurnaan Kerelaan Hati )
2. Sila Paramita ( Kesempurnaan Kemoralan )
3. Nekkhama Paramita ( Kesempurnaan Pelepasan Keduniawian )
4. Panna Paramita ( Kesempurnaan Kebijaksanaan )
5. Viriya Paramita ( Kesempurnaan Semangat )
6. Khanti Paramita ( Kesempurnaan Kesabaran )
7. Sacca Paramita ( Kesempurnaan Kebenaran )
8. Adhitthana Paramita ( Kesempurnaan Tekad )
9. Metta Paramita ( Kesempurnaan Cinta Kasih )
10. Upekkha Paramita ( Kesempurnaan Keseimbangan Batin )

Bumi telah menjadi saksi,
bahwa Bodhisatva Siddhartha telah lulus dari semua kesulitan dan layak untuk menjadi seoarang Buddha.

* * * * *

Menaklukkan Gajah Nalagiri ( dengan Cinta Kasih / Metta )

Untuk melihat dalam bentuk versi web, dapat >> klik disini


Sambil berkata demikian Sang Tathagata lalu mengulurkan tangan kananNya
dan mengelus-elus kepala gajah itu dan mengajarkan Dhamma kepadanya dengan bersabda :

"Jangan menyerang Sang Buddha, O, gajah..!
Dengan pikiran akan melukaiNya, akan membuatmu menderita.
Pembunuh seorang Buddha tidak akan memperoleh alam kehidupan yang baik 
setelah kematiannya."

Kamu harus melakukan perbuatan baik sehingga kamu dapat menuju ke Alam Bahagia."

* * *

Kemudian Nalagiri terkenal dengan nama Dhanapalaka ( pemilik kekayaan )
dan ia menjadi amat jinak dan tidak menyakiti siapa pun.

* * * * *