SABUN = DHAMMA
Pada suatu sore di sebuah kota, seorang pengusaha sabun berjalan bersama seorang
bikhu. Mereka berkeliling menikmati pemandangan kota di sore hari.
Ditengah perjalanan sang pengusaha berkata pada bikhu tersebut, “Dhamma yang
bhante berikan sekarang sudah kurang berguna lagi. Hasilnya tidak memuaskan akan tetapi malah bertambah buruk. Buktinya sekarang tingkat kejahatan semakin tinggi, pembunuhan dimana-mana. Begitu banyak orang jahat di dunia ini.”
Menanggapi ucapan si pengusaha, bikhu tersebut hanya diam kemudian tersenyum
kemudian. Keduanya kemudian kembali meneruskan perjalanan. Ditengah perjalanan mereka
bertemu segerombolan anak yang lusuh dan kotor sedang asyik bermain. Akhirnya bikhu tadi mendapatkan sebuah ide untuk menjelaskan dan menjawab pertanyaan sang pengusaha.
Bhante itu berkata, “Sabun terkenal, yang anda produksi tidak ada gunanya. Hasilnya sangat mengecewakan. Coba lihat anak-anak itu, mereka sangat kotor. Padahal sudah ada sabun anda yang begitu terkenal untuk membersihkan kotoran di tubuh mereka.”
Si pengusaha langsung tidak dapat menerima pernyataan tersebut. “Tidak begitu
bhante, sabun saya tentu saja bisa membersihkan badan anak-anak itu dengan mudah. Akan tetapi kan mereka tidak menggunakan sabun saya. Sabun saya kalau tidak dipakai bagaimana bisa membersihkan badan mereka ? Mereka tentu saja akan tetap kotor !”.
Bhante pun menjawab, “Betul sekali, Anda benar. Begitu juga dengan Dhamma yang
telah dibabarkan oleh Buddha Gautama. Dhamma apabila tidak dipelajari, direnungkan, dan dipraktekkan bagaimana dapat bermanfaat bagi kita. Dhamma bukanlah suatu merek sabun yang dapat dibanggakan tetapi harus dipraktikkan isinya. Apabila tidak, manusia akan tetap di lingkaran samsara.”
Sumber : 94 Panorama Kehidupan
Majalah Buddhis - Sakya
Setetes Pencerahan
Edisi 004 – November 2009
Hal. 4