Cari Blog Ini

10 Oktober 2010

Dhamma - Parabhava Sutta

Dewa : 

Mohon kiranya kami diberi petunjuk, 

O Sang Buddha, tentang kejatuhan manusia. 

Sudi-lah kira-nya ceritakan kepada kami sebab-sebab kejatuhan.



Sang Buddha : 

Mudah diketahui orang-orang yang dalam kemajuan. 

Mudah diketahui orang-orang yang dalam kejatuhan. 

Barang siapa mencintai Dhamma akan mendapat kemajuan. 

Barang siapa mengingkari Dhamma akan mendapat kejatuhan.


* * * * * * * * * * *



Demikianlah telah kudengar.
Pada suatu kali Sang Buddha sedang berdiam di Vihara Anathapindaka,
di Hutan Jeta dekat Savatthi.
Ketika menjelang fajar seorang Dewa dengan cahaya-nya yang cemerlang
menerangi seluruh hutan Jeta, datang ke hadapan Sang Buddha,
mendekat dan memberi hormat, berdiri di satu sisi lalu berkata :


Dewa : 
Mohon kiranya kami diberi petunjuk, 
O Sang Buddha, tentang kejatuhan manusia. 
Sudi-lah kira-nya ceritakan kepada kami sebab-sebab kejatuhan.


Sang Buddha : 
Mudah diketahui orang-orang yang dalam kemajuan. 
Mudah diketahui orang-orang yang dalam kejatuhan. 
Barang siapa mencintai Dhamma akan mendapat kemajuan. 
Barang siapa mengingkari Dhamma akan mendapat kejatuhan.



Dewa :
Kini kami telah mengetahui.
Ini-lah sebab pertama kejatuhan.
Sudi-lah kira-nya menceritakan kepada kami sebab ke-dua
(Kata-kata ini diulang setiap akhir syair-syair berikut,
dengan nomor berurutan).


* * * * *

Sang Buddha :

A.
Menyukai orang-orang yang jahat,
tidak menyenangi orang-orang yang bajik,
lebih menyukai cara-cara yang dilakukan orang yang jahat,
inilah sebab kejatuhan.


B.
Sangat menyenangi tidur,
menyukai kumpul-kumpul,
lamban, malas dan mudah marah,
inilah sebab kejatuhan.


C.
Meskipun dalam keadaan sejahtera,
tetapi tidak menyokong Ayah dan Ibu
yang sudah tua dan lemah,
inilah sebab kejatuhan.


D.
Menipu dengan kepalsuan
pada seorang Brahmana atau Pertapa
ataupun rahib lain-nya,
inilah sebab kejatuhan.


E.
Mempunyai kekayaan berlimpah
serta banyak emas dan makanan
tetapi hanya dinikmati oleh diri sendiri,
inilah sebab kejatuhan.


F.
Menyombongkan keturunan
kekayaan atau kesukuan
merendahkan keluarga sendiri
inilah sebab kejatuhan.


G.
Menjadi seorang perisau,
peminum, atau penjudi
memboroskan semua penghasilan,
inilah sebab kejatuhan.


H.
Tidak puas dengan istri sendiri,
bersama perempuan asusila
dan Istri orang lain,
inilah sebab kejatuhan.


I.
Seorang yang telah tua
memperistrikan wanita muda
dan tidak dapat tidur karena cemburu-nya,
inilah sebab kejatuhan.


J.
Memberikan kekuasan kepada seorang wanita
untuk minum-minum dan pemborosan
atau kepada laki-laki dengan kelakuan serupa,
inilah sebab kejatuhan.


K.
Terlahir dalam keluarga ksatria
dengan cita-cita tinggi dan sedikit kemampuan,
merindukan tahta kekuasaan,
inilah sebab kejatuhan.


L.
Mengetahui dengan baik
semua sebab kejatuhan di dunia,
Pertapa suci yang memiliki pandangan terang
menjalani kehidupan yang berbahagia.



Sumber : http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=909