Cari Blog Ini

16 Oktober 2010

Setetes Pencerahan - Non Diskriminasi – Perumpamaan Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Kali ini saya ingin berbagi sedikit pengalaman
tentang ceramah yang disampaikan oleh Bhante Thich Nhat Hanh
atau sering disapa Thay (dalam bahasa Vietnam berarti guru).
Dalam suatu kesempatan menghadiri ceramah beliau,
Thay membahas tentang non-diskriminasi.

Banyak dari kita, termasuk saya pribadi, tanpa disadari,
banyak melakukan diskriminasi, entah itu terhadap suku maupun agama.
Dan tanpa kita sadari juga, sikap non-diskriminasi ini perlahan demi perlahan
akan menumbuhkan energi negatif seperti kebencian,
yang pada akhirnya menyebabkan penderitaan bagi diri kita sendiri.
Dalam skala yang besar dan massal, energi negatif ini mungkin akan
memicu terjadinya bentrokan atau bahkan perang.

Mungkin cerita dari Thay di bawah ini,
dapat menjadi inspirasi dan perenungan bagi kita semua mengenai non-diskriminasi.

Thay menggunakan perumpamaan yang sangat sederhana,
yaitu tangan kiri dan tangan kanan.

Thay mengatakan bahwa tangan kanannya melakukan
banyak hal yang berguna ketimbang tangan kirinya,
salah satunya adalah menulis kaligrafi yang sangat indah.

Kalau saya bandingkan tangan kanan dan tangan kiri saya sendiri,
tangan kanan saya memang melakukan lebih banyak hal yang berguna
ketimbang tangan kiri.

Tangan kanan saya bisa menulis, mengangkat gagang telepon,
berjabat tangan dengan orang lain, memegang raket bulu tangkis,
men-drible­ bola basket, dan masih banyak lagi.
Sedangkan tangan kiri saya mungkin lebih sedikit kegunaannya
dibandingkan tangan kanan.

Thay, melanjutkan, bahwa pada suatu hari,
beliau hendak memasang sebuah lukisan di dinding.
Beliau memegang palu di tangan kanannya, dan sebuah paku di tangan kirinya,
kemudian mulai memaku.

Karena kurang hati-hati, tangan kanannya tidak mengetok tepat pada paku,
malah mengetok tepat pada jempol tangan kirinya.
Karena rasa sakit yang amat sangat pada jempol kiri,
tangan kanannya langsung meletakkan palu di lantai
dan kemudian tangan kanan langsung memeluk dan mengusap si tangan kiri.


Lihatlah, bahwa mereka hidup dalam keharmonisan.
Tangan kanan tidak merasa dia lebih hebat karena lebih berguna,
dan tangan kiri juga tidak merasa rendah diri.
Tangan kanan tidak berkata

“Hey, tangan kiri, kamu bodoh sekali, sudah tidak berguna,
kena getok palu lagi!”.

Tangan kiri juga tidak merasa dendam dan berkata,

“Hey, kamu, tangan kanan, kamu tidak adil,
sini, berikan aku palunya, aku akan membalasmu!”.

Kedua tangan tersebut saling bekerja sama,
dan mereka terhubung/terkoneksi satu dengan lainnya.
Tidak ada yang saling menyalahkan.
Bukankah tanpa adanya “kiri”, tidak mungkin akan ada “kanan”?

Sungguh sebuah perumpamaan yang indah, merefleksikan tentang bagaimana
hendaknya manusia selayaknya memperlakukan satu sama lain.



Sumber :
* Seminar PUBLIC TALK "Peace is Every Step" - Master Thich Nhat Hanh,
Tanggal 9 Oktober 2010, Jakarta
* Ditulis oleh : Anonymous