1. Sucim-deti : dana barang yang bersih (murni)
2. Panitam-deti : dana barang yang terbaik.
3. Kalena-deti : dana yang diberikan tepat pada waktunya.
4. Kappiyam-deti : dana barang yang layak diberikan.
5. Viccheya-deti : berdana secara bijaksana.
6. Abhinam-deti : melaksanakan dana harus tetap (kontinyu).
7. Dadam cittam pasadeti : berdana harus dilaksanakan dengan pikiran tenang dan rela.
8. Datva attamano hoti : setelah berdana batin merasa senang.
yang dapat mempercepat masaknya Buah Kebajikan itu :
* * * * *
1. Sucim-deti :
dana barang yang bersih (murni)
Barang yang diberikan benar-benar diperoleh dengan cara yang benar
sesuai dengan Dhamma. Jadi bukan barang yang diperoleh dengan cara yang salah.
2. Panitam-deti :
dana barang yang terbaik.
Barang yang diberikan adalah merupakan yang terbaik atau terpilih yang dimiliki.
Jadi mungkin saja bagi seorang miskin, sekepal nasi merupakan yang terbaik dari yang dimilikinya.
3. Kalena-deti :
dana yang diberikan tepat pada waktunya.
Seperti menanam bibit, subur tidaknya juga tergantung pada musim yang tepat.
Demikian juga pemberian barang atau dana makanan harus tepat pada waktu
dimana barang itu dibutuhkan. Pemberian makanan kepada bhikkhu atau sramanera
tepat diberikan pada waktu pindapata, atau sebelum lewat tengah hari.
4. Kappiyam-deti :
dana barang yang layak diberikan.
Barang yang diberikan hendaknya dapat bermanfaat bagi yang menerima
dan bukan yang membahayakan. Jadi pemberian yang mencelakakan penerimanya
tidak disebut sebagai dana. Misalnya pemberian candu, alkohol dan sebagainya
yang menyebabkan penerimanya menjadi mabuk.
5. Viccheya-deti :
berdana secara bijaksana.
Dalam memberikan dana hendaknya dipilih orang yang tepat menerima atau penyalurnya.
Seperti menanam bibit kita membutuhkan ladang yang subur.
Pemberian dana kepada orang yang silanya kokoh pasti akan berbuah
lebih baik daripada orang yang silanya kurang kokoh atau tidak memiliki sila (kemoralan).
6. Abhinam-deti :
melaksanakan dana harus tetap (kontinyu).
Orang tidak semua dapat berdana dengan jumlah yang besar sekali saja.
Maka hendaknya tanpa jemu laksanakanlah dana terus menerus
dimana ada kesempatan sesuai dengan kemampuan.
Sang Buddha bersabda :
Kebajikan yang dilakukan terus-menerus laksana menitiknya air,
lama-lama dapat memenuhi sebuah tempayan.
7. Dadam cittam pasadeti :
berdana harus dilaksanakan dengan pikiran tenang dan rela.
Ketenangan dan kerelaan merupakan sifat mulia yang menambah harumnya kebajikan.
8. Datva attamano hoti :
setelah berdana batin merasa senang.
Kesenangan dan kebahagiaan ini dapat kita limpahkan dengan merenungkan
kepada para leluhur kita. Hal ini bisa dicapai bilamana dalam berdana batin tidak melekat.
Kebahagiaan ini masih terasa bila ingatan itu timbul kembali dalam pikiran.
Dengan memiliki 8 sifat mulia ini, orang bijaksana tidak akan ragu bahwa
kebajikan yang dilaksanakan pasti akan cepat berbuah,
menghasilkan keberuntungan dan kebahagiaan di dalam hidupnya.
Jadi benarlah kata-kata : "Memberi dalam dhamma berarti menambah".
Sumber :
Majalah Harmoni Edisi No.16/01/I/HAR/10
Hal. 63-64