Cari Blog Ini

25 Januari 2011

Cermin - Menciptakan Keselamatan dan Kebahagiaan

Kebahagiaan sesungguhnya dalam hidup adalah keselamatan.
Kegembiraan terbesar dalam hidup adalah cinta kasih.
~ Master Cheng Yen

Bila Memiliki Integritas Moral Akan Dihormati Orang

Ketika berada di kota Rajagrha, Buddha memimpin para bhiksu masuk ke dalam kota
untuk menyebarkan Dharma.
Barisan bhiksu berjalan dengan rapi dan khidmat,
menimbulkan perasaan suka cita pada setiap orang yang bertemu.
Warga lalu saling memberitahukan bahwa Buddha telah tiba
untuk membabarkan Dharma.

Semua orang membersihkan jalan dan menyambut rombongan dengan penuh hormat dan tulus.
Di kota, ada seorang brahmana yang timbul rasa angkuhnya.
Dia mempertanyakan bagaimana mungkin Buddha bisa membuat khalayak ramai
menerima Beliau dengan tulus.
Dia bermaksud untuk menganggu pada saat Buddha membabarkan Dharma.
Siapa sangka setibanya brahmana di hadapan Buddha,
keraguan dalam hatinya segera sirna.
Tanpa dapat dikendalikan lagi,
ia langsung bersujud penuh hormat dan memuji keagungan Buddha.


Pada ceramah pagi, Master Cheng Yen menjelaskan tentang
keagungan integritas moral Buddha dengan kisah tadi,
tiga puluh dua pertanda keagungan pada diri Buddha telah terpenuhi
sehingga dapat menyebarkan kekuatan yang terang dan damai
untuk menaklukkan batin semua makhluk yang keras.

"Bila ingin menebarkan benih dalam lahan batin makhluk lain,
harus membuat benih dalam batin sendiri bertunas terlebih dahulu,"

Master Cheng Yen menghimbau agar semua orang
dapat memupuk moral dan kelakuan yang bersih
Dalam memperlakukan orang, menangani masalah, bertutur kata atau berkelakuan,
dapat menunjukkan adanya integritas moral,
barulah bisa mengerjakan misi duniawi, dengan kesadaran non-duniawi,
mendapatkan keyakinan, kepercayaan, dan penghormatan orang lain.

Lebih Bersungguh Hati dan Senantiasa Mawas Diri

Ada seorang anak Myanmar, sampai usia 4 tahun masih belum bisa berjalan.
Namun, ketika topan Targin melanda Myanmar,
anak ini jatuh pingsan karena terkejut.
Saat sadar kembali, ternyata ia dapat berlari.
Saat berbincang dengan Wakil Direktur RS Tzu Chi Taichung, Chen Ziyong,
Master Cheng Yen berkata sambil tertawa
bahwa manusia memiliki kemampuan terpendam yang tidak terhingga.
Ketika menghadapi bahaya,
akan timbul kekuatan yang tidak terbayangkan.


Master Cheng Yen mengambil contoh lain yang pernah didengarnya sendiri
tentang sebuah kisah yang terjadi di Fenglin, Hualien.
Ada seorang bapak yang membuka toko kelontong sederhana di rumahnya,
suatu hari sebuah topan datang melanda,
angin kencang mendorong pintu dan jendela rumah hingga terbuka.
Dalam kondisi terdesak ternyata bapak bertubuh kurus dan lemah ini
dapat menggulingkan sebuah kendi besar dari bahan beton untuk mengganjal daun pintu.
Setelah topan berlalu, ternyata tenaga delapan orang tidak sanggup menggeser
kendi besar itu sedikit pun.

"Dia bertanya pada saya bukankah ini merupakan kesaktian?
Jawaban saya memang benar,
sebab setiap orang memiliki kemampuan terpendam tidak terhingga.
Biasanya kita terikat dan dibatasi pada anggapan,
"Saya memiliki tenaga terbatas",
namun dalam kondisi terdesak akan 'lupa diri'.
Kekuatan terpendam akan memainkan peranannya,"
jelas Master Cheng Yen.

Wakil Direktur Chen Ziyong mengatakan sangat terkesan
dengan kata perenungan Master Cheng Yen,

"Lakukanlah sesuatu dengan kesungguhan hati, tidak perlu cemas dan risau."

Master Cheng Yen mengajarkan lebih bersungguh hati
artinya lebih bermawas diri, senantiasa berusaha untuk
mengendalikan tabiat buruk, tidak membiarkan neraka batiniah muncul di hadapan kita.

"Di dunia ini memang ada neraka, namun sesungguhnya ada di dalam batin kita.
Batin yang dipenuhi keserakahan, kebencian, kebodohan, keangkuhan, dan kecurigaan
itu paling gelap, juga paling menyiksa diri.
Ketika timbul keinginan untuk memperhitungkan untung rugi atau mengumbar emosi,
sama seperti iblis muncul di hadapan kita.
Bukan saja menimbulkan gangguan pada orang lain, namun diri sendiri juga menderita."

Master Cheng Yen mengutarakan kenangan masa lalu ketika memberikan ceramah
Ksitigarbha Sutra di Vihara Cishan, Hualien.
Ada seorang ibu sering datang mendengarkan ceramah.
Suatu ketika ibu ini menyampaikan dengan gembira
bahwa dirinya telah membuktikan kebenaran "neraka berada di dalam batin".

Ternyata tabiat suami dari ibu ini kurang baik, bahkan sering berbuat kasar kepadanya.
Suatu hari suaminya pulang, merasa kurang enak badan lalu marah-marah.
Ibu ini bertekad untuk tidak mau bertengkar lagi.
Dia diam saja sambil memasak makanan untuk dihidangkan kepada sang suami.
Suaminya tidak menghargai kebaikan dengan mencari-cari kesalahan.
Ibu ini tetap menghadapi sang suami dengan kata-kata lemah lembut.
Melihat istri tidak seperti biasanya,
suaminya malah bertanya padanya apakah dia tidak "salah makan obat?".

Ibu ini memberitahukan suaminya tentang prinsip yang didengarnya di Vihara Cishan.
Suaminya sepertinya sedikit sadar, lalu mulai memperlakukan istri dengan lebih baik.
Keadaan rumah tangga mereka kemudian menjadi semakin harmonis dan bahagia.

"Tabiat buruk bukannya tidak bisa diubah, hanya perlu lebih bersungguh hati."

Master Cheng Yen mengatakan saat suaminya marah dan mencari-cari kesalahan,
ibu ini mengingatkan diri sendiri agar tetap mengendalikan emosi,
mencegah munculnya neraka batin di hadapan kita,
maka barulah dapat membuat suami mau mendengarkan perkataannya.

"Maka cara mengubah orang lain adalah dengan lebih bersungguh hati."

Sumber:
Majalah  Tzu Chi Monthly
Edisi September 2008