Cari Blog Ini

21 Januari 2011

Renungan - Seekor Keledai Cerdik

Kehidupan akan menyekop tanah ke atas Anda, segala macam tanah.
Pada suatu hari keledai seorang petani jatuh kedalam sumur.
Hewan ini menangis dengan menyayat hati selama berjam-jam
sementara sang petani berusaha menemukan apa yang harus dilakukannya.

Pada akhirnya sang petani memutuskan bahwa hewan itu sudah tua,
dan lagi pula sumurnya perlu ditutup;
intinya menyelamatkan sang keledai tidak ada gunanya.

Sang petani mengundang seluruh tetangganya untuk datang menolongnya.
Mereka semua mengambil sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur tersebut.

Awalnya sang keledai menyadari apa yang terjadi dan menangis secara menyedihkan.
Setelah beberapa sekop tanah berikutnya,
sang petani pada akhirnya memandang ke dalam sumur tersebut.
Ia terkejut melihat apa yang dilihatnya.

Setiap kali satu sekop tanah menimpa punggungnya,
sang keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan.
Ia mengibaskannya dari punggungnya lalu menginjaknya.
Sementara tetangga-tetangga sang petani terus menyekop tanah ke atas punggungnya,
sang keledai terus mengibaskannya lalu menginjaknya.
Maka segeralah semua orang takjub ketika sang keledai melangkahi dinding sumurnya
lalu pergi dengan gembira!

Kehidupan akan menyekop tanah ke atas Anda, segala macam tanah.
Siasat untuk keluar dari sumur adalah mengibaskan tanahnya lalu menginjaknya.
Setiap masalah kita hanyalah suatu batu loncatan.
Kita bisa keluar dari sumur yang paling dalam dengan tidak berhenti,
dengan tidak menyerah.
Kibaskan saja tanahnya lalu diinjak.

Ingatlah lima aturan sederhana agar bahagia:
1. Bebaskan hati dari kebencian - Maafkan.
2. Bebaskan pikiran dari kekhawatiran
- Sebagian besar yang Anda khawatirkan benar-benar tidak pernah terjadi.
3. Hendaknya Anda hidup sederhana dan menghargai apa yang Anda miliki.
4. Berikan lebih banyak kepada sesama.
5. Harapkan lebih sedikit.

Kemudian sang keledai kembali dan mengigit sang petani yang sempat mencoba menguburkannya.
Luka dari gigitan sang keledai terinfeksi, dan
pada akhirnya sang petani meninggal kesakitan karena infeksi kuman.

Pesan moral cerita:
Ketika melakukan kesalahan dan berusaha menutupinya, hal itu selalu kembali mengigit Anda.


Sumber :
Buku Moralitas
Filsafat Timur
Penerbit Classic Press
Hal. 177-180