Cari Blog Ini

20 Juli 2011

Sutra Ullambana

Ia berkeinginan membebaskan Orangtua-nya yang telah meninggal dunia 

dari kesengsaraan sebagai balas-budi atas Jasa-jasa Orangtua-nya.


Barang siapa yang mengadakan persembahan Sangha ini, 

maka Orangtua-nya yang masih hidup atau Leluhur-nya 

yang telah meninggal dari 7 generasi di masa silam, 

dan juga 6 jenis kerabat dekat-nya akan terlepas dari 3 Alam Samsara.



* * * * * 

Sabda Hyang Buddha Tentang Sutra Ullambana




Demikian yang telah kudengar.

Pada suatu ketika, Hyang Buddha tinggal di Sharavasti, di hutan Jeta di Taman Anathapindika.

Pada saat itu, Maha Maudgalyayana baru memiliki 6 macam kekuatan batin (Sad Abhijna).

Ia berkeinginan membebaskan Orangtua-nya yang telah meninggal dunia 

dari kesengsaraan sebagai balas-budi atas jasa-jasa Orangtua-nya.


* * * * * * * * * * *


Oleh karena itu, dengan menggunakan mata-batin-nya,
ia mengamati seluruh alam semesta
dan melihat Ibu-nya terlahir diantara setan-setan kelaparan.
Karena Ibu-nya terlalu lama tidak mendapatkan makanan dan minuman,
maka hanya kulit yang membalut tulang di tubuh-nya.

Melihat hal itu, timbul rasa kasihan dalam diri Maha Maudgalyayana.
Beliau mengisi patra-nya dengan makanan dan memberikan-nya kepada sang Ibu.
Sang Ibu menerima-nya.
Ia menutupi nasi tersebut dengan telapak tangan kiri
dan dengan tangan kanan mengambil se-genggam makanan.

Tetapi sebelum makanan masuk ke dalam mulut-nya,
makanan tersebut berubah menjadi arang yang membara
dan ia pun tidak dapat memakan-nya.

Maha Maudgalyayana berteriak sekeras-keras-nya
dan dengan sedih meneteskan air mata.
Ia bergegas kembali ke tempat Hyang Buddha berada
untuk mencari jalan keluar dari permasalahan ini.


Hyang Buddha berkata,

"Karma buruk yang dimiliki oleh Ibu-mu sangat-lah berat dan telah berakar dalam.
Dengan kekuatan kamu sendiri tidak akan mampu mengakhiri semua ini.

Walaupun rasa bakti-mu mampu menggetarkan langit dan bumi,
namun Dewa Bumi, Dewa Langit, penganut ajaran lain,
para Brahmana bahkan Raja Adikuasa dari Surga Catur Maharajika
dan sebagai-nya tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk membantu.

Kekuatan spiritual perkumpulan Sangha dari sepuluh penjuru yang mengagumkan
sangat dibutuhkan untuk mewujudkan kebebasan dari penderitaan ini. 

Sekarang akan Aku uraikan cara yang membawa keselamatan
bagi semua dari penderitaan serta dapat memberantas semua rintangan karma."



Hyang Buddha bersabda kepada Maudgalyayana,

"Bulan ke-7 hari ke-15 penanggalan Lunar adalah Hari Pravarana Sangha
bagi perkumpulan Sangha di seluruh penjuru.
Untuk kepentingan 7 generasi orang tua di kehidupan yang lampau,
dan juga Ayah dan Ibu di kehidupan sekarang
yang hidup dalam keadaan yang menyedihkan
maka engkau harus menyediakan dan mempersembahkan nasi
dan bermacam-macam sayur-mayur, dupa, minyak, pelita, 
perlengkapan istirahat, dan semua barang terbaik
untuk dipersembahkan kepada perkumpulan Sangha dari 10 penjuru.


Pada hari itu, seluruh anggota Sangha
baik yang sedang ber-meditasi di gunung-gunung;
yang telah mencapai tingkat kesucian yang ke-4;
yang sedang berjalan di bawah pohon-pohon;
atau yang telah memperoleh Sad Abhijna
dan sedang menjalankan kewajiban mengajarkan Dharma luhur
kepada para Sravaka atau para Pratyeka Buddha di berbagai daerah;
Bodhisattva-Mahasattva yang berstatus Dasa-Bhumiya (Sepuluh Tingkat Bhumi)
dapat menjelmakan diri-nya sebagai bhiksu, bhiksuni,
dan berbaur di dalam Perkumpulan Sangha.


Rombongan Arya tersebut datang ke tempat suci itu,
bukan hanya berniat mengambil sedekah makanan atau sajian belaka,
tetapi mereka akan mempergunakan kewibawaan, kemampuan,
dan kebajikan yang telah diperoleh dari perilaku Sila suci mereka.

Jasa-jasa agung itu mereka limpahkan
kepada para leluhur atau ke-dua Orangtua para dermawan
baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal.


Barang siapa yang mengadakan persembahan Sangha ini,
maka Orangtua-nya yang masih hidup atau leluhur-nya
yang telah meninggal dari 7 generasi di masa silam,
dan juga 6 jenis kerabat dekat-nya akan terlepas dari 3 Alam Samsara.


Pada saat mereka dibebaskan,
secara spontanitas mereka akan mendapatkan pakaian dan makanan.
Jika Orangtua-nya masih hidup,
mereka akan mendapatkan umur panjang dan tubuh yang sehat.
Para leluhur dari 7 generasi di masa silam
akan terlahir kembali di alam bahagia secara spontanitas,
mereka akan bisa dengan bebas memasuki sinar mandarawa Surga
dan hidup dengan penuh kebahagiaan."



Pada hari Pravarana Sangha dan upacara Ullambana yang diadakan oleh Maha Maudgalyayana,
Hyang Buddha mengumumkan dan meminta para bhiksu, bhiksuni, dan para Sravaka Sangha
yang berada di berbagai daerah agar semua berkumpul,
guna mengadakan ritual pembacaan mantra serta pelimpahan jasa
kepada Orangtua para dermawan,
baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal beserta 7 generasi leluhur di masa silam.


Seusai meditasi baru-lah mereka menerima dana dan makanan beserta sajian lain
yang sebelum-nya diletakkan di altar Buddha atau dikelilingkan pada Stupa Buddha.
Setelah perkumpulan Sangha selesai membaca doa, mereka baru menerima dana tersebut.


Pada saat upacara Ullambana itu selesai,
Maha Maudgalyayana beserta para bhiksu, bhiksuni, para Bodhisattva-Mahasattva semua
merasa amat senang dan gembira.

Mulai saat itu perasaan dukacita Maha Maudgalyayana lenyap.
Pasa saat itu juga, 
Ibu Maudgalyayana terbebas dari satu kalpa penderitaan di Alam Setan-Kelaparan.


Maudgalyayana bertanya kepada Hyang Buddha dengan berkata,

"Sekarang Ibu saya bersyukur
karena diberkati oleh kekuatan jasa kebajikan dari Triratna
beserta kebajikan dan kekuatan spiritual yang mengagumkan dari Perkumpulan Sangha.

Apabila di kemudian hari, putra-putri yang berbudi,
siswa Buddha melakukan ritual Ullambana dan memberi persembahan kepada Sangha,
akan-kah mereka dapat menyelamatkan leluhur mereka
seperti 7 generasi leluhur yang telah meninggal pada masa silam ?"


Hyang Buddha menjawab,

"Sadhu ! Sadhu ! Sadhu !,
Saya sangat senang mendengar pertanyaan-mu.
Sesungguh-nya hal-hal yang demikian penting itu
telah siap Ku-uraikan kepada para umat sekalian, .
akan tetapi perhatian-mu telah mendahului-Ku.


* * * * *


Wahai Orang-orang yang Berbudi, 

apabila terdapat Bhiksu, Bhiksuni, Para Raja, Pangeran, Pejabat-pejabat Kerajaan, 

serta Para Rakyat jelata ber-hasrat ingin berbakti, 

membalas budi kepada Orangtua 

yang telah melahirkan mereka ataupun 7 generasi Orangtua di masa silam,  

bersimpati kepada para makhluk sengsara, 


Mereka boleh menyediakan berbagai macam makanan serta sajian lain 

pada Hari Pravarana Sangha itu yang jatuh setiap tanggal 15 bulan 7 Lunar, 

mengadakan upacara Ullambana, 

memberi persembahan kepada Perkumpulan Sangha yang datang dari 10 penjuru, 


sehingga Ayah-Ibunda mereka yang masih hidup mendapat umur panjang 

dan senantiasa menikmati hidup yang sejahtera. 


Sedangkan Orangtua mereka yang telah meninggal 

beserta 7 generasi Ayah-Ibunda dari masa yang lampau itu 

dapat keluar dari Alam Setan-Kelaparan atau Alam Samsara lain, 

dan mereka dapat dilahirkan di Alam Manusia atau di Alam Bahagia, 

hidup dengan penuh kebahagiaan."



* * * * *


Hyang Buddha kembali bersabda,

"Barang siapa yang ingin berbakti kepada leluhur-nya
serta kedua Orangtua yang masih hidup
atau pun yang sudah meninggal dunia,
mereka seyogya-nya senantiasa mengingat ke-dua Orangtua yang masih hidup
atau yang sudah meninggal itu.

Setiap tahun pada tanggal 15 bulan 7 penanggalan Lunar 
mengadakan upacara Ullambana,
memberi persembahan kepada Buddha dan Sangha,
melimpahkan jasa kepada Orangtua mereka di kehidupan sekarang
dan 7 generasi Orangtua di masa silam,
guna membalas budi mereka,
yang telah berjasa pernah melahirkan dan membesarkan anak-anak-nya.

Demikianlah, semoga semua murid-murid Hyang Buddha
dapat menghayati Dharma yang sangat berarti ini."


Pada saat itu, Bhiksu Maudgalyayana beserta ke-empat kelompok murid-murid Buddha
merasa bergembira setelah mendengarkan khotbah Hyang Buddha.
Mereka bertekad untuk mempraktikkan-nya.



Sumber:
http://www.tripitaka.info/index.php?option=com_content&view=article&id=5:sutra-ullambana&catid=5:sutra-mahayana&Itemid=12