Ia yang dapat mengekang amarahnya yang memuncak,
Maka, ia bagaikan seorang kusir yang pandai,
Mengendalikan kereta kuda yang lepas kendali.
Orang seperti ini, Aku sebut sebagai Sais Sejati,
Lainnya hanya sekedar pemegang tali kekan saja.
(Dhammapada XVII, 222)