Ada sebuah cerita dalam Chuang Tzu
(buku tentang perumpamaan dan cerita kiasan
yang menjadi ciri dari nama seorang filsuf Tao Tiongkok).
Seekor ikan besar yang panjangnya beberapa mil hidup di laut utara selama ribuan tahun.
Suatu hari, tiba-tiba datang kisaran angin yang mengangkat ikan itu
dan mengubahnya menjadi seekor roc,
yaitu burung yang berukuran besar dan kuat.
Ketika ia mengepakkan sayap dan mengarungi angin,
ia dapat terbang tinggi ke atas langit.
Roc terbang dari laut utara menuju laut selatan,
sebuah perjalanan yang memakan waktu setengah tahun.
Ia terbang tanpa henti.
Ketika ia melihat ke bawah,
ia melihat awan putih seperti kuda-kuda yang melintasi langit.
Ketika ia melihat ke atas,
yang terlihat adalah warna kelabu, langit yang tak terbatas
dan tidak ada lagi yang lain.
Setelah enam bulan terbang tiada henti,
akhirnya roc tiba di laut selatan.
Di darat, ada seekor burung pipit.
Ketika ia melihat burng besar di langit, ia berpikir,
"Mengapa ia harus terbang begitu tinggi ?
Meskipun dengan ukuran besar,
ia harus terbang sekuat tenaga untuk menempuh perjalanannya.
Saya kecil dan ringan dan dapat terbang tanpa perlu banyak usaha.
Dahan-dahan kecil manapun dapat menjadi tempat peristirahatan saya.
Jika saya ingin terbang lebih tinggi tetapi tidak dapat melakukannya,
saya dapat dengan mudah mendarat ke tanah.
Hidup saya bebas dan mudah.
Tidak ada yang istimewa tentang roc."
Ini hanya sebuah perumpamaan.
Apakah burung besar itu benar-benar ada atau tidak, itu tidak penting.
Apa yang harus kita selidiki adalah
tindakan burung pipit yang membandingkan dirinya dengan roc.
Apakah sesungguhnya burung pipit itu bebas ?
Kenyataannya, burung pipit terlalu kecil dan lemah
untuk terbang setinggi burung besar.
Ia menghibur dirinya sendiri dengan merendahkan roc.
Ini adalah kondisi mental yang tidak baik,
walaupun tidak berkemampuan, masih tetap sombong.
Sesungguhnya, dengan ukuran tubuh yang besar dan sayap yang membentang lebar,
kemana roc dapat terbang selain di langit yang tinggi ?
Kemampuan untuk terbang tinggi
adalah sifat alami untuk seekor roc yang kuat,
bukan untuk memamerkan diri.
Meskipun burung pipit itu kecil,
mungkin ada sesuatu yang menguntungkan juga.
Oleh karena itu, si burung pipit tidak perlu membandingkan dirinya
dengan burung hebat itu dan tentunya roc juga tidak perlu merasa iri
akan kelincahan burung pipit.
Dalam kehidupan sehari-hari,
kita harus melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan kita,
yang telah lalu biarkan berlalu,
serta jauhkan diri dari kemelekatan terhadap peristiwa-peristiwa masa lalu.
Saya sering mengingatkan orang-orang di sekitar saya
untuk melepaskan pikiran akan berbagai masalah.
Saat pikiran kita menetap di masa lalu,
kita menjadi cemas dan gelisah.
Jika kita mengabaikan masa kini dan hanya melihat masa depan,
maka kita sedang berkhayal.
Oleh sebab itu, kita harus menggunakan waktu di masa kini sebaik-baiknya
dan melakukan hal-hal yang dapat dilakukan semampu kita.
Meskipun kita berjalan dengan kaki di tanah,
kaki kita tidak pernah menempel ke tanah.
Kita melangkah dengan menekan satu kaki melawan tanah,
dan kaki yang lain diangkat siap untuk melangkah ke depan.
Jadi, kita senantiasa bergerak maju
dan tidak pernah melangkah ke tempat yang sama untuk kedua kalinya.
Marilah jangan mempersulit kehidupan kita yang sesungguhnya sederhana dengan
melekat pada masa lalu dan berpikirlah semua itu telah berlalu.
Jika kita dapat kembali pada sifat alami kita yang sesungguhnya,
maka memelihara pikiran yang sederhana
agar tidak dipengaruhi oleh hal-hal di sekitar kita tidaklah sulit.
Jangan membuat rumit hal-hal yang sederhana,
melainkan berusahalah untuk menyederhanakan hal-hal yang rumit.
Dengan demikian, hidup kita akan mudah dan penuh kedamaian.
Kenyataannya, apakah kita sudah hidup tenang
tanpa memperdulikan urusan-urusan luar ?
Buddha berkata, "Sulit untuk menjaga pikiran tak tergoyahkan."
Ketika pagi hari saya memasuki griya,
tidak ada orang yang dapat saling melihat satu dengan lainnya
karena lampu tidak begitu terang
dan ketika siang menjelang, setiap orang terlihat.
Tapi, siapa yang masih dapat mengingat kembali
kapan saat ia melihat dengan jelas wajah yang lain ?
Apakah benar bahwa kita bisa hidup tenang
tanpa menyadari apa yang terjadi di setiap saat ?
Hanya ketika kita menjaga pikiran sederhana,
kita dapat benar-benar bebas dan tenang.
Sumber:
Buku : 20 Kesulitan dalam Kehidupan
~ Bagian : Sulit Untuk Menjaga Pikiran Tak Tergoyahkan
Ceramah oleh Dharma Master Cheng Yen
Penerbit : PT. Jing Si Mustika Abadi Indonesia
Hal. 118-122