A. Apakah kemantapan dalam Keyakinan itu ?
B. Apakah kemantapan dalam Moralitas itu ?
C. Apakah kemantapan dalam Kedermawanan itu ?
D. Apakah kemantapan dalam Kebijaksanaan itu ?
* * *
"Dengan kekayaan yang telah diperoleh lewat usaha yang penuh semangat,
dikumpulkan dengan kekuatan tangan-nya,
didapatkan dengan keringat di dahi-nya,
kekayaan benar yang telah diperoleh secara benar,
Siswa yang Luhur mengambil empat tindakan yang pantas.
Apakah yang empat itu ?
* * * * *
Kemudian Perumah Tangga Anathapindika mendekati Sang Buddha
dan Sang Buddha berkata kepada-nya:
"Perumah Tangga, ada empat hal yang diinginkan, dicintai dan disukai
tetapi jarang diperoleh di Dunia ini. Apakah yang empat itu?
"Orang berpikir:
'Semoga kekayaan datang kepada-ku dengan cara yang benar !'
Inilah hal pertama di dunia yang diinginkan, tetapi jarang diperoleh.
"Setelah memperoleh kekayaan dengan cara yang benar, dia berpikir:
'Semoga kemashyuran menyebar tentang Diri-ku dan Sanak-Saudara serta Guru-ku !'
Inilah hal kedua, jarang diperoleh.
"Setelah memperoleh kekayaan dan kemashyuran, dia berpikir:
'Semoga aku hidup lama dan mencapai usia yang panjang !'
Inilah hal ketiga, jarang diperoleh.
"Setelah memperoleh kekayaan, kemashyuran dan umur panjang, dia berpikir:
'Ketika tubuh-ku hancur, setelah kematian,
semoga aku terlahir kembali di tempat yang baik, di Alam Surgawi !'
Inilah hal keempat, jarang diperoleh.
"Inilah empat hal yang diinginkan, dicintai dan disukai tetapi jarang diperoleh di Dunia ini.
* * *
"Perumah Tangga, ada empat hal lain yang membawa pada perolehan empat hal ini.
Apakah yang empat itu ?
1. Kemantapan dalam Keyakinan,
2. kemantapan dalam Moralitas,
3. kemantapan dalam Kedermawanan
4. dan kemantapan dalam Kebijaksanaan.
1.
"Perumah Tangga, apakah kemantapan dalam Keyakinan itu ?
Di sini Seorang Siswa yang Luhur memiliki Keyakinan;
dia menempatkan Keyakinan-nya pada pencerahan Sang Tathagata demikian:
'Sang Buddha adalah Arahat ... Guru Para Dewa dan Manusia,
Yang Tercerahkan, Yang Terberkahi.'
ini disebut kemantapan dalam Keyakinan.
* * *
2. "Dan apakah kemantapan dalam Moralitas itu ?
Di sini, Seorang Luhur menjauhkan Diri dari
membunuh Makhluk Lain, dari mencuri, dari perilaku seksual yang salah,
dari berbicara salah dan dari minuman anggur, minuman keras
serta zat yang meracuni yang merupakan landasan kelalaian.
Ini disebut kemantapan dalam moralitas.
* * *
3.
"Dan apakah kemantapan dalam Kedermawanan itu ?
Di sini Seorang Siswa yang Luhur berdiam di Rumah
dengan pikiran yang bebas dari noda kekikiran, dermawan secara bebas, tangan-nya terbuka,
bergembira dalam melepas, dia tekun mempraktekkan Kedermawanan,
bergembira dalam memberi dan berbagi.
Ini disebut kemantapan dalam kedermawanan.
* * *
4.
"Dan apakah kemantapan dalam Kebijaksanaan itu ?
Orang yang berdiam dengan hati yang dipenuhi ketamakan dan keserakahan yang tidak benar,
dengan niat jahat, dengan kemalasan dan kelambanan,
dengan kegelisahan dan kecemasan,
dan dengan keraguan melakukan apa yang seharusnya dia hindari dan mengabaikan tugasnya;
sebagai akibatnya kemashyuran dan kebahagiaan-nya menurun.
Ketika Seorang Siswa yang Luhur memahami
bahwa sifat-sifat ini merupakan kekotoran pikiran, dia meninggalkan-nya.
Setelah dia meninggalkan-nya, dia disebut Siswa Luhur dengan Kebijaksanaan yang besar,
Kebijaksanaan yang luas, Orang yang melihat rangkaian pandangan,
Orang yang mantap dalam Kebijaksanaan.
Ini disebut kemantapan dalam kebijaksaan.
"Perumah Tangga, inilah empat hal yang menuju pada pencapaian empat hal lain
yang diinginkan, dicintai dan disukai tetapi jarang diperoleh di dunia ini.
* * *
"Dengan kekayaan yang telah diperoleh lewat usaha yang penuh semangat,
dikumpulkan dengan kekuatan tangan-nya,
didapatkan dengan keringat di dahi-nya,
kekayaan benar yang telah diperoleh secara benar,
Siswa yang Luhur mengambil empat tindakan yang pantas.
Apakah yang empat itu ?
"Dengan kekayaan yang diperoleh demikian itu,
* Dia membuat Diri-nya Sendiri bahagia dan senang,
dan secara benar Dia mempertahankan Kebahagiaan-nya Sendiri;
* Dia membuat Orangtua-nya bahagia dan senang
dan secara benar Dia mempertahankan Kebahagiaan Mereka;
* Dia membuat Istri dan Anak-Anak-nya,
Budak-nya, Pekerja dan Pembantu-nya bahagia dan senang,
dan secara benar Dia mempertahankan Kebahagiaan Mereka;
* Dia membuat Teman dan Kolega-nya bahagia dan senang,
dan secara benar Dia mempertahankan Kebahagiaan Mereka.
Inilah kasus pertama tentang kekayaan yang digunakan untuk hal-hal baik,
yang diterapkan dengan penuh manfaat dan dipakai untuk tujuan yang Luhur.
* * *
"Selanjutnya, Perumah Tangga, dengan kekayaan yang diperoleh demikian itu
Siswa yang Luhur berjaga-jaga terhadap kerugian yang mungkin muncul
karena api dan banjir, raja dan bandit dan ahli-waris yang tidak diinginkan.
Dia membuat Diri-nya aman terhadap Mereka.
Inilah kasus kedua tentang kekayaan yang digunakan untuk hal-hal yang baik.
* * *
"Selanjutnya, Perumah Tangga, dengan kekayaan yang diperoleh demikian itu
Siswa yang Luhur melakukan lima jenis persembahan :
kepada Para Sanak Keluarga, Tamu, Leluhur, Raja dan Para Dewa.
Inilah kasus ketiga tentang kekayaan yang digunakan untuk hal-hal yang baik.
* * *
"Selanjutnya, Perumah Tangga, dengan kekayaan yang diperoleh demikian itu
Siswa yang Luhur melakukan persembahan yang lebih tinggi
kepada Para Petapa dan Brahmana
yang menjauhkan diri dari kecongkakan dan kelalaian,
yang mantap dalam kesabaran dan kelembutan,
yang membaktikan Diri untuk menjinakkan Diri Sendiri,
menenangkan Diri sendiri, dan mencapai Nibbana
- suatu persembahan yang bersifat surgawi,
yang menghasilkan kebahagiaan dan menopang untuk ke Surga.
Inilah kasus keempat tentang kekayaan yang digunakan untuk hal-hal yang baik,
yang diterapkan dengan penuh manfaat dan dipakai untuk tujuan yang luhur.
* * *
"Perumah tangga, inilah empat tindakan berharga yang dijalankan
oleh Siswa yang Luhur dengan kekayaan yang
telah diperoleh lewat usaha yang penuh semangat,
dikumpulkan dengan kekuatan tangan-nya,
didapatkan dengan keringat di dahi-nya,
kekayaan benar yang telah diperoleh secara benar.
* * *
"Siapa pun yang kekayaan-nya dipakai untuk hal-hal selain empat tindakan berharga ini,
kekayaan itu dikatakan tersia-sia, dihambur-hamburkan dan digunakan secara sembarangan.
Tetapi siapa pun yang kekayaan-nya dipakai untuk empat tindakan berharga ini,
kekayaan itu dikatakan telah digunakan untuk hal-hal yang baik,
diterapkan dengan penuh manfaat dan dipakai untuk tujuan yang luhur."
67. Menggunakan Kekayaan Secara Benar
(IV, 61)
Petikan Angguttara Nikaya
Sumber : http://www.dhammacitta.org/