Cari Blog Ini

01 Juni 2012

Sila Musavada - Tentang Ucapan

Tiap Puja Bakti kita menjalankan ritual menguncarkan Pancasila
sebagi janji melatih diri menghindari perbuatan buruk,
yang antara lain Musāvādā ( berbohong atau cerita yang tidak benar ).

Pengendalian diri sangatlah penting.

1. Pisunavācā,
fitnah, umpat, ucapan dengki yang bertujuan memperburuk orang lain atau memecah belah persahabatan.

2. Pharusavācā,
omong kasar.
Menggunakan kata-kata kasar yang menyakitkan hati atau merendahkan, menghina orang lain.

3. Samphappalāpavācā,
Menyombongkan diri dan membual atas fakta yang tidak benar dan orang percaya omongannya.

* * * * *



1. Pisunavācā,
fitnah, umpat, ucapan dengki yang bertujuan memperburuk orang lain atau memecah belah persahabatan.

Pengendalian diri sangatlah penting.
Dampak dari pelanggaran sila ini adalah
(1) berpisah persahabatan dengan teman dekat,
(2) terbunuh di tangan sahabat,
(3) memiliki sedikit teman atau pengikut,
(4) tidak menikmati persahabatan yang panjang,
(5) dibenci orang lain tanpa sebab,
(6) memiliki mental yang lemah.


2. Pharusavācā,
omong kasar.
Menggunakan kata-kata kasar yang menyakitkan hati atau merendahkan, menghina orang lain.

Dampak dari pelanggaran sila ini adalah
bisa lahir di alam neraka Apaya yang lama sekali, atau bila lahir sebagai manusia maka akan
(1) dibenci banyak orang,
(2) mendengar suara-suara tidak menyenangkan,
(3) memiliki suara sember,
(4) menjadi tuna rungu,
(5) hidup dalam derita.


3. Samphappalāpavācā,
Menyombongkan diri dan membual atas fakta yang tidak benar dan orang percaya omongannya.

Pengendalian diri sangatlah penting.
Dampak dari pelanggaran sila ini adalah bisa lahir di Alam Neraka atau bila lahir lagi sebagai manusia maka
(1) ia tidak bisa dipercaya,
(2) dibenci,
(3) tidak dihargai,
(4) tidak tahu cara berbicara guna meyakinkan orang,
(5) tidak memiliki keberuntungan,
(6) tidak memiliki pengaruh / kekuasaan
(7) menjadi bodoh.

Keempat sila dari ucapan tersebut bersama dengan
Pānātipātā, Adinnādānā serta Kāmesu micchācārā disebut sebagai Ājῑvaṭṭhamaka Sῑla,
atau di Indonesia dikenal sebagai Pandita Sila,
yang harus ditaati oleh semua Upasāka atau Upasῑka Pandita
guna meraih kebahagiaan sekarang ataupun nanti.



Sumber:
* Majalah Berita Vimala Dharma No.137/BVD/Agustus/2011
Edisi Agustus 2011
Oleh : Bhikkhu Jayamedho
Halaman 26-28