Cari Blog Ini

10 Juni 2013

Tentang Kedermawanan

Dalam Sudhabhojana Jataka  

( cerita mengenai Kelahiran-kelahiran terdahulu Sang Buddha, Jataka, buku V, no. 535 )  

tentang Seorang Bhikkhu di zaman Sang Buddha mempraktekkan Kedermawanan tertinggi. 


Sakka lalu mengucapkan syair berikut ini, memuji Kedermawanan (387) :

Dari yang sedikit orang harus memberikan sedikit, 
dari yang sedang demikian pula,
Dari yang banyak pun diberikan banyak: 
tentang tidak memberikan apa-apa tak ada pertanyaan yang bisa muncul.

Ku-beritahukan kepada-mu, Kosiya, berikan dana yang menjadi milik-mu :
Jangan makan sendiri saja, 
tidak ada Kebahagiaan di dalam diri orang yang makan untuk diri-nya sendiri.

Dengan Kedermawanan engkau akan naik menuju Jalan Mulia yang Agung.


* * * * * 



Dia memberikan makanannya pada yang lain,
dan jika dia menerima minuman yang cukup untuk mengisi cekungan tangannya,
tetap saja dia akan memberikannya kepada yang lain, tanpa adanya keserakahan.

Tetapi dulunya dia amat kikir sehingga
“dia tidak akan memberikan bahkan setetes minyak seujung helai rambut pun”.

Di dalam salah satu Kehidupan Lampaunya, sebagai Kosiya, dia amat kikir.
Suatu hari dia amat ingin makan bubur beras.

Ketika Istri-nya berkata bahwa dia akan memasak bubur
bukan hanya untuk Kosiya saja tetapi juga untuk semua penduduk Benares,
Kosiya merasa “seolah-olah kepala-nya dihantam dengan tongkat.”

Kemudian Istri-nya mengatakan akan memasak bagi Penduduk di jalan mereka,
lalu hanya untuk penghuni rumah-nya,
hanya untuk keluarga, hanya untuk mereka berdua,
tetapi semua ide itu ditolak Kosiya.

Kosiya ingin Istri-nya memasak bubur untuk diri-nya sendiri saja, di hutan,
sehingga tak ada orang lain yang dapat melihat-nya.

Sang Bodhisatta, yang pada saat itu adalah Dewa Sakka, ingin menyadarkan Kosiya.
Dewa Sakka datang dengan empat pembantu-nya yang menyamar sebagai Brahmana.
Satu demi satu mereka mendekati si kikir itu untuk meminta sedikit bubur.

* * *

Sakka lalu mengucapkan syair berikut ini, memuji Kedermawanan (387) :

Dari yang sedikit orang harus memberikan sedikit, 
dari yang sedang demikian pula,
Dari yang banyak pun diberikan banyak: 
tentang tidak memberikan apa-apa tak ada pertanyaan yang bisa muncul.

Ku-beritahukan kepada-mu, Kosiya, berikan dana yang menjadi milik-mu :
Jangan makan sendiri saja, 
tidak ada Kebahagiaan di dalam diri orang yang makan untuk diri-nya sendiri.

Dengan Kedermawanan engkau akan naik menuju Jalan Mulia yang Agung.

* * *

Kosiya dengan enggan menawarkan sebagian dari bubur-nya.
Kemudian salah satu Brahmana itu berubah menjadi anjing.
Anjing itu kencing dan setetes air kencing-nya mengenai tangan Kosiya.
Kosiya pergi ke sungai untuk membasuh,
namun kemudian anjing itu kencing ke panci masak Kosiya.
Ketika Kosiya mengancam-nya,
dia berubah menjadi ‘kuda darah’ dan mengejar Kosiya.

Sakka dan pembantu-pembantu-nya lalu berdiri di udara,
dan dengan kasih sayang-nya Sakka berkhotbah kepada Kosiya
untuk memperingatkan dia akan tumimbal lahir yang tidak bahagia.
Kosiya pun menjadi paham akan bahaya kekikiran.
Maka dia memberikan semua harta benda-nya dan menjadi seorang Petapa.


Sumber:
http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/mengapa-berdana/
Judul : Mengapa Berdana - Petunjuk untuk Berdana dengan Pengertian Benar
Bagian IV - Kedermawanan