Cari Blog Ini

03 Maret 2014

Dewa Fu Lu Shou




Dewa Shou yang pertama 

disebut ada pada zaman Dinasti Jin awal. 


Pada waktu itu dikatakan 

Dewa SHOU 


adalah 

NAN CIK LAO REN XING 


atau 

Bintang Kutub Selatan atau Bintang Orang Tua. 




* * * 


Dari ke-tiga bintang di atas, 

yang paling populer 

adalah SHOU XING (Bintang kutub Selatan), 

yang hanya dapat dilihat di daerah Tiongkok bagian Selatan saja.














Kemudian, 

bersamaan dengan semakin banyak-nya cerita-cerita yang beredar 

di dalam masyarakat, 

akhirnya jadi-lah Dewa SHOU 

dengan ciri-ciri-nya sebagai berikut :


“Orangtua yang kepala-nya besar dan panjang, 

berwajah bijak dan ramah, 

tubuh-nya pendek, 

janggut-nya putih, 

membawa tongkat ber-kepala naga 

dan membawa buah Xian Dou, 

dan sering dikelilingi oleh kelelawar 

dan rusa berbintik-bintik putih”.


* * * 





Kalau Dewa FU

dalam legenda atau cerita masyarakat Tiongkok ada banyak, 

tetapi yang bisa mewakili adalah BE CIAN

yaitu Jenderal Perang 

dari Kaisar HAN YUAN ( HAN YUAN HUANG DI ). 




Karena jasa-jasa-nya, 

maka ketika gugur dalam perang 

melawan pemberontakan Man Yu, 

maka oleh Maha Dewa diangkat sebagai 


Shen atau Dewa FU ( QING FU ZHENG SHEN ).


* * * 




Nah setelah ada Dewa SHOU dan Dewa FU, 

masih juga dirasakan adanya kekurangan, 

maka untuk melengkapi-nya 

diciptakanlah sosok Dewa LU 

yang punya ciri-ciri : 


“Berwajah tampan dan berseri-seri, 

tinggi badan semampai, 

mengenakan jubah hijau daun, 

kemana-mana selalu diikuti oleh seekor rusa sakti”.


* * * 




Sekarang lengkap-lah sudah Dewa FU, LU dan SHOU 

yang bisa mewakili semua “kebutuhan” masyarakat, 

yang pada umum-nya selalu punya keinginan 

untuk bisa mendapatkan “Rejeki” yang berlimpah, 

Kedudukan” yang berjaya 

dan “Kesehatan” yang prima dan berumur panjang.


* * *




Jadi, menurut tokoh agama TAO 

yang ahli dalam astronomi, 

FU ; LU ; SHOU, 

sebenarnya adalah nama-nama yang mewakili rasi bintang tertentu, 

yang digunakan 

untuk meramalkan “Rejeki”, “Kejayaan” 

dan “Kesehatan atau Usia” seseorang.




Hal ini ada baik-nya juga, 

untuk selalu menentramkan psikologis masyarakat, 

supaya selalu punya harapan dan cita-cita, 

untuk mendapatkan semua yang diinginkan-nya, 

bila di rumah memiliki Altar FU LU SHOU.




Sumber : 
* http://www.tionghoa.info/tentang-fu-lu-shou/
* www.xuezhengdao.com
Diambil dari arsip diskusi di http://siutao.com


* * * * * * * * * *




Fu Lu Shou ( 福祿壽 ) adalah Tiga Dewa yang juga disebut 


Fu Lu Shou Sanxing ( 福祿壽三星;  Tiga Bintang Fu Lu Shou )



Secara terpisah, mereka adalah 

Fu Xing

Lu Xing

dan 

Shou Xing 

("Xing" 星 memiliki arti "bintang"). 




Ketiga Dewa ini telah menjadi populer 

selama ber-abad-abad 

dalam kultur tradisional China 

yang sangat menganggap penting kebahagiaan, kemakmuran, dan umur panjang. 




Fu Lu Shou juga merupakan sebuah konsep 

Keberuntungan (Fu)
Kekayaan (Lu)
dan 
Umur Panjang (Shou). 





Konsep Taois ini 

diperkirakan berasal dari Dinasti Ming, 

serta dipersonifikasi oleh Bintang Fu, Bintang Lu, dan Bintang Shou.




Istilah ini umum digunakan dalam budaya China 

untuk menunjukkan ke-tiga ciri kehidupan yang bagus (sempurna).





Di dalam rumah banyak dipasang gambar-gambar 

Cai zi-shou ( Cay-cu-siu – Hokkian ) 


yang melukiskan Tiga Orang Dewa yang masing – masing melambangkan 


Dewa Kekayaan ( Cai-shen )


Dewa Keturunan atau Kebahagiaan ( Zi-shen atau Fu-shen ) 


dan 


Dewa Panjang Usia ( Shou-shen )




Gambar tiga Dewa ini terdapat dimana-mana 

dan banyak digunakan 

untuk perhiasan, pigura, ukiran kayu dan lain - lain. 




Kebahagiaan, kekayaan dan panjang umur 

merupakan dambaan manusia, 

sebab itu mereka mengharap berkah 

dari para Dewa dalam hidup-nya. 






Tentang Dewa Keturunan atau Dewa Kebahagiaan 


dicatat kisah seperti di bawah ini 

Pada zaman Kerajaan Liang 

pada masa Pemerintahaan Kaisar Wu Di ( 502 – 549 M), 

Kaisar mengeluarkan maklumat 

yang isi-nya membebankan pajak yang berat 

pada penduduk Kabupaten Dao Zhou, Propinsi Hunan 

dan banyak mengambil orang-orang kerdil dari wilayah itu 

untuk dijadikan pelayan dan pelawak di Istana. 





Jumlah pajak dan orang-orang kerdil 

yang diminta oleh Kaisar semakin meningkat, 

sehingga menimbulkan kegoncangan di kalangan rakyat. 




Untung, Yang Cheng 

yang pada waktu itu menjabat Hakim Tinggi 

di Wilayah Dao Zhou terketuk nurani-nya 

untuk membela nasib penduduk. 





Ia lalu menerangkan pada Kaisar 

bahwa menurut Undang-undang, 

orang-orang kerdil itu juga termasuk rakyat-nya, bukan budak. 




Kaisar rupa-nya sadar 

akan tingkah-nya yang menyengsarakan orang, 

lalu menghentikan perbudakan atas orang-orang kerdil. 





Penduduk sangat ber-terimakasih pada Hakim budiman ini, 

terlebih-lebih orang-orang kerdil 

yang diselamatkan nasib-nya. 





Mereka merasa berhutang budi pada Yang Cheng, 

lalu membuat arca-nya 

dan memuja-nya sebagai Dewa Kebahagiaan

* * * 





Seorang tokoh lain yang dianggap sebagai Dewa Kebahagiaan 

adalah Li Giu Zu 


yang dikenal sebagai Zheng Fu Xiang Gong 


atau Tuan Muda yang melipatgandakan Kebahagiaan. 






Beliau pernah memangku jabatan Perdana Menteri 

pada masa Pemerintahan Kasiar Wen Di 

dari Kerajaan Wei, 

pada masa San-guo ( Sam Kok – Hokkian ). 


* * * 




Masih ada seorang tokoh lagi yang masih popular, 

yaitu penyelamat Dinasti Tang 

yang pada waktu itu sudah diambang keruntuhan 

akibat pemberontakkan An Lu Shan. 

Dia adalah Guo Zi Yi  ( Kwe Cu Gi – Hokkian). 





Ia berasal dari Hua-zhou, Propinsi Shanxi. 

Gambar-nya seringkali tampak dengan pakaian biru, 

sambil mendukung seorang anak kecil. 

Anak itu adalah putra-nya yang bernama Guo Ai. 





Menurut cerita Guo Zi Yi mempunyai tujuh orang Anak. 

Karena disertai anak kecil, 

maka Dewa Kebahagiaan seringkali disebut juga Dewa Keturunan







Tentang Dewa Kekayaan


Tentang Dewa Kekayaan, 

sudah kita bicarakan diatas, 

tapi Dewa Kekayaan yang dilukiskan dalam tiga serangkai Cai-Zi-Shou ini 

bukanlah Zhao Gong Ming yang terkenal sebagai Xuan Tan Yuan Shuai itu, 

tapi adalah seorang yang lahir pada zaman Dinasti Jin 

dan bernama Shi Chong. 






Selain kisah diatas, 

masih ada anggapan lain 

bahwa Tian Guan ( Thian Koan - Hokkian ) 

salah satu dari San Guan Da Di yang juga seorang Cai Shen

Sebab itu hari kelahiran-nya 

dirayakan pada tanggal 15 ( lima belas ) Bulan 1 ( satu ) Imlek







Tentang Dewa Panjang Usia



Dewa Panjang Usia atau Shou Xing 


mulanya adalah seorang Dewa dari bintang 

yang turun ke Dunia dalam wujud manusia. 




Ia berasal dari Bintang Nan-dou ( Gantang Selatan ). 


Wujud-nya seorang tua berjenggot panjang, 

dahi-nya menojol dan membawa tongkat, 

beserta sebuah Tao atau buah persik. 

Ia disebut juga dengan panggilan 

Nan Ji Xian Weng 


( Lam Kek Sian Ong - Hokkian ) 


atau 

Orang Tua dari Kutub Selatan”. 




Qin Shi Huang Kaisar pertama 

dari Dinasti Qin (246 – 210 SM) 

mengadakan sembahyangan pada Dewa ini 

pada Tahun 246 SM. 




Dan sejak itu-lah persembahan 

kepada Nan-ji Xian Weng atau Orang Tua Dewa 

dari Kutub Selatan ini 

diteruskan sampai sekarang. 





Gambar Dewa ini 

sering ditampilkan bersama-sama dengan kelelawar yang terbang di atas-nya 

dan tangan-nya menggenggam buah Tao. 

Buah ini adalah buah suci 

yang menurut cerita bila dimakan manusia, 

maka panjang-lah usia-nya. 




Menjangan dan kelelawar 

ke-dua-nya melambangkan kebaikan

Menjangan atau “LU” adalah sama suara-nya 

dengan “LU” yang berarti Kekayaan atau Kepangkatan




Sedangkan kelelawar atau “FU” 

sama dengan suara “FU” yang berarti Rejeki




Gan Luo adalah Dewa Anak atau Dewa Keturunan juga. 


Gambar anak yang ada dalam gambar Cai-zi-shou, 

ada yang berpendapat sebagai gambar Gan Luo. 

Ia hidup pada zaman Zhan-guo (475 – 221 SM) 

dan pada usia 7 (tujuh) tahun 

sudah jadi Menteri Kerajaan Qin. 




Sayang, ia tidak berusia panjang. 

Dia kemudian dianggap sebagai Dewa Anak atau Zi Shen 


dan banyak dipuja terutama di dalam perumahan. 

Hari lahir-nya tidak jelas.





Sumber: 
http://kebajikandalamkehidupan.blogspot.com/2014/01/tiga-dewa-fu-lu-shou.html#_