Cari Blog Ini

04 Maret 2014

Kisah Raja Sun - Raja Berbakti yang Menggugah “Langit dan Bumi”

Dalam Sejarah Kebudayaan Tiongkok, zaman Raja yang berbudi luhur dan bijaksana, seperti Raja Yao, Raja Sun dan Raja Ie menjadi cerita yang sangat terkenal dan tercatat dalam sejarah, karena Raja-Raja Agung itu begitu memperhatikan Rakyat jelata dan mengatur Negara dengan demikian baik-nya, terutama memberikan suri teladan melalui sikap perbuatan-nya yang mulia.

Salah satu Raja Bijaksana itu adalah Raja Sun yang terkenal dengan Maha Bakti-nya. 

* * * * *

Ayah-nya bernama Ku Sou. Meskipun Sun terlahir sama dengan Anak-anak lain-nya, tetapi dia membawa satu kelainan, yaitu memiliki 2 titik di-tengah-tengah biji hitam mata-nya.

Sun bernasib kurang baik, karena Ibu-nya meninggal dunia tidak lama setelah melahirkan-nya, Ayah-nya pun menikah lagi, tapi memang malang si Sun kecil, karena Ayah-nya seorang yang kurang perhatian dan sembrono, sehingga Orang-orang Desa menjuluki-nya sebagai ”Orang buta”, arti-nya seolah-olah tidak melihat kejadian di sekeliling-nya. 


Dan Sun sepeninggal Ibu-nya sering mendapatkan kemarahan dan pukulan dari sang Ayah tapi Sun tetap hormat dan patuh pada-nya, demikian-lah nasib malang Sun, karena Ibu Tiri-nya tidak sayang dan malahan bersikap kejam pada-nya. Ibu Ttiri sering menyalahkan dan memfitnah Sun yang baik hati dan lugu itu sehingga membuat sang Ayah yang pun ikut memarahi dan menghukum-nya dengan pukulan-pukulan yang terkadang membuat badan-nya luka dan memar, hingga dikurung dalam kamar, tidak diberi makan dan minum. 

Lalu Sun pun berpikir ”Ayah sudah agak tua, badan-nya mulai lemah dan Ibu seorang Wanita yang tidak sesuai untuk pekerjaan kasar, kalau saya meninggalkan mereka, siapa yang membantu ber-cocok tanam di ladang ? 

Dan akhir-nya Sun memilih tidak meninggalkan Ayah dan Ibu Tiri-nya, meski menyadari betul bakal menemui banyak penderitaan dari Orang Tua, terutama Ibu Tiri-nya.

* * *

Tidak lama kemudian, Ibu Tiri-nya melahirkan seorang Anak Laki-laki, yang diberi nama Cuo Siang. Setelah memiliki Anak kandung sendiri, Ibu Tiri tetap saja tidak merubah sikap-nya terhadap Sun dan malahan sesudah Cuo Siang mulai agak dewasa, makin bertambah penderitaan Sun, karena Adik Tiri ini juga bersikap suka mempermainkan dan menghina-nya. 

Meskipun mendapatkan perlakuan yang sewenang-wenang dari Ibu Tiri-nya, juga Ayah-nya yang seakan-akan tidak memperdulikan, Sun tetap bersikap hormat dan berusaha melayani ke-dua Orang Tua-nya dan juga tidak benci pada Adik Tiri-nya.

Melalui beberapa kali usaha dari Ibu dan Adik Tiri-nya yang mencoba mencelakakan-nya, Sun akhirnya menghindar sebentar dan mengungsi ke kaki Gunung Li dan bercocok-tanam di sana. Karena sifat-nya yang luhur dan sikap Bakti pada Orang Tua-nya yang sedemikian besar, meskipun mendapatkan perlakuan sebaliknya dan ditambah perbuatan jahat dari Adik Tiri-nya, Sun masih tetap tidak berubah dan membalas dengan Kebaikan. Maka dikatakan hawa Kemuliaan yang demikian seolah-olah menembus Langit dan Bumi.


Saat Sun di sawah, tidak sangka banyak yang datang bersahabat dengan-nya dan malahan membantu-nya. Ada gajah besar yang muncul dan bersahabat dengan-nya, dengan belalai-nya membantu menebarkan bibit-bibit, begitu juga Para Petani di kaki Gunung Li secara sukarela membantu-nya.

* * *

Saat itu Raja Yao yang memimpin Negeri itu sudah hampir 70 tahun lama-nya merasa sudah waktu-nya menyerahkan kedudukan Raja kepada penerus selanjut-nya. Raja Yao adalah Raja yang amat Bijaksana, dia tidak langsung mewariskan tahta kepada Anak-anak-nya karena ia menginginkan seseorang yang benar-benar mempunyai kemampuan mengatur Negara dan juga mempunyai kebajikan yang besar sedangkan Anak-anak-nya sendiri disadari-nya kurang memenuhi persyaratan itu, lalu Raja Yao mengumpulkan Pejabat-nya untuk dipilih menjadi pengganti-nya namun Para Pejabat mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kemampuan seperti itu, maka Raja Yao berkata, “kalau memang kalian semua begitu merendah, mengatakan tidak memenuhi syarat, coba carikan seorang yang benar-benar mempunyai kemampuan dan kebajikan untuk mengatur Negeri ini”, demikian Raja Yao meminta Para Pejabat dan Orang-orang sekeliling-nya untuk mencari Orang yang dapat menggantikan-nya.

Para Pejabat akhirnya bersepakat mengusulkan, kami dengar ada seorang yang bernama Sun, meskipun Ibu dan Adik Tiri-nya jahat terhadap-nya, tapi dia tidak benci dan dendam malahan bersikap baik terhadap Adik dan begitu berbakti pada Ayah Ibu-nya, Orang yang demikian bisa memikul tanggung jawab besar karena mempunya jiwa besar

Raja Yao sesudah mendengar itu, memutuskan untuk mengirim orang menyelidiki kebenarannya. 

Sesudah memastikan bahwa Sun benar-benar seorang yang berkebajikan, maka Raja Yao menikahkan dua orang Putri-nya yaitu E Huang dan Ni Ing menjadi Istri Sun dan bahkan juga mengutus 9 Putra-nya untuk membantu Sun sambil terus menyelidiki kemampuan Sun.

Semua Orang desa begitu senang mendengar Sun mendapatkan kepercayaan dan tugas dari Raja, tetapi hanya Ibu dan Adik Tiri-nya yang jahat merasa sangat tidak senang dan iri hati. Mereka ber-dua kemudian merencanakan muslihat untuk mencelakakan Sun. 

* * *

Suatu hari, Sang Ibu Tiri memanggil Sun, “atap dari gudang rusak, cobalah diperbaiki”. Meskipun Sun sekarang mempunyai kedudukan dan ber-Istri-kan Putri Raja, tapi karena rasa bakti-nya yang besar dia tidak menolak kemauan Ibu Tiri-nya tersebut.

Sebelum memperbaiki atap bocor, Sun memberitahukan hal ini kepada Istri-nya dan Istri-nya berpikir bahwa ini pasti siasat jahat untuk mencelakakan Sun, maka sang Istri memberikan sepasang caping yang besar dan lebar sebagai persiapan, saat Sun sedang berada di atas atap memperbaiki atap, Adik Tiri-nya dengan diam-diam menyulut api di sekeliling gudang dan sebelumnya sudah mengangkat pergi tangga yang dipakai Sun, kebakaran besar pun terjadi, saat lidah api mulai menjilat ke atap tempat Sun sedang bekerja, Sun kebingungan. Dalam keadaan kritis, dia teringat 2 caping besar yang dibekali Istri-nya, dan segera-lah melompat turun dengan dua caping besar yang diikatkan pada sepasang tangan-nya, sehingga ke-dua caping menahan laju jatuh-nya, akhir-nya ia hanya luka-luka ringan saja.

* * *


Adik dan Ibu Tiri-nya yang jahat begitu mengetahui Sun selamat, merasa tambah benci dan segera merencanakan kejahatan lain untuk mencelakakan Sun lagi, Sun pun dipanggil kembali, ”sumur di rumah tertimbun banyak batu- batuan, Ayo diangkat dan digali lebih dalam lagi”, ujar sang Ibu Tiri. 

Maka Sun kembali dengan patuh mau mengerjakan pesan Ibu-nya, tetapi sebelum pergi sang Istri yang bijaksana kembali menyadari rencana jahat ini dan membekali Sun dengan satu kapak besar dan berpesan, begitu masuk ke dalam sumur, cepat-cepat menggali sebuah lubang di samping sumur kering itu dan ketika Adik Tiri tidak melihat-nya dan mengira Sun sedang giat-giat-nya menggali sumur, beberapa saat kemudian Adik Tiri-nya melemparkan batu-batuan ke dalam sumur, dengan harapan mengubur hidup-hidup Kakak Tiri-nya yang baik hati lalu ia segera melaporkan kemenangan ini kepada Ibu-nya.

Sun benar-benar seorang yang berkebajikan sehingga Dewa dan Malaikat pun selalu melindungi, karena saat Adik Tiri-nya menumpahkan batuan ke dalam sumur, pada saat itu lubang di samping sumur selesai digali dan ia buru-buru masuk ke dalam lubang itu untuk berlindung. Bebatuan itu tidak mengenai diri-nya dan dia selamat dari kecelakaan yang direncanakan itu, meski demikian Sun tetap tidak membenci atau membalas dendam pada Ibu dan Adik Tirinya.

* * *


Beberapa kali saat Raja Yao memberikan tugas kenegaraan kepada-nya, Sun yang arif dan berhati mulia selalu dapat mengemban tugas demi tugas dengan baik dan akhir-nya Raja Yao mewariskan kedudukan Raja kepada Sun, Sun yang sudah menjadi Raja tetap menghormati dan Bakti pada Ayah dan Ibu Tiri-nya begitu juga dengan Adik Tiri-nya, karena Kebajikan Sun ini sehingga akhirnya membuat Ibu dan Adik Tiri yang tadi-nya berhati licik dan jahat menjadi menyesal dan bertobat, Sun memerintah Negara dan Rakyat dengan amat baik-nya, sehingga Negara makmur Rakyat bahagia. Raja Sun sendiri akhir-nya terkenal sebagai salah satu dari Raja-Raja bijaksana yang tersohor di dalam Sejarah Tiongkok dan juga mendapat julukan 
“Raja Sun yang Maha Bakti”.


Demikianlah kemuliaan seorang Anak Manusia yang hidup penuh kasih, berbakti pada ke-dua Orang Tua, berjiwa besar dan luas bagai samudra, tidak memikirkan diri sendiri dan selalu ingin membahagiakan Orang lain hingga akhirnya menjadi Raja yang sangat penuh kasih dan ber-kebajikan.


Sumber: 
http://ceritamotivasiterupdate.blogspot.com/2012/11/kisah-raja-sun-raja-berbakti-yang.html