Cari Blog Ini

22 Desember 2014

Nasehat Pusaka Kepada Pembaca - Kitab Suci Raja Dewata Yang Maha Termulia Giok Tee

* * * Untuk melihat dalam versi web, >> klik disini 
* * *

Kitab Suci Raja Dewata Yang Maha Termulia Giok Tee

Nasehat Pusaka Kepada Pembaca


  Aturan dan Cara-nya membaca Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok” ini amat sederhana, tiap kali membaca harus menyalakan 3 atau 5 batang dupa (hio), kalau dapat menyalakan lilin itu-lah lebih baik. Kalau di dalam Rumah belum bersedia tempat untuk gambar Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee”, dapat juga diadakan lain tempat gambar-nya Dewa, kalau semua tempat gambar Dewa itu belum bersedia juga, menghadap-lah di lapangan ke Arah Utara untuk membaca-Nya, boleh juga di ruangan depan atau di dalam kamar Suci. 

Dalam Sabda-sabda Kitab Suci ini dibagi dalam Tiga Bab: Bab Pertama di-baca pada waktu pagi, Bab Tengah untuk di-baca pada waktu tengah hari dan Bab Terakhir untuk di-baca pada waktu malam.  


Kalau pada waktu pagi dan tengah hari tak ber-tempo, dapat juga pada waktu malam membaca Tiga Bab itu sampai selesai, kalau Orangtua yang kurang sehat atau lain soal yang menyebabkan membaca sampai ke-tengah dapat istirahat antara 5-10 menit lama-nya baru di-sambung terus. 

Orang yang tak makan barang hidup (tjiak-tjay atau vegetarian), atau yang tidak pantang, dapat membaca-Nya juga, tapi harus Sungguh-sungguh Hati dan Tenang Pikiran, setelah minum minuman keras jangan-lah membaca-Nya. Mengenakan baju harus yang bersih, walaupun robek-robek  tak menjadikan halangan, hanya harus bersih dan lain-lain. 

Hari Lahir Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” pada tiap-tiap Tahun Tanggal  1 atau Bulan Imlek Pertama dan Hari Naik ke Surga-Nya ialah pada Tanggal  6 atau Bulan Imlek ke-Sebelas.  

Barang Sembahyang untuk meng-Hormati Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” boleh menuruti kebiasaan Umum, tidak membedakan Orang yang makan daging hidup atau tjiak-tjay, hanya yang ber-pantangan besar memotong angsa, itik dan sebangsa-nya. 

Sebab Pengikut-Nya di kanan dan di kiri-Nya amat melarang memakai Binatang yang dapat berenang di atas air, karena mereka itu adalah Pemberi Budi Besar-Nya ke-Dua Pengikut itu.  Jika pakai bunga lebih baik, dupa besar dan lilin besar dapat dipergunakan dan jangan meng-hambur-kan uang dengan jumlah yang besar itu adalah bohong.

Biasanya membaca Kitab Suci ini dan men-Doa untuk pertolongan biasa, tidak usah ber-lutut, dapat menurut Cara Kehormatan Zaman Sekarang, karena Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” menjalankan Kasih Sayang, Keadilan dan ke-Moril-an, hanya sebelum membaca Kitab Suci ini terlebih dahulu harus menundukkan badan memberi Hormat 3 kali, kalau tidak menundukkan badan dapat juga memberi Sembah saja, seperti keterangan di dalam Kitab Suci ini.  Yang diutamakan hanya Orang itu di dalam Hati Sanubari-nya harus ber-pokok Perilaku Perbuatan yang Adil dan Kasih Sayang, kalau menurut syarat-syarat yang diterangkan di atas itu, Permintaan pasti-lah dikabulkan-Nya.


Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok” berlainan daripada yang lain Kitab Suci, kalau Orang itu tidak ber-tempo, dapat juga diwakili oleh Sanak-Famili atau Orang Lain untuk membaca-Nya, ini-lah menjaga supaya di depan Dewata tiap hari ada ber-suara Bacaan Kitab Suci ini, supaya Doa-nya mendapat kurnia-an. Kalau Diri Kita merasa kesal, boleh men-Doa kepada-Nya, karena Orang Baik pasti mendapat Dewata yang menolong segala hal yang tak sudi.

Kalau di lain tempat yang ber-Dewata, Kelenteng, tempat pesta, perayaan dan lain-lain,  dengan membaca-Nya, dapat-lah menambah ke-jitu-an tempat tersebut dan juga ber-tanggung-lah tidak dapat sampai terjadi hal-hal yang jelek yang tak berduga-duga datang-nya. 

Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” di Surga sebagai Tuhan Raja, kepada Kitab Suci menjalankan Kasih Sayang, Keadilan dan ke-Moril-an, telah 5 kali mengharukan Angkasa dan Sang Surya, maka yang membaca-Nya akhir-nya amat besar hasil-nya, selain daripada itu masih banyak ter-bukti kenyataan-Nya tidak habis-habis-nya untuk ditulis. 

Di dalam isi-nya Kitab Suci ini tidak mengijinkan mengubah Arti Sabda-sabda dari Kitab Suci ke-seluruhan-nya, karena bisa dapat balasan yang membahayakan Diri (ter-kecuali untuk terjemahan Bahasa Indonesia, dan lain-lain dengan syarat boleh mengubah menurut Buku Asli-nya kepada lain-lain Bahasa).  Membantu menulis, mencetak dan menyiarkan Kitab Suci ini untuk diedarkan kepada Umum, pasti-lah mendapat Karunia dari Tuhan dan Rejeki yang tak terbatas besar-nya.

Permulaan Tuhan menciptakan Manusia dengan aneka macam, hal-hal yang baik atau jahat, ke-semua-nya ditimbul dari dalam Hati Rohani Manusia sendiri yang berbuat Baik, Tuhan pasti memberi Selamat dan Bahagia, yang berbuat jahat, pasti-lah di-hukum menurut hukuman dan menemui bencana dan tak selamat. 

Di dalam Rumah Tangga mendapat kesukaran ke-semua-nya itu dari Perbuatan Nenek Moyang yang turun temurun berbuat dosa dan kejahatan amat berat atau Diri Sendiri dalam hidup sehari-hari-nya berbuat jahat, tidak perduli Perbuatan itu sedikit atau banyak, maka mendapat pembalasan kesusahan dan kepahitan dalam penghidupan-nya.

Seseorang yang ingin menghilangkan ke-dosa-an dan kejahatan-nya, harus-lah ber-Sembahyang di depan Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” untuk menebus dosa-dosa-Nya, maka harus memberi hormat 3 kali ber-lutut dan 9 kali menundukkan kepala memberi Hormat besar, selain daripada itu dan setelah selesai membaca-Nya dalam Hati pun harus membaca dengan ber-lutut sebagai kata-kata yang berikut ini :

“Saya yang bernama : …………………………….. Pemercaya,

tidak tahu Nenek Moyang Saya atau Diri Saya Sendiri
pada Waktu atau Masa yang telah Lampau
tidak ber-hati-hati atau tidak sengaja tak tahu bersalah apa,

(kini dalam Hati dengan diam-diam berpikir menerangkan
untuk menebus dosa-dosa,
bermohon pada Tuhan dapat mengampuni segala dosa itu),
maka mulai dari Sekarang dan seterus-nya
Saya yang bernama : …………………………… Permercaya,
mengetahui Benar harus mengubah Diri menjadi Orang yang Baik.


Dalam perkataan tersebut bisa di-ubah menurut cara ter-sendiri, asal dalam Hati-nya harus berlaku timbang-menimbang kepada Orang Lain. Dan meminta kepada Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” mengurniakan Selamat. 

Cara-cara untuk menebus dosa-dosa  itu seperti dibawah ini: 

Untuk dosa yang ringan ber-Doa dan membaca 1 tahun atau lebih, dan yang lebih berat dosa-nya harus memberi Doa puluhan tahun atau lebih, dan yang lebih berat dosa-nya harus memberi Doa sampai tiga atau lima puluh tahun lama-nya. Ke-semua-nya tergantung pada keadaan dosa Diri Sendiri.

Jika siapa saja yang menebus dosa secara Aturan ini dosa-dosa yang ber-turun-temurun itu pasti-lah dapat di-tebus sampai habis tak sampai menimpa ke Anak-Cucu Kita lagi. Oleh karena Kitab Suci ini ber-Sabda : “TIAP-TIAP ORANG YANG BER-SALAH, TAHU SALAH HARUS DI-UBAH”.

Sebagian Orang seumur hidup-nya tak ber-Sembahyang, tapi Perilaku-nya menurut Umum yang sewajar-nya, ini-lah yang dinamai “Orang Biasa”. 

Kalau Orang itu dalam Hati-nya ber-Kerohanian, ber-Kasih Sayang dan Keadilan, ini-lah yang dinama “Orang Baik”, karena Tuhan menjadikan Manusia Perilaku-nya senantiasa berlainan yang paling di-khawatir-kan ialah, di dalam seumur hidup-nya berlaku dan berbuat seenak-nya atau malang melintang tidak mem-perduli-kan Kebaikan, ini-lah Orang yang ber-dosa besar. 

Kalau Kita meminta sesuatu atau untuk menebus dosa-nya pada hadapan Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” ke-semua-nya itu pasti-lah berhasil Baik, hanya dalam Hati Sanubari-nya harus betul-betul dapat dan sanggup mengubah segala dosa-dosa dan kesalahan-nya, hal Permintaan itu pasti-lah dikabulkan oleh-Nya.

Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” di dalam Surga menjadi Ketua Dewata-Dewata telah tersebar dan ter-sohor di Seluruh Duniawi, ada juga Agama yang memuja-Nya, tanpa pakai dupa dan lain-lain. Hanya dengan cara tersendiri, boleh juga membaca Kitab Suci ini, karena telah diterangkan diatas dan ber-Sabda : “Dalam Bab yang Pertama, Tengah dan Akhir ini, adalah Sumber Semua Pelajaran, Semua Nabi, Dewata dan Lain-lain Agama, jika menyiarkan Pelajaran ini-lah Kitab Suci untuk Pelajaran Bab yang Pertama”.

Bab-bab dan Sabda-sabda yang disebut di atas itu ialah : Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” menjalankan ke-Rohani-an hal yang ber-Kasih Sayang dan Keadilan untuk menolong Kalangan Umum, Buku Kitab Suci ini tidak untuk di-jual, semua Orang yang ber-niat mencetak, boleh saja, karena untuk menjaga peredaran untuk selama-lama-nya Kitab Suci, “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok”.



Sumber: 
Buku Sumbangan dari Para Dermawan di Vihara atau Kelenteng


* * * * * * * * * * * *


Kitab Suci Raja Dewata Yang Maha Termulia Giok Tee

BAGIAN PERTAMA
BAGIAN TENGAH
BAGIAN AKHIR
Nasehat Pusaka Kepada Pembaca