* * * Untuk melihat dalam versi web, >> klik disini
* * *
Kitab Suci Raja Dewata Yang Maha Termulia Giok Tee
BAGIAN AKHIR
1.
Bagian Bab Terakhir dari Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok”,
Adalah Kitab Suci Bagian Peraturan Hukum Tuhan yang di-kurnia-kan oleh: Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee”,
Amat Cinta Kasih Sayang, serta Adil.
Harus rajin-rajin belajar dan di-ingat di dalam Hati.
Penjelasan:
Bab Terakhir dari Kitab Suci yang dinamai “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok” adalah ke-semua-nya Kitab Suci Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” yang menguraikan Hukum Tuhan, Ia menjalankan Cinta Kasih Sayang, dan serta Adil, harus-lah dipelajari benar-benar.
* * * * *
2.
Tiap-tiap hari membaca sekali.
Nasib-nya pasti terang benderang.
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” menjalankan Kasih Sayang dan serta Keadilan.
Banyak membaca mendatangkan banyak Rejeki.
Penjelasan:
Tiap-tiap hari membaca sekali Kitab Suci ini, pasti membawa Nasib Baik, karena Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” ber-Ke-wibawa-an Kasih Sayang dan serta Keadilan, maka akan mendatangkan banyak Rejeki kepada Kaum Pemercaya-Nya.
* * * * *
3.
Mengorbankan Diri untuk Cinta Kasih Sesama.
Mengorbankan Diri untuk Keadilan.
Kata-kata yang diajarkan oleh “Kong Hu Cu” atau “Beng Tju”,
Harus belajar pada Nabi-Nabi tersebut.
Penjelasan:
Ber-korban Diri untuk Cinta Kasih Sayang dan Keadilan, Semua Sabda-sabda-Nya Nabi dapat di-lihat dan di-baca dalam Ajaran “Kong Hu Cu” dan “Beng Tju”.
* * * * *
4.
Laki-Laki Perempuan dan Pemuda-Pemudi.
Mendengarkan Kitab Suci dengan teliti.
Rajin-rajin belajar kata Sabda Nabi dan Orang Pandai.
Makmur dan subur pasti ada pada Diri Sendiri.
Penjelasan:
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” senantiasa meng-harap Semua Orang yang Tua-muda, Laki dan Perempuan berajin-rajin membaca dan menjalankan Sabda Kitab Suci ini, akhir-nya untuk Diri Sendiri pasti makmur dan subur.
* * * * *
5.
Ayah dan Ibu melahirkan Kita.
Menjadi besar harus berguna.
Sebagai Anak harus ber-Bakti pada Orangtua.
Ber-Bakti dan ber-Hormat berarti meng-Hormati pada Bapak Angkasa dan Sang Surya.
Penjelasan:
Ayah dan Ibu Kita memelihara dan mendidik Kita sejak lahir sampai besar, perlu-nya supaya Kita menjadi seorang yang berguna, seharusnya Kita ber-Hormat dan ber-Bakti kepada-Nya, ini-lah berarti juga meng-Hormati pada Bapak Angkasa dan Sang Surya.
* * * * *
6.
Ayah-Bunda adalah Pembudi yang Terbesar.
Mereka adalah sebagai Angkasa dan Sang Surya.
Kalau mencemarkan Ayah dan Ibu.
Adalah sama meng-khianat kepada Angkasa dan Sang Surya.
Penjelasan:
Kita harus ingat pada Ayah dan Ibu yang senantiasa menanam Budi pada Diri Kita. Karena Mereka sebagai Angkasa dan Sang Surya, kalau tidak ber-Bakti, berarti meng-khianati pada Bapak Angkasa dan Sang Surya.
* * * * *
7.
Di dalam Sejarah Tiongkok dahulu ada 24 Anak yang ber-Bakti.
Masih ber-tinggal di Surga Loka.
Di Zaman Dahulu yang menjalankan Kebaktian pada Orangtua.
Kebaktian-nya senantiasa mengharukan Tuhan.
Penjelasan:
Pada Zaman Dahulu kala ada 24 Anak yang amat ber-Bakti pada Ayah-Bunda-nya, sehingga sampai Sekarang, Mereka masih ber-tinggal di Surga, si Anak senantiasa berbuat Bakti itu amat mengharukan Tuhan.
* * * * *
8.
Ber-tinggal sama-sama jangan berlainan Hati.
Bapak ber-Cinta Kasih, Anak harus ber-Bakti.
Menjadi Kakak Hati luas, menjadi Adik harus ber-sabar dan damai Hati.
Begini-lah untuk mencari ratusan Rejeki.
Penjelasan:
Untuk mencari Rejeki, Selamat dan Bahagia harus ber-tinggal Rukun dengan Keluarga sebagai Ayah-Bunda amat Cinta Kasih pada Anak-Anak-nya, sebagai Anak ber-Bakti pada Ayah-Bunda-nya, sebagai Kakak dan Adik ber-Hati damai dan sabar, begini-lah perjalanan untuk mencari Rejeki.
* * * * *
9.
Ber-duduk diam sambil memikirkan hal yang lampau.
Jangan-lah ber-cakap-cakap hal yang tidak berguna.
Mengatakan Orang Lain yang ber-lebih-lebih-an.
Ke-semua-nya itu dengan sendiri-nya mendapat hukuman Tuhan.
Penjelasan:
Ber-duduk diam dan memikirkan hal yang Lampau, jangan ber-cakap-cakap dan mengatakan Orang Lain yang ber-lebih-lebih-an, bukan hanya tak berguna, bahkan di-hukum oleh Tuhan.
* * * * *
10.
Kalau banyak ber-cakap-cakap pasti mendapat kesalahan.
Ber-cakap-cakap jangan-lah melukai Orang.
Kalau tidak dipelihara sifat ke-Rohani-an.
Pasti menemui kesusahan dan kepahitan.
Penjelasan:
Banyak ber-bicara bisa salah omong, kalau mengatakan sesuatu harus dipikirkan jangan melukai Orang, jika Kita tak ber-sifat sabar, pasti membawa kesusahan pada Diri Sendiri.
* * * * *
11.
Ber-Kelakuan seperti:
Angin yang diam dan tentram dapat menggerakkan air berumbak,
Hal yang bukan-bukan dapat timbul dengan sengaja.
Kalau menjadikan Hati Orang sakit atau benci.
Bintang maut dan bencana sudah ingin menimpa Diri Sendiri.
Penjelasan:
Kalau Kita tak ber-sifat dan ber-laku baik, seperti umbak yang diam menjadi bergelora, menimbulkan sakit hati dan kebencian pada yang lain, semua-nya menjadi peristiwa yang tak baik, akibat-nya bahaya maut menimpa Diri Sendiri.
* * * * *
12.
Ber-cakap-cakap dengan suara keras adalah sikap yang buruk.
Hati-hati jangan-lah mengeluarkan kata-kata yang begitu.
Gusaran yang buruk atau ber-sumpah.
Ke-semua-nya menimpa Diri Sendiri.
Penjelasan:
Jangan-lah ber-kata dengan suara keras, karena sifat se-demikian ini amat buruk dan sekali-kali jangan marah-marah dengan kata-kata buruk atau ber-sumpah, ke-semua-nya ini membahayakan dan memburukkan Diri Sendiri.
* * * * *
13.
Adat dan sifat yang keras.
Selalu menimbulkan banyak urusan yang mencelakakan Diri.
Musuh-nya pasti berlipat ganda banyak-nya.
Harus-lah dan pasti-lah ber-Sabar Hati.
Penjelasan:
Jangan-lah ber-adat dan ber-sifat keras hati, karena bisa menimbulkan banyak peristiwa yang mencelakakan Diri Sendiri, bahkan mendatangkan banyak musuh, maka Kita harus ber-Sabar Hati benar.
* * * * *
14.
Ber-tengkar dan perkara di Pengadilan.
Walaupun menang atau kalah arti-nya sama dengan kosong.
Ber-sabar menahan nafsu berarti menyimpan Rejeki Baik.
Segala kejadian dapat di-ketahui oleh Tuhan.
Penjelasan:
Pertengkaran, perkara kalau sampai di Pengadilan, baik menang walaupun kalah semua-nya itu kosong, Kita harus Sabar Hati menahan nafsu, begini adalah cara-nya menyimpan Rejeki, maka segala perbuatan senantiasa di-ketahui oleh Tuhan.
* * * * *
15.
Ber-sifat Baik, Semua Orang memuji-nya.
Damai Hati, segala cita-cita akan tercapai semua.
Memberi maaf adalah sifat Kasih Sayang dan Keadilan.
Diri Sendiri yang ber-sifat keras harus di-cegah.
Penjelasan:
Ber-sifat Baik, Semua Orang suka, Damai Hati pasti segala akan ter-capai, memaafkan adalah sifat Kasih Sayang dan Adil, maka pada yang mempunyai Adat jelek harus-lah berubah.
* * * * *
16.
Hukum Tuhan di dalam Kitab Suci
“Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok”.
Me-Nasehat-kan pada Duniawi menjalankan Kebaikan.
Menyempurnakan Perilaku Kasih Sayang, Keadilan dan serta ke-Moril-an.
Ini-lah Pokok-nya hidup Manusia.
Penjelasan:
Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok” ini memberi Hukum untuk Pokok Pegangan ber-hidup-nya Sesama Umat Manusia harus berlaku Kasih Sayang, Keadilan dan serta ke-Moril-an.
* * * * *
17.
Beras, gandum, kacang, ubi dan tjantel.
Adalah benda keperluan Manusia ber-hidup.
Tidak dapat memakai-nya jangan sembarangan dan ber-hambur-an.
Harus mengingat datang-nya dan mendapat-nya tidak mudah.
Penjelasan:
Bahan pangan yang seperti beras, gandum, kacang, ubi dan tjantel itu adalah keperluan hidup Sesama Umat Manusia, Kita harus ingat-ingat benar bahwa bahan pangan itu tak mudah mendapat-nya, maka harus ber-hemat memakai-nya jangan sekali-sekali di-hambur-kan.
* * * * *
18.
Bubur dan nasi adalah seperti Jiwa Manusia.
Tidak me-makan tidak dapat hidup.
Walaupun datang-nya dari Bumi.
Harus mengingat tumbuh dan hidup-nya amat sukar.
Penjelasan:
Ingat-lah mengenai bahan pangan yang telah menjadi bubur dan nasi, harus di-pikir betul-betul bahwa bahan pangan itu sukar menanam-nya, walaupun tumbuh dari Bumi.
* * * * *
19.
Terhadap Segala Binatang juga se-demikian.
Jangan terlalu sering memotong-nya.
Kalau Peraturan Hukum yang harus dipakai-nya.
Baru-lah dapat memakai.
Penjelasan:
Ingat-lah mengenai bahan pangan yang ber-jiwa, kalau memang Hukum-nya harus pakai baru-lah dapat di-potong-nya, tapi jangan-lah sering mempergunakan bahan pangan yang ber-jiwa untuk menghambur.
* * * * *
20.
Tak menurut Aturan memakai-nya.
Dapat-lah dosa dari Tuhan.
Segala benda yang di Angkasa dan Bumi senantiasa Alam yang menciptakan.
Banyak ber-hambur-an apa pun pasti ber-akibat kekurangan.
Penjelasan:
Bapak Angkasa dan Ibu Pertiwi menciptakan segala benda di dalam Alam Semesta ini Kita harus menurut Aturan dan Hukum Tuhan untuk memakai-nya, kalau tidak menurut Aturan dan Hukum Tuhan dan se-suka hati sewenang ber-hambur-an memakai-nya pasti dosa dan akhir-nya ber-akibat menderita.
* * * * *
21.
Perihal baik dan buruk itu tak ber-bayang dan berupa.
Walaupun di-lihat juga tak kelihatan dan tak ber-bekas.
Di-hisap juga tak ber-bau.
Kejadian yang se-macam itu pasti Tuhan, yang mengetahui.
Penjelasan:
Dewata-Dewata senantiasa mengetahui hal Perbuatan Sesama Umat Manusia yang baik dan buruk, walaupun Perilaku itu sebagai bayangan yang tak berupa, ber-bekas dan ber-bau.
* * * * *
22.
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” menjalankan Perilaku yang Baik.
Sabda-sabda-Nya senantiasa me-Nasehati Hati Rohani Manusia.
Mencintai Rakyat seperti Diri Sendiri.
Tuhan tidak ber-hati dua.
Penjelasan:
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” senantiasa memandang Umat Manusia sama rata, Sabda-sabda Beliau ber-tujuan mencintai Rakyat sebagai mencintai Diri Sendiri.
* * * * *
23.
Manusia ber-hidup di Dunia ini.
Terutama harus hati-hati menurut Aturan.
Kalau tidak mengerjakan pekerjaan yang halal.
Berusaha sesuatu pasti sukar ter-capai.
Penjelasan:
Sesama Umat Manusia harus bekerja menurut Aturan dan Hukum Tuhan, kalau tak se-demikian bekerja pasti-lah banyak kesalahan yang di-derita.
* * * * *
24.
Ber-cabul dan ber-judi itu-lah merendahkan Diri Sendiri.
Harta benda itu telah ditentukan.
Kerukunan Rumah Tangga itu-lah yang terutama.
Rajin Bekerja harga-nya ribu-an emas.
Penjelasan:
Ingat-lah ber-lacur dan ber-judi itu merendahkan dan menghina Diri Sendiri, karena kekayaan telah ditentukan, maka yang penting Kerukunan Rumah Tangga, Rajin Bekerja besar arti-nya.
* * * * *
25.
Gila main dan gila judi.
Mengakibatkan keruntuhan Rumah Tangga serta menghabiskan harta benda.
Membaca-lah dan menghafalkan Kitab Suci, harus cepat-cepat mengubah-nya.
Menjadikan Kebahagiaan dan Kesenangan di dalam Rumah Tangga.
Penjelasan:
Ingat-lah Kita ber-judi bisa mengakibatkan keruntuhan, maka Kita harus ber-cepat-cepat berubah Kelakuan yang kurang baik, sebagai ganti-nya Kita membaca Kitab Suci ini, bisa mendapat ke-tolong-an dari Allah, senantiasa Rumah Tangga Kita Makmur dan Sentosa.
* * * * *
26.
Tiap-tiap Manusia ada salah-nya.
Setelah mengetahui harus di-ubah.
Segala-gala hal kesalahan-nya Diri Sendiri.
Harus dipelajarkan pada Anak-Cucu.
Penjelasan:
Ingat-lah sebagai Manusia ada kesalahan-nya, tapi setelah mengetahui kesalahan itu harus di-perbaiki, kepada Anak-Cucu Kita harus memberi Pelajaran jangan sampai bersalah lagi sebagai Diri-nya Sendiri.
* * * * *
27.
Di dalam Kitab Suci menjalankan Perilaku Baik.
Sebagai Umat Manusia harus ber-Hati Jujur.
Mengingat pada Hukum Tuhan dan Baik Hati.
Hal-hal itu dengan sendiri-nya mencari ke-Rejeki-an.
Penjelasan:
Dengan Kitab Suci ini mengajar Kita Hati Jujur, jika Hati Jujur dengan segala-nya pasti membawa Rejeki.
* * * * *
28.
Tiap-tiap Manusia ber-pokok Hati Jujur.
Menjadi Manusia harus ber-Bakti Hati.
Dengan giliran-nya Hukum Tuhan.
Kalau tidak Jujur semua hal sukar ter-kabul.
Penjelasan:
Ingat-lah Kita harus ber-sifat Hati Jujur dan ber-Bakti menurut Aturan Hukum Tuhan, Orang yang tak Jujur sukar ide-nya akan ter-kabul.
* * * * *
29.
Menjadi Orang kalau tidak Jujur Hati.
Berarti membahayakan Diri Sendiri.
Semua bencana dan kesulitan selalu datang.
Segala dosa dan kejahatan, Diri Sendiri yang mencari-nya.
Penjelasan:
Kita kalau tak Jujur Hati pada Sesama Umat Manusia, senantiasa Diri Sendiri dapat juga terlibat dalam suasana bahaya, bahkan segala mara bahaya dan kesulitan datang menimpa Diri, ke-semua ini bukan Orang Lain yang berbuat, hanya Diri Sendiri yang mendatangkan.
* * * * *
30.
Ber-Sahabat-an harus memakai Kejujuran dan Keadilan.
Bersama-sama bekerja jangan-lah mementingkan Diri Sendiri.
Kalau segala hal hanya mengingat keuntungan Diri Sendiri.
Hati congkak angkuh menjadikan Diri-nya terjerumus ke dalam kesusahan.
Penjelasan:
Ingat-lah ber-Kawan harus ber-Hati Jujur dan Adil, jangan-lah memikirkan Diri Sendiri, dan akibat-nya Diri Sendiri menjadi congkak akhir-nya terjerumus ke jalan buruk.
* * * * *
31.
Rejeki bukan terletak di banyak-nya harta benda.
Banyak harta benda pun tidak dapat di-kata banyak Rejeki.
Rejeki adalah terletak di Anak-Cucu yang ber-Bakti.
Anak-Cucu ber-Bakti itu baru dinamakan banyak Rejeki.
Penjelasan:
Ingat-lah yang diartikan Rejeki itu bukan dari sebab banyak-nya harta benda, juga tak dapat di-kata bahwa yang ber-harta benda banyak itu dikatakan banyak Rejeki, arti-nya Rejeki itu ialah Anak-Cucu amat ber-Bakti, Anak-Cucu yang ber-Bakti itu betul-betul dinamakan banyak Rejeki.
* * * * *
32.
Rumah Tangga yang kaya raya dan mewah.
Jangan men-congkak-kan kemewahan-nya Diri Sendiri.
Ke-congkak-kan kebanyakan menipiskan Rejeki.
Dalam Hati ber-Kasih-Sayang-lah yang menambahkan Rejeki.
Penjelasan:
Ingat-lah jangan men-congkak-kan kekayaan Diri, karena ber-congkak itu menghilangkan Rejeki, tapi Hati ber-Kasih-Sayang senantiasa melipat-gandakan ke-Rejeki-an.
* * * * *
33.
Ber-kelakuan meng-hambur adalah seperti se-batang bunga.
Lebih baik memberi Sedekah.
Kebaikan dibalas dengan Kebaikan.
Tuhan memberkahi Kemakmuran baru-lah dikatakan Makmur dan Bahagia.
Penjelasan:
Ingat-lah jangan sekali-kali berlaku menghamburkan harta, lebih baik berlaku Sedekah pada Sesama Umat Manusia, karena ada Budi ada Balas, ada ubi ada talas, Seseorang yang senantiasa ber-Kelakuan Baik Budi Tuhan senantiasa memberkati Kemakmuran dan Bahagia yang ber-limpah-limpah pada Diri-nya.
* * * * *
34.
Sewaktu kekurangan, kemiskinan jangan-lah ber-putus harapan.
Kalau putus harapan, segala hal tak ter-capai.
Rajin, hemat dan mengetahui tugas Diri-nya.
Kaya miskin itu senantiasa bergiliran.
Penjelasan:
Ingat-lah pada saat serba kekurangan, kemiskinan sekali-kali jangan ber-putus harapan, karena putus harapan itu tak dapat mencapai Tujuan, maka harus Rajin-rajin bekerja, hemat dan mengetahui tugas tanggung jawab, kejadian hal kaya miskin itu sebagai putar-nya roda, senantiasa bergiliran.
* * * * *
35.
Rumah gubuk sebagai tingkat-an.
Rejeki dari Diri Sendiri yang memperbaiki-nya.
Seseorang yang miskin.
Hanya diperlukan Dasar Kebaikan Moril-nya.
Penjelasan:
Ingat-lah walaupun dalam keadaan susah dan miskin, harus selalu ber-Pedoman Baik, maka Rejeki dan Bahagia pasti ada.
* * * * *
36.
Ke-Perilaku-an yang Baik harus dilakukan.
Ke-Perilaku-an yang tak baik harus cepat-cepat di-perbaiki.
Dalam kesusahan dan kemiskinan masih mengingat Kebaikan.
Tuhan pasti mengubah dan memberi Seorang sebagai Penolong-nya.
Penjelasan:
Ingat-lah Kelakuan atau Perbuatan yang Baik harus dilaksanakan di sepanjang Masa, sebalik-nya Perbuatan yang tak baik harus cepat-cepat di-perbaiki, dalam pada waktu keadaan susah harus ber-Pedoman Hati Baik, akhir-nya Tuhan pasti memberi Seorang yang sebagai Pelindung-nya.
* * * * *
37.
Seumur hidup tak menjalankan keburukan dan kejahatan.
Dewata-Dewata pasti memuji-nya dan saitan-saitan juga menghormati-nya. Ber-Perilaku Baik, ber-Hati Jujur.
Kelakuan ini berlaku di Semua Pelajaran Agama.
Penjelasan:
Di Masa seumur hidup tidak membuat suatu hal yang curang atau jahat, Dewata-Dewata serta jin-jin meng-Hormat, sampai dimana-mana pun, Kelakuan yang Baik ini dapat diterima di Semua Golongan Agama.
* * * * *
38.
Memperbaiki Jembatan membikin Jalanan.
Memberi Obat pada Fakir miskin.
Sering berbuat Perilaku Amal.
Pasti mengharukan Hati Tuhan.
Penjelasan:
Ingat-lah Kita Sesama Umat Manusia dapat mengharukan Hati Tuhan, kalau ber-Kelakuan Baik, misalnya: membangun atau memperbaiki Jembatan, Jalanan, memperlancar lalu lintas, memberi Obat pada Fakir miskin dan ber-Amal pada Sesama-nya.
* * * * *
39.
Berbuat Kebajikan adalah paling senang.
Berbuat buruk Tuhan tak mengizinkan.
Jika Perbuatan yang Lampau ada yang tak baik.
Akhir-nya tak dapat dihabiskan begitu saja.
Penjelasan:
Ingat-lah berbuat Kebajikan adalah bagus, jika ber-Hati jahat Tuhan pasti tak mengizinkan, di Masa Lampau ada melakukan kejahatan akhir-nya bagaimana penghabisan.
* * * * *
40.
Seumur hidup berbuat jahat.
Harus di-ubah menjadi Hati Baik.
Kalau tidak cepat-cepat mengubah-nya.
Segala saitan-saitan pasti mengikut badan Diri-nya.
Penjelasan:
Ingat-lah Perbuatan tak baik harus cepat-cepat di-ubah menjadi Hati Baik kalau masih tidak insaf untuk memperbaiki, dapat-lah senantiasa di-kepung dan di-ikuti oleh saitan.
* * * * *
41.
Ber-Kelakuan Hati tidak Jujur.
Berserakan gelisah selama-lama-nya.
Ber-Hati serong senantiasa mencelakakan Diri Sendiri.
Cepat-cepat tuk berubah dapat-lah kebebasan dari malapetaka.
Penjelasan:
Ingat-lah ber-Kelakuan jahat dan serakah senantiasa menjadikan dalam Hati gelisah selama-lama-nya, dan ber-Hati serong akhir-nya bikin celaka Diri Sendiri, maka ubah-lah sifat itu akhir-nya dapat kebebasan.
* * * * *
42.
Angkasa dan Bumi menciptakan Manusia.
Baik dan jahat adalah dari Hati Diri Sendiri.
Ber-kelakuan Baik dalam Rumah Tangga banyak Rejeki.
Orang jahat dosa-nya mendalam.
Penjelasan:
Ingat-lah Segala Manusia itu yang diciptakan oleh Bapak Angkasa dan Ibu Pertiwi, di-antara-nya ada yang baik ada yang jahat, yang Baik mendatangkan Rejeki dalam Rumah Tangga, selain daripada itu Manusia yang berbuat jahat akhir-nya mendapat dosa yang amat berat.
* * * * *
43.
Di Kalangan Pemuda-Pemudi yang ingin maju.
Baik-baik gunakan waktu yang Maha Berharga.
Pokok hidup di Duniawi ialah ber-Kasih Sayang.
Semua Anak-Cucu pasti ber-Bakti.
Penjelasan:
Ingat-lah Pemuda-Pemudi, maju terus semangat berjuang, Baik-baik-lah mempergunakan waktu yang Maha Berharga, harus ber-sifat Kasih Sayang akhir-nya pada kemudian hari Semua Anak-Cucu terhadap Orangtua pasti ber-Bakti.
* * * * *
44.
Orang jahat tak ber-Perikemanusiaan.
Kesalahan harus di-perbaiki dan di-betuli.
Masa Depan dan pekerjaan masih banyak.
Harus menjaga Hari Depan-nya.
Penjelasan:
Penjahat itu ialah tak ber-perikemanusiaan, jika berbuat salah harus cepat-cepat diperbaiki, karena Hari Depan masih jauh, harus-lah menjaga untuk di Kemudian Hari.
* * * * *
45.
Hati jahat dan berbisa.
Kesalahan harus di-insafi dan di-perbaiki sendiri.
Di dalam Hati menggunakan akal daya jahat.
Pasti mendapat hukuman Tuhan.
Penjelasan:
Ingat-lah hukum Tuhan senantiasa menentang Sesama Umat Manusia ber-hati jahat, ber-hati bisa dan ber-akal buruk.
* * * * *
46.
Ber-kelakuan tidak karuan, dosa-nya ber-juta-juta.
Untuk pencaharian amat sukar.
Perceraian dengan Istri dan berpisahan dari Anak.
Anak-Anak-nya menjadi pengkhianat dan sukar hidup-nya.
Penjelasan:
Ingat-lah ber-Kelakuan yang buruk menjadi ber-jubel-jubel dosa-nya, pekerjaan dan pencaharian hidup amat sukar, menjadikan ber-cerai dengan Istri, berjauhan dengan Anak-Anak, akhir-nya Anak-Anak menjadi pengkhianat dan sukar untuk mencari nafkah.
* * * * *
47.
Hukum Tuhan itu bergiliran.
Meng-hukum perbuatan jahat selama hidup-nya.
Cepat-cepat-lah mengubah Hati Rohani.
Di dalam Jasa ke-akhirat-an harus dibuat dulu.
Penjelasan:
Ingat-lah Hukum Tuhan senantiasa bergiliran, yang buruk di-hukum seumur hidup-nya susah, maka cepat-cepat mengubah hal buruk itu supaya membuat ber-Jasa di akhirat.
* * * * *
48.
Jangan-lah menganggap Tuhan tuli dan gagu.
Pembalasan cepat atau lambat pasti berjalan.
Memberi Hadiah pada yang Baik, dan meng-hukum pada yang jahat.
Setiap saat harus di-ingat-ingat.
Penjelasan:
Ingat-lah jangan sekali-kali beranggapan bahwa Tuhan tak tahu, tak mendengar dan tak melihat, ke-semua Hukum-Nya dijalankan cepat atau lambat, yang Baik di-Hadiahi dan yang jahat diberi hukum.
* * * * *
49.
Di dalam Kitab Suci menurut Hukum Tuhan.
Setelah dihafalkan harus disimpan baik-baik.
Siapa yang menyiarkan atau mencetak lagi Kitab Suci ini.
Mendukung Kitab Suci yang dari Abad Purba.
Penjelasan:
Ingat-lah Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok” ini adalah menurut Hukum Tuhan, setelah dihafalkan harus baik-baik disimpan, yang rela dan Ikhlas mencetak lagi untuk disiarkan pada Umum berarti membantu dukung Kitab Suci yang dari Abad Purba.
* * * * *
50.
Kitab Suci ciptaan Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” di-kurnia-kan ke Duniawi.
Memberi Pelajaran Duniawi supaya tetap ber-tinggal ke-Morilan-nya.
Menolong Sesama Tuhan pasti mengetahui.
Memberi Nasehat supaya berlaku Baik pasti ber-Jasa.
Penjelasan:
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” mengurniakan Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok” ini perlu-nya supaya Duniawi berlaku Baik, yang Baik Budi Tuhan mengetahui, pasti diberi Kebaikan dan Jasa.
* * * * *
51.
Rumah Tangga yang menabung Kebaikan.
Tuhan pasti memberi Kebahagiaan.
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” menambahkan umur panjang dan Rejeki.
Untuk Keturunan Anak-Cucu-nya pasti Makmur.
Penjelasan:
Pada Rumah Tangga yang sering menabung Kebaikan Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” pasti mengetahui dan memberi Rejeki, Panjang Umur dan Rejeki untuk Keturunan Makmur.
* * * * *
52.
Beratus-ratus Kitab Suci disebar dan dicetak.
Mencari nafkah pasti ada yang melindungi.
Tiga atau lima ratus Kitab Suci dicetak.
Pengacau dan penyakit berat dapat diobati-nya.
Penjelasan:
Ingat-lah siapa yang mencetak Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok” beratus-an Kitab untuk disebarkan pada Kalangan Umum, pencaharian hidup-nya pasti ada yang melindungi, apa lagi kalau mencetak sampai tiga atau lima ratus jilid, semua pengacau lenyap dan penyakit berat pasti sembuh.
* * * * *
53.
Yang mencetak be-ribu-ribu Kitab Suci ini.
Harta benda ke-mewah-an terus-menerus turun temurun.
Dengan gotong royong mencetak-nya.
Menabung Rejeki sampai di dalam Rumah.
Penjelasan:
Ingat-lah siapa yang mencetak Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok” untuk disebarkan pada Kalangan Umum sampai be-ribu jilid, harta kekayaan dapat turun-temurun ke Anak-Cucu-nya, kalau membantu secara gotong royong banyak Rejeki datang pada Rumah-nya.
* * * * *
54.
Mencetak, ditulis dengan tangan atau menyiarkan Kitab Suci.
Ke-semua-nya bekerja untuk Jasa ke-Rohani-an.
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” Hati-Nya ber-Kasih-Sayang dan ber-Keadilan.
Tidak merugikan pada Orang yang membantu Kitab Suci ini.
Penjelasan:
Siapa yang membantu menyiar dengan secara tulisan tangan atau mencetak Kitab Suci ini, senantiasa beruntung tak berugi-nya.
* * * * *
55.
Dengan Ikhlas Hati membantu.
Rejeki banyak dan umur pasti panjang.
Memberi Kitab Suci berarti menanam ke-Rejeki-an.
Roh kejahatan senantiasa tidak masuk ke dalam badan.
Penjelasan:
Dengan Ikhlas Hati Kita membantu menyebarkan Kitab Suci ini, akhir-nya pasti Panjang Umur dan banyak Rejeki, segala keburukan senantiasa hilang lenyap dari Diri Kita.
* * * * *
56.
Seumur hidup membaca be-ribu-ribu kali.
Apa yang direncanakan semua-nya bagus dan Makmur.
Seumur hidup-nya membaca Kitab Suci ini.
Pada waktu wafat-nya pasti naik ke Surga.
Penjelasan:
Ingat-lah sering-sering membaca Kitab Suci ini dari se-hari Tiga kali, semua rencana dan Cita-cita pasti ter-kabul, Makmur dan akhir-nya setelah wafat pasti naik ke Surga.
* * * * *
57.
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” menciptakan Kitab Suci ini.
Menjadi Kitab Suci “Sumber Perasaan Nabi” atau “Sen Njan Kok”.
Tiap-tiap Orang dapat membaca-nya.
Tuhan, menambah banyak Rejeki.
Penjelasan:
Raja Dewata Yang Maha Termulia “Giok Tee” menciptakan Kitab Suci ini supaya Kalangan Umum membaca dan dapat banyak Rejeki.
* * * * *
Setelah selesai membaca Kitab Suci Bagian ini yang Terakhir harus memberi Sembah tiga kali.
* * * TIGA BAGIAN KITAB SUCI INI TELAH SELESAI * * *
Sumber:
Buku Sumbangan dari Para Dermawan di Vihara atau Kelenteng
Kitab Suci Raja Dewata Yang Maha Termulia Giok Tee
BAGIAN PERTAMA
BAGIAN TENGAH
BAGIAN AKHIR
Nasehat Pusaka Kepada Pembaca
* * * * * * * * * * * *
Kitab Suci Raja Dewata Yang Maha Termulia Giok Tee
BAGIAN PERTAMA
BAGIAN TENGAH
BAGIAN AKHIR
Nasehat Pusaka Kepada Pembaca