Dengan Keinginan dan Tekad yang kuat,
dengan Manusia sebagai faktor pembuat nasib,
menolong Perkawinan yang gagal dan bahkan menolong nyawa Suami-nya.
“Adakah cara untuk memperbaiki nasib ?”
“Ada jalan-nya, tetapi harus dilakukan TERUS MENERUS tanpa henti-nya”.
* * * * *
Kisah ini terjadi pada 3 tahun yang lalu, pada suatu senja yang mendung.
Di dalam tempat meramal-ku, ruang penuh dengan tamu,
di antara-nya ada Seorang Ibu Muda yang bertubuh agak tinggi,
wajah-nya nampak muram, Ia duduk di pojokan tanpa berkata.
* * * * *
Waktu tiba giliran-nya,
Ia mendorong pintu yang berkaca dan masuk ke dalam ruang tamu-ku.
Ia memberikan secarik kertas pendaftaran, aku mempersilahkan-nya duduk.
Ku-perhatikan kertas itu dimana tertulis nama-nya Wang Siauw Cen,
Ia ingin bertanya soal Perkawinan, tulisan-nya indah.
Seperti biasa-nya aku tidak bertanya banyak pada tamu-ku,
Ia pun tidak mengucapkan sepatah kata pun
lalu aku dengan cermat meramalkan-nya.
Usai meramal, aku berkata :
“Perkawinan-mu telah hancur, tak dapat ditolong lagi”.
Matanya nampak memerah, tetapi tetap tenang
dan secara hambar lalu ia bertanya : “Apa sebab-nya?”.
* * * * *
Sesuai dengan ramalan, kesalahan terletak pada diri Anda.
Watak Anda keras dan berangasan, pula perpecahan perkawinan ini
adalah atas keinginan Anda sendiri”.
Ia mengangguk dan mengakui bahwa dia-lah yang mengajukan perceraian.
Diceritakan bahwa memang perangainya-lah yang sangat buruk,
sering memarahi Suami-nya.
Kini pisah ranjang dan ia pulang ke rumah Ibu-nya telah 3 bulan.
Hati-nya sangat menyesal, ingin hati-nya rujuk kembali,
tetapi terbentur pada keangkuhan.
Ia tidak berani mengambil inisiatif, ia pun takut
kalau Suami-nya atau orang dalam rumah tidak menyetujui-nya,
maka ia datang meramal apakah masih bisa ditolong.
* * * * *
Mendengar cerita-nya aku sangat simpatik, aku mempelajari Peh-Ji nya,
ternyata memang ditakdirkan menyakiti Suami.
Atas dasar ramalan ini, Suami-nya bila tidak cerai pasti berumur pendek.
Aku hanya dapat menghela napas dan bergedek, sulit membantu-nya.
Umum-nya Orang akan segera berpamitan, tetapi wanita ini tetap duduk dan bertanya:
“Adakah cara untuk memperbaiki nasib ?”
Ini pun sebuah pertanyaan yang sering diajukan oleh kebanyakan Orang dan
sebagaimana biasa-nya aku pun menjawab-nya:
“Ingin dengan perbuatan Manusia memperbaiki nasib sangat-lah sukar,
satu dalam seribu pun tidak ada yang berhasil, mudah memang untuk berbicara”.
Dalam hatiku berkata: “Sudahlah, sebaiknya Anda menyerah saja”.
Tak kusangka dengan mata terbelalak ia memandang-ku dan berkata:
“Asalkan ada jalan, betapa pun sulit-nya akan ku-usahakan.
Tolong beritahu aku”.
* * * * *Kupikir, Anda hanya terbawa emosi sementara,
mungkin Anda tidak mempunyai tekad, maka aku berkata :
“Ada jalan-nya, tetapi harus dilakukan TERUS MENERUS tanpa henti-nya”.
“Harus dilakukan dalam waktu berapa lama ?” Tanyanya.
“Anda tak perlu tanya berapa lama-nya,
jika Anda mempunyai kepercayaan lakukan-lah semaksimal mungkin,
hingga tercapai tujuan itu”,
kata-ku.“Baiklah, akan ku-coba sedapat mungkin” tukasnya.
Maka, ku-terangkan-lah tentang Hukum Sebab Akibat,
pada pokoknya Anda tanam benih apa maka akan memetik buah apa,
lalu mengajarkannya agar membaca Ko Ong Kwan Se Im Keng sebanyak 1000 kali,
setelah terhapus sedikit dosa dendam-nya, kelak baru dibicarakan lagi.
* * * * *
Setelah lewat dua bulan ia datang menemui-ku lagi, kata-nya:
“Telah ku-baca lebih dari 800 kali,
tak ada perubahan atas hubungan dengan Suami-ku,
namun ada reaksi baik atas pekerjaan-ku.
Biasanya aku tidak akur dengan teman sejawat, banyak orang licik,
meskipun tidak baik pada-ku, setelah membaca Keng tersebut,
kini rekan kerja-ku bersikap baik, begitu pula dengan majikan-ku,
sungguh ajaib”.
Ku-jelaskan kepadanya sedikit pun tidak aneh,
Pahala-nya membaca Keng telah mulai menghapus dendam yang agak ringan,
sedangkan soal dalam Perkawinan-nya adalah Karma dendam yang agak mendalam.
Selanjutnya, Nyonya tersebut secara resmi memulai
“Perjalanan panjang untuk menolong Perkawinan-nya”.
* * * * *
Dalam setahun, tak sedikit Keng Buddha yang dipelajari-nya,
tanpa henti-nya setiap hari membaca, tak terhitung lagi jumlah-nya.
Juga mulai berkenalan dengan beberapa Nyonya yang lain,
bila senggang pergi ke vihara untuk membaca Keng,
ikut berbakti dalam perkerjaan sosial, sering mengunjungi panti jompo,
melakukan kebaktian untuk kesejahteraan umum,
sering kali melepaskan makhluk hidup.
Pokok-nya setiap ada kesempatan BERAMAL pastilah dilakukan-nya.
Tetapi ia tetap belum mendapatkan reaksi dari Suami-nya.
Ia mulai agak tak sabar, timbul keraguan dalam hati-nya,
namun teman sekelompok pembaca Keng memberikan dorongan semangat,
hingga Ia tetap giat berusaha.
Suatu saat, dari famili-nya mendengar berita bahwa
Suami-nya gagal dalam perdagangan, tidak lagi menjadi majikan,
tetapi menjadi karyawan staff tinggi pada sebuah perusahaan besar,
dan sering terbang ke luar kota untuk tugas-nya,
jarang sekali berada di Hong Kong.
Untung-lah belum berkenalan dengan teman wanita lain-nya.
Ia tetap berusaha, tak mengendor sedikitpun.
Kira-kira setengah tahun kemudian,
pada suatu malam ia menerima telepon dari famili-nya.
Walaupun gagal dalam perdagangan, Suami-nya tetap merindukan-nya,
pernah mencari keterangan tentang Kehidupan-nya.
Ini sebuah berita baik.
Tahu-lah kini bahwa semua usaha-nya tidaklah sia-sia,
maka lebih rajin lagi ia berusaha.
Lewat sebulan lagi,
akhir-nya ia menerima telepon pertama kali yang diberikan Suami-nya.
Mulai-lah kencan pertama sejak berpisah ranjang, sungguh tak mudah.
Sejak itu, setelah memulai kencan beberapa kali,
saling menghilangkan ke-salah-paham-an ke-dua belah pihak,
jarak antara mereka kian dekat,
maka Nyonya Wang mengambil inisiatif mencabut kembali
gugatan cerai-nya di pengadilan, ke dua Suami-Istri rujuk kembali.
Temannya mengucapkan syukur dan gembira atas hasil yang dicapai-nya.
* * * * *
Namun cerita ini belum usai,
justru disaat ke-dua Suami-Istri ini akan rujuk kembali,
terpetik kabar bahwa Suami-nya menderita penyakit kanker dan
melalui pembuktian beberapa rumah sakit yang terkenal,
penyakit-nya telah mencapai tingkat yang gawat.
Hal ini tentu saja merupakan pukulan yang berat bagi mereka ber-dua.
Teman-teman pun ikut merasakan kesusahan ini.
“Apakah nasib-ku demikian buruk” Ny. Wang mencari-ku lagi.
Aku tidak terkejut akan gejolak yang dihadapi-nya, ku-katakan:
“Sesuai dengan Peh-Ji Anda,
ramalan menunjukkan bahwa jika Anda tidak cerai pasti membawa kematian Suami,
hal ini pernah ku-katakan pada-mu dahulu.
Kini menjelang Anda rujuk kembali dengan Suami,
menemui hal yang diluar dugaan,
ini membuktikan bahwa Anda belum sepenuh-nya memperbaiki Nasib,
usaha Anda selama setahun lebih baru-lah mendapatkan setengah-nya”.
“Lalu sebaiknya bagaimana ini?” Tanyanya.
Kataku:
“Dalam waktu satu setengah tahun Anda telah membaca banyak macam Keng,
telah banyak beramal, memohon tak sedikit pada Po Sat.
Setelah berusaha demikian susah,
perujukan kembali Perkawinan akhirnya telah Anda dapatkan,
Karma ini membuktikan bahwa aku tidak mendustai-mu.
Jelas telah menunjukkan inilah jalan satu-satu-nya yang dapat ditempuh.
Sebaiknya Anda terus lebih giat berusaha”.
Soalnya kini sangat gawat, aku tak dapat berpangku tangan tidak menolong-nya,
namun aku tidak mungkin bisa menghabiskan waktu satu dua tahun lagi,
sebab penyakit-nya tidak mungkin memberikan-nya umur sepanjang itu”,
katanya dengan gugup”.
* * * * *
Sejenak aku berpikir, aku menjawab-nya:
“Kini soa-lnya tergantung pada usaha Manusia,
Anda boleh memohon dahulu pada Po Sat.
Sebab hal-nya sangat gawat,
Anda harus dengan sungguh-sungguh memberi janji di hadapan Po Sat,
mohon ke-Welasan-Nya, lalu sesuai dengan janji sendiri melaksanakan.
Perlu diingat bahwa janji harus bertolak dari Kesungguhan Hati,
dilaksanakan sesuai dengan kemampuan diri sendiri dan secepat mungkin.Berjanji harus dengan maksud baik,
bila janji terlampau muluk
dan tidak dapat melaksanakan-nya berarti menipu Po Sat,
ini lebih menambah dosa, jadi tentukan-lah sendiri soal janji itu”.
Setelah mendengarkan uraian-ku ia pamit tanpa berkata-kata.
* * * * *
Pada esok pagi-pagi benar, ia telah menghadap Po Sat dan memberikan janji-nya.
Ia berjanji akan seumur hidup beramal baik, menolong Orang Lain,
mohon agar Po Sat menolong jiwa Suami-nya.
Waktu berjanji, Ia membaca surat janji-nya,
air mata-nya berderai dikala Ia membaca sampai kalimat yang menyedihkan,
kesungguhan hati-nya jelas-lah sudah.
Disamping itu ia mendorong suaminya dengan penuh kepercayaan untuk berobat,
pula lebih giat lagi membaca Keng dan
setiap pagi-pagi benar telah menghadap Po Sat untuk kebaktian,
setengah jam kemudian baru berangkat kerja.
Malam hari membaca Keng di rumah, dan amal sehari-hari kian giat.
Tetapi, soalnya masih bergejolak.
* * * * *
Melalui beberapa Ahli yang bertaraf internasional,
Mereka mengambil kesimpulan diagnosa bahwa Suami-nya tak tertolong lagi.
Banyak Orang menggoyangkan kepala dan menghela napas mendengar berita ini,
kata-nya Po Sat sudah tidak manjur lagi,
kasihan Ny. Wang yang sia-sia usaha-nya.
Ini benar-benar suatu ujian yang terberat bagi Kepercayaan Hati.
Namun Ny. Wang tetap teguh hati, giat berusaha.
Ia masih harus menerima berbagai tekanan dari pihak Ibu-nya,
Ia menahan derita yang tak tertahankan dari kebanyakan Orang,
Kebulatan Tekad yang kuat ini-lah merupakan faktor terbesar dari Kesuksesan-nya.
* * * * *Sangat kebetulan, dikala saat yang kritis ini,
terdengar berita ada Seorang yang Top Ahli di Dunia
tentang penyakit kanker berkunjung ke Hong Kong.
Maka dengan segala macam cara dan relasi serta koneksi, Ia berusaha menemui beliau.
Setelah berusaha keras barulah berhasil, dan Beliau dengan cermat memeriksa Suami-nya
dan menyatakan bahwa masih ada cara untuk menyembuhkan Suami-nya
dan Beliau akan melakukan-nya sendiri.
Inilah karunia Buddha atas Kesungguhan Hati dari Ny. Wang,
betapa besar Welas Asih-Nya Sang Buddha.
Berkat pengobatan dari Ahli ini, Suami-nya tertolong dari maut.
Ny. Wang sangat terharu atas ke-Welas-Asih-an Buddha,
demikian pula Para Teman se-agama-nya.
Lalu dengan cara bagaimana ia membalas kebaikan Sang Buddha ?
Jalan terbaik adalah “Tak henti-henti-nya BERAMAL”.
Dengan langkah nyata memenuhi janji sendiri:
“Menolong Orang yang sangat membutuhkan bantuan
dan selama hidup-nya beramal”.
Kisah nyata ini telah usai, Ny. Wang kini menjadi Orang yang Berbahagia,
penyakit Suami-nya telah sembuh, usaha-nya lancar.
Pengalaman sejak awal hingga 3 tahun,
hal ini telah mengubah secara keseluruhan pandangan hidup-nya.
Kini setiap hari Ia memenuhi janji-nya, terus BERAMAL.
Untuk download file, silahkan klik link berikut ini:
https://docs.google.com/open?id=0B6a5vK3IVP_0MWFjOTIyNTEtYzJiNC00YjgxLTk4MWYtMjkxMzYwMzJmOTI2
Sumber :
Hakekat Utama dan Satu-Satunya Cara Untuk Memperbaiki Nasib
Halaman 54 - 61