Cari Blog Ini

16 Oktober 2010

Kisah Buddhist - Bodhisattva Akasagarbha

Dalam Da-fang-deng-da-ji Jing tercantum:

“Misalkan ada Seorang Sesepuh yang kaya raya dan Rakyat Awam. 

Harta simpanan Sesepuh itu tak terhingga banyaknya, 

penuh dengan uang dan permata. 

[Sesepuh itu] berdana tanpa rasa kikir. 


Saat berdana, Para fakir miskin datang kepada-nya 

dan meminta sebanyak yang Mereka butuhkan,  

[Sesepuh] itu membuka gudang hartanya dan memberikan sebanyak yang dibutuhkan.

Para fakir miskin itu menjadi terpuaskan. 


Setelah berdana, sesepuh itu bergembira dan tidak menyesal. 


Para Putra Bajik, 

demikianlah pula Bodhisattva Akasagarbha [ mempraktikkan Kebajikan-Nya ].”



* * * * * * * * *




Beliau adalah salah satu dari delapan Maha Bodhisattva ( Ashtamahabodhisattva

yang terdiri dari Avalokitesvara, Manjushri, Samantabhadra, Maitreya, 

Ksitigarbha, Akasagarbha, Mahasthamaprapta (Vajrapani

dan Sarvanivarana-viskambhin.



Akasagarbha ( Xukongzang - Mandarin, Kokuzo - Jepang )
dikenal pula dengan sebutan yang lebih pendek, Khagarbha.


Sebutan “akasa” berarti angkasa yang tidak terbatas
dan “garbha” adalah “kandungan atau harta”.


Jadi arti Nama Akasagarbha adalah “harta angkasa yang tidak terbatas”, 

yang menyimbolkan Kebijaksanaan Para Buddha yang sangat luas.




Dalam Da-fang-deng-da-ji Jing tercantum:

“Misalkan ada Seorang Sesepuh yang kaya raya dan rakyat awam.
Harta simpanan sesepuh itu tak terhingga banyaknya,
penuh dengan uang dan permata.

[Sesepuh itu] berdana tanpa rasa kikir.
Saat berdana, para fakir miskin datang kepadanya
dan meminta sebanyak yang mereka butuhkan,

[Sesepuh] itu membuka gudang hartanya
dan memberikan sebanyak yang dibutuhkan.
Para fakir miskin itu menjadi terpuaskan.


Setelah berdana, sesepuh itu bergembira dan tidak menyesal.

Para putra bajik, demikianlah pula
Bodhisattva Akasagarbha [mempraktikkan kebajikanNya].”


...


Akasagarbha bahkan dianggap sebagai “Saudara Kembar” dari Ksitigarbha Bodhisattva. 

Dalam masa-masa yang lebih awal, Mereka sering digambarkan bersama-sama, 

menyimbolkan berkah dari Langit (akasa) dan Bumi (ksiti).



Selain itu, kedua Bodhisattva ini berhubungan dengan “garbha”
yaitu Tathagatagarbha, benih keBuddhaan dalam diri tiap makhluk.
Keterkaitan mereka berdua juga ditunjukkan dengan

munculnya Bodhisattva Akasagarbha dalam Sutra Ksitigarbha Purva-pranidhana.



...

Di dalam Aliran Buddha Shingon, dikenal pula lima wujud Akasagarbha 

( Panca-Mahakasagarbha ) yaitu: 

* Dharmadhatu Akasagarbha, 

* Vajra Akasagarbha, 

* Ratnaprabha Akasagarbha, 

* Padma Akasagarbha, dan 

* Karma Akasagarbha.


* * *


Di Asia Timur, Akasagarbha digambarkan
memegang Cintamani yang menyimbolkan Kegembiraan, Kebajikan dan Berkah duniawi
bagi Semua Makhluk.
Di tangan kanan-Nya terdapat pedang tajam
yang menyimbolkan Kebijaksanaan yang memotong kebodohan batin.


Terkadang Beliau juga tampak tampil dengan posisi tangan Abhaya Mudra

( menolak bahaya atau tanpa rasa takut )
sambil memegang Tombak Teratai atau Nilotpala
yang di puncak-nya terdapat Permata Pengabul Harapan ( Cintamani ).



Untuk detailnya dapat di-download di link :
https://docs.google.com/open?id=0B6a5vK3IVP_0ZDVmMGNjMzMtZDI1Mi00YmFmLWIxNTEtYmI1ZTZkZGQ4MTgz


Sumber :
* http://dhammacitta.org/pustaka/ezine/Sinar%20Dharma/Sinar%20Dharma%2023.pdf
* Majalah Sinar Dharma - Figur Buddhis – Vol.7 No.2 | 2553 BE
| Mei – Agustus 2009, Halaman 69- 71 , Oleh : Hendrick dan Ching Ik