Seorang hartawan akan melangsungkan pesta pernikahan bagi anaknya.
Ia mempunyai seorang famili miskin yang tidak ingin diundangnya,
karena ia tahu famili itu tidak mungkin mampu memberi sumbangan.
Namun demi menghargai adat istiadat, ia tetap harus mengundang famili miskin itu.
Hartawan itu mengirimkan kartu undangan dengan menambahkan dua kalimat di atasnya:
" Jika kamu datang, berarti kamu rakus.
Jika kamu tidak datang, berarti kamu pelit."
Hartawan itu tertawa dalam hati, hm, coba lihat kamu datang tidak,
demikian ia membatin.
Pada hari H-nya,
sang hartawan melihat familinya itu datang menghadiri pesta pernikahan anaknya.
Setelah mengucapkan selamat dan menyodorkan sebuah amplop merah (angpao/hongbao)
pada sang hartawan empunya hajad, famili miskin itu berlenggang kangkung duduk
dan menyantap makanan lezat yang tersaji.
Sang hartawan membuka angpao yang diterimanya,
di dalamnya hanya terlihat satu lembar uang RMB 1 dolar (sekitar Rp 1.350)
dengan selembar kertas bertuliskan:
"Jika kamu terima, berarti kamu tamak.
Jika kamu tolak, berarti kamu menghina."
Pesan :
Kita harus belajar banyak dari famili miskin itu.
Jangan cepat mengumbar amarah menghadapi
setiap perlakuan tidak menyenangkan yang kita hadapi.
Terima dengan sabar dan bereaksi dengan bijaksana.
Sumber :
1. http://dhammacitta.org/pustaka/ezine/Sinar%20Dharma/Sinar%20Dharma%2024.pdf
2. Disadur dari artikel Mandarin “Xian Bing Xian”.
3. Majalah Sinar Dharma - Tutur Menular - Hal. 87