Sebuah sepeda sedang melaju.
Roda depan memandang sekilas roda belakang lalu menertawakannya,
"Ha, ha, kita berdua sama adalah roda,
tetapi aku selalu berada di depanmu.
Kamu selamanya mengikut di belakang pantatku.
Tidakkah kamu merasa malu?"
Roda belakang tidak menyahutinya, ia tetap berputar dengan tanpa mengeluh.
Tak lama setelah itu sepeda itu direparasi oleh si pemilik
yang kemudian juga melukir posisi ke dua roda.
Sepeda kembali melaju.
Yang sebelumnya adalah roda belakang memandang sekilas
pada roda belakang yang sekarang ini
lalu berkata dengan suara yang datar,
"Saudaraku, kamu sekarang pasti mengerti, sebelum ini bukan kamu hebat,
juga bukan kamu lebih unggul dariku,
namun tak lebih hanya karena posisi kita berbeda."
Roda belakang yang sekarang ini diam tak mampu mengatakan sepatah kata pun.
Masihkah kita menyombongkan diri dan merendahkan orang lain?
Sumber :
* http://dhammacitta.org/pustaka/ezine/Sinar%20Dharma/Sinar%20Dharma%2016.pdf
* Majalah Sinar Dharma - Tutur Menular - Hal. 69