Di dalam Maha Abhidharma disabdakan:
Walaupun begitu banyak Ladang,
tetapi hanya Buddha saja
Ladang Kebajikan yang Utama.
Kenapa demikian mulia-Nya Hyang Buddha ?
* * * * *
Bilamana ada makhluk dapat membangkitkan sekali saja
untuk memberikan penghormatan kepada Hyang Buddha,
maka jasa kebajikan-nya
sudah melampaui dana pemberian segala permata
di angkasa raya.
Dalam Sutra Fu Thien Cing,
Hyang Buddha ber-sabda kepada Raja Dewa ( Thien Ti ),
di antara 96 ( sembilan puluh enam ) aliran kepercayaan Agama,
Jalan Ke-Buddha-an yang paling mulia;
Di antara ajaran kebenaran dari 96 ( sembilan puluh enam ) aliran,
Buddhadharma adalah yang paling sempurna;
Di antara para petapa aliran 96 ( sembilah puluh enam ) tersebut,
Sangha yang berlindung pada Buddha-lah yang paling benar.
* * * * *
Kenapa demikian mulia-Nya Hyang Buddha ?
Karena selama tiga Maha Asenkyakalpa melatih diri,
menolong semua makhluk
dan menyempurnakan Sarva Paramita.
Sehingga kesucian, Kebijaksanaan
dan Jasa Pahala Kebajikan Hyang Buddha
tak terkatakan dan tidak terjangkau oleh pikiran Umat Awam.
Di Triloka Dhatu,
Hyang Buddha-lah yang Paling Mulia dan Tiada Banding-nya.
* * *
Bilamana ada makhluk dapat membangkitkan sekali saja
untuk memberikan penghormatan kepada Hyang Buddha,
maka Jasa kebajikan-nya
sudah melampaui Dana pemberian segala permata di angkasa raya.
Oleh karena itu,
dianjurkan kepada Putra-Putri yang berbudi
seharusnya menanam Akar Kebajikan
di Ladang Triratna Buddha, Dharma dan Sangha
yang paling tepat dan subur.
* * * * *
Ksitigarbha Bodhisattva Purva Pranidhana Sutra,
Bab 10, Varga perbandingan Jasa-Jasa Berdana.
Hyang Buddha bersabda kepada Ksitigarbha Bodhisattva:
“Seperti diketahui,
bahwa di Dunia Jambudvipa itu
terdapat banyak Raja-Raja, Menteri-Menteri dan Pegawai Negeri,
Maha Grhapati, Maha Ksatria, Maha Brahmana dan sebagainya.
Seandainya mereka bertemu
dengan Umat yang miskin merana,
bahkan bertubuh cacat, bisu, tuli, buta dan sebagainya,
bila ketika mereka hendak berdana,
* mereka dapat bersikap ramah,
* disertai senyuman memberikan sedekah itu dengan tangan sendiri
* atau menyuruh orang melakukan-nya dengan lemah lembut.
Maka Pahala yang akan diperoleh Sang Raja atau Menteri dan lain-lain-nya itu
akan sama banyak-nya dengan berdana kepada Buddha
yang banyak-nya bagaikan butiran pasir ratusan Sungai Gangga”
* * * * *
“Mengapa pahala yang diperoleh mereka sedemikian besarnya ?
Disebabkan karena Sang Raja,
para menteri dan sebagainya
dengan jiwa yang welas asih memberikan dananya
kepada para umat yang hina diri serta cacat tubuh,
maka mereka memperoleh imbalan yang demikian agung,
hingga ratusan ribu kelahiran memiliki Saptaratna yang sempurna,
apalagi sandang dan pangan!”
* * *
“Ada lagi, Yang Arya Ksitigarbha,
Seandainya para Raja dan Brahmana yang berada dimasa yang akan datang,
jika mereka bertemu dengan Vihara, Stupa atau Buddha Rupang,
Bodhisattva Rupang, Sravaka dan Pratyekabuddha rupang,
lalu mereka merawatnya
sehingga orang dapat melakukan puja bhakti,
pemujaan semacam ini adalah berdana maha besar.
Maka para Raja dan sebagainya akan dilahirkan di Surga Trayastrimsa
menjadi Raja Sakra
dan ia akan menikmati kebahagiaan Surga sampai 3 ( tiga) kalpa !
Jikalau Sang Raja tersebut menyalurkan jasa-jasa yang diperolehnya tadi
kepada para makhluk yang berada di seluruh Dharmadhatu,
maka para Raja dan sebagainya ini
akan menjadi Maha Brahma Raja selama 10 ( sepuluh ) kalpa !”.
* * *
“Ada lagi, Yang Arya Ksitigarbha,
Seandainya para Raja, Brahmana dan sebagainya
bertemu dengan Stupa, Vihara, Gambar Buddha
atau Buddha rupang serta Sutra-sutra Buddha
sebagai peninggalan zaman dahulu,
lalu mereka memperbaiki, memelihara
dengan kekuatan sendiri atau dilakukan bersama-sama dengan orang lain
hingga ratusan ribu orang,
berdana secara demikian itu akan mendapatkan rahmat Buddha.
Maka Sang Raja dan sebagainya
dalam ratusan ribu kelahiran akan menjadi Raja Cakravartin.
Sedangkan pembantu lain dalam berdana demikian itu akan menjadi Raja kecil.
Apalagi jika Sang Raja serta pembantunya
dapat menyalurkan jasa-jasanya kepada semua makhluk hidup,
imbalan jasa-jasanya sungguh besar tidak terbayangkan”.
* * *
“Ada lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang,
jika terdapat para Raja serta Brahmana dan sebagainya,
bertemu dengan orang tua, yang sakit dan yang melahirkan,
sesaat itu merasa iba
dan memberikan obat-obatan, makanan minuman serta tempat tidur
sehingga mereka merasa selamat sentosa.
Jasa-jasa seperti ini teramat agung dan tak terkatakan.
Dalam masa 100 ( seratus ) kalpa,
sang Raja dan sebagainya akan menjadi penguasa di Surga Suddhavasa,
kemudian menjadi Penguasa di Sad Karmadhatu
dan akhirnya mereka akan menjadi Buddha,
tak akan terjerumus ke alam kesengsaraan untuk selama-lamanya,
bahkan dalam ratusan ribu kelahiran
mereka takkan mendengar suara kesedihan.
* * *
“Ada lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang,
jika terdapat para Raja serta Brahmana dan sebagainya
dapat berdana seperti yang tersebut,
mereka akan mendapatkan kebahagiaan yang luar biasa,
apa lagi jika jasa-jasanya disalurkan
kepada semua makhluk hidup di alam semesta,
baik sedikit maupun banyak,
mereka akhirnya akan menjadi Buddha.
Apalagi menjadi Raja Cakravartin, Raja Sakra, Raja Maha Brahmana dan sebagainya.
Oleh karena itu Yang Arya Ksitigarbha,
nasehatilah semua makhluk hidup
agar mereka mau berdana demikian itu
dan menyalurkan semua jasa-jasanya kepada semua makhluk hidup
supaya kita semua menjadi Buddha kelak”.
* * *
“Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang,
jika terdapat putra-putri yang berbudi
yang dapat menanamkan kebajikan di bidang Buddha Dharma,
sekalipun kebaikannya itu
hanya seujung rambut atau sebutir debu,
namun buah yang akan diterimanya nanti
sungguh sukar diperkirakan”.
* * *
“Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang,
jika terdapat putra-putri yang berbudi
dapat berdana atau memuja rupang
atau gambar-gambar para Buddha, Bodhisattva,
Pratyekabuddha atau Raja Cakravartin dan sebagainya,
mereka akan memperoleh kebahagiaan yang tak terbatas
dan selalu dilahirkan di Surga atau di dunia manusia
untuk menikmati pahala besar mereka.
Akan tetapi, jika jasa-jasa yang diperoleh mereka itu
semua disalurkan kepada para makhluk hidup
di alam semesta atau Dharmadhatu,
maka pahala yang akan mereka peroleh nanti
sungguh besar sekali tidak terbayangkan”.
* * *
“Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang,
jika terdapat putra-putri yang berbudi,
mendapatkan Sutra Mahayana
atau mendengarkan satu Graha atau satu perkataan dari Sutra itu,
lalu timbul rasa hormat
untuk memujinya dengan khidmat
atau berdana dengan mencetak dan menyebarluarkan Sutra tersebut,
maka orang yang berbudi ini
akan memperoleh pahala besar sekali.
Jika jasa-jasanya disalurkan kepada para makhluk di alam semesta
akan mendapatkan kebahagiaan yang luar biasa dan tidak terbayangkan”.
* * *
“Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang,
jika terdapat putra-putri yang berbudi,
bertemu dengan Stupa, Vihara
atau menemukan Sutra Mahayana dan sebagainya yang masih baru dan utuh,
lalu mereka memuja, memelihara atau menghormati dengan sujud,
atau penemuan mereka itu sudah lama, lapuk dan rusak,
kemudian diperbaiki hingga utuh baik kembali,
hal itu baik dilakukan sendiri atau ber-ramai-ramai dengan orang lain.
Maka putra-putri yang berbudi itu
akan mendapat kesempatan 30 kali kelahiran sebagai Raja kecil.
Jika pekerjaan yang mulia ini dikerjakan oleh seorang Danapati,
maka ia akan menjadi seorang Raja Cakravartin
dan selalu dengan kebajikan-kebajikan membimbing para Raja kecil”.
* * *
“Lagi, Yang Arya Ksitigarbha, pada masa yang akan datang,
jika terdapat putra-putri yang berbudi,
pernah beramal dengan berdana atau memuja
atau memperbaiki stupa, vihara, kitab berisi Sutra-sutra,
sekalipun akar kebaikan yang telah ditanamkan ini
hanya seujung rambut, sebutir debu atau pasir atau setetes air,
disalurkan kepada makhluk hidup di alam semesta atau Dharmadhatu,
mereka akan menikmati pahalanya hingga ratusan ribu kelahiran.
Akan tetapi jika jasa-jasanya
disalurkan kepada sanak saudaranya atau diri sendiri saja,
pahala yang akan dinikmati hanya 3 ( tiga ) kali kelahiran.
Janganlah melepas pahala yang maha besar dengan mendapatkan pahala yang kecil.
Demikianlah Yang Arya Ksitigarbha,
hukum berdana itu sangat menakjubkan”.
* * *
Di dalam Sutra Cing Kang Cing, disabdakan:
Para Bodhisattva demikian melaksanakan kebajikan berdana
tidak terjebak dan melekat kepada wujud
(tiada corak sang aku, tiada corak kepribadian,
tiada corak keusiaan dan tiada corak perbedaan dari makhluk-makhluk),
maka jasa kebajikannya tidak terkirakan dan tidak terbatas.
* * *
Dalam petikan Anguttara Nikaya II (V,31),
Hyang Buddha menerangkan tentang manfaat-manfaat-manfaat dari berdana.
Pada suatu ketika,
yang terbekahi berdiam di dekat Savatthi di Hutan Jeva,
di Vihara Anathapindika.
Pada saat itu putri Sumana di ikuti 500 ( lima ratus ) wanita kerajaan
di dalam 500 ( lima ratus ) kereta datang mengunjungi Beliau.
Setelah tiba, dia memberi hormat dan duduk di satu sisi sambil berkata:
“Bhante, seandainya ada siswa Bhante yang setara keyakinannya, keluhurannya, dan kebijaksanaannya.
Tetapi yang satu pemberi dana
dan yang lain bukan pemberi dana.
Maka kedua ini,
ketika tubuhnya hancur, setelah kematian,
akan terlahir lagi di alam bahagia, alam surgawi.
Setelah menjadi dewa demikian, adakah perbedaan di antara keduanya, Bhante ?”
“Ada Sumana.
Si pemberi dana, sesudah menjadi dewa,
akan melampaui yang bukan pemberi dana dalam lima hal :
masa hidup surgawi, keelokan, kebahagiaan, kemasyuran, dan kekuatan surgawi”.
“Tetapi, Bhante, jika keduanya ini meninggal dari sana dan kembali ke dunia ini, apakah masih ada perbedaan ?”
“Ada Sumana.
Si pemberi dana, setelah menjadi manusia,
akan melampaui yang bukan pemberi dana dalam lima hal :
masa hidup manusiawi, keelokan, kebahagiaan, kemasyuran, dan kekuatan”.
“Tetapi, Bhante,
jika keduanya ini meninggalkan kehidupan perumah tangga
menuju kehidupan tak berumah tangga atau menjadi bhikku,
apakah masih ada perbedaan?”
“Ada, Sumana.
Si pemberi dana, sesudah menjadi bhikku,
akan melampaui yang bukan pemberi dana dalam lima hal :
dia sering dimintai untuk menerima jubah, makanan, tempat tinggal, obat-obatan,
dan sesama bhikku akan ramah terhadapnya
baik melalui ucapan, badan jasmani, maupun pikiran;
pemberian-pemberian yang mereka bawa kepadanya kebanyakan menyenangkan.”
“Tetapi, Bhante, jika keduanya mencapai tingkat kesucian Arahat, apakah masih akan ada perbedaan ?”
“Dalam hal itu, Sumana,
Ku nyatakan tidak akan ada perbedaan antara satu pembebasan dan pembebasan lain”.
* * *
Demikianlah manfaat dari berdana
seperti yang telah dijelaskan oleh Sang Buddha.
Maka dari itu, lakukanlah perbuatan berjasa ini dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga nantinya kita akan memperoleh kebahagiaan
baik di alam manusia maupun di alam para dewa
yang akan melampaui yang bukan pemberi dana.
* * *
Di dalam Sutra Ta Fang Pien Fo Pau En Cing, disabdakan:
Keberadaan Ayah, Ibu, dan Perkumpulan Sangha adalah dua jenis ladang rejeki
untuk mesti dilakukan oleh semua Makhluk,
semua Jasa Pahala terlahir di Alam Dewa dan Manusia,
atau memperoleh buah kesucian dan pembebasan Nirvana,
semua disebabkan melaksanakan dua Kebajikan tersebut di atas.
* * *
Perkumpulan Sangha adalah ladang rejeki yang paling subur
untuk keluar dari Triloka Dhatu ( 3 Alam Tumimbal lahir
yaitu : Karma-Dhatu, Rupa-Dhatu, Arupa-Dhatu );
Sedangkan Ayah dan Ibu adalah ladang rejeki yang sangat subur di dalam Triloka Dhatu.
Sumber :
Majalah Harmoni Edisi No.16/01/I/HAR/10
Halaman 68-71