Pohon berusia ribuan tahun berasal dari sebutir benih kecil,
keinginan mencari kebijaksanaan berasal dari sifat dasar manusia yang murni dan bersih.
~ Master Cheng Yen ~
Ketulusan Hati Merupakan Persembahan Paling Berharga
Dalam ceramah pagi, Master Cheng Yen bercerita
tentang sebuah kisah dalam kitab suci agama Buddha.
Disitu diceritakan, Buddha sedang memberi khotbah di sebuah kota.
Begitu penguasa kota mengetahui Buddha membabarkan Dharma di setiap pelosok
dan banyak orang masuk agama Buddha,
ia merasa khawatir kalau di kemudian hari nanti
warganya hanya akan mendengar perkataan Buddha
dan tidak mau menerima perintahnya lagi.
Penguasa itu lalu melarang warganya
untuk memberi persembahan atau mendengarkan pembabaran Dharma Buddha.
Bagi yang melanggar akan didenda 500 mata uang setempat.
Ada seorang ibu tua yang bekerja sebagai pembantu
dan bermaksud membuang sisa makanan keluar rumah.
Bertepatan dengan itu, Buddha lewat di depan rumah.
Saat menyaksikan keanggunan wajah Buddha, timbul perasaan sukacita didalam hatinya
dan ingin memberikan persembahan pada Buddha.
Ibu tua ini menyampaikan kepada Buddha dengan hati tulus,
bahwa walau hatinya ingin memberi persembahan,
namun ia tidak memiliki apa-apa, kecuali sisa makanan di tangannya.
Buddha menjawab dengan tersenyum,
Buddha menjawab dengan tersenyum,
ini adalah persembahan paling berharga, dan kemudian memberkati ibu ini.
Seorang Brahmana yang kebetulan lewat merasa kurang yakin,
kenapa persembahan yang begitu tidak berharga bisa mendapat pemberkatan
sedemikian besar dari Buddha?
Buddha memberikan perumpamaan,
pohon yang berusia ribuan tahun yang sanggup menahan sinar matahari sedemikian luasnya,
pada awalnya juga merupakan sebuah benih yang kecil,
kemudian tumbuh menjadi pohon besar.
Ibu tua ini memberikan persembahan dengan hati yang tulus,
bagaikan menanam benih kebajikan di lahan berkah,
di kemudian hari bakal mendapatkan buah karma yang besar.
Brahmana itu kemudian mengerti,
dengan sukacita ia turut memberi persembahan kepada Buddha,
serta mengajak semua orang datang untuk mendengar pembabaran Dharma Buddha.
Selanjutnya, penguasa kota juga membawa serta semua pejabat dan warganya
untuk memeluk agama Buddha.
"Dalam bagian sangat halus ada terkandung benih,
benih bertunas dan tumbuh menjadi pohon besar yang berbuah rimbun",
kata Master Cheng Yen yang mengambil kisah itu untuk menjelaskan makna kebenaran
"sebuah ajaran bisa memberikan makna tak terhingga,
sedangkan makna tak terhingga berasal dari sebuah ajaran".
"Demi memberi kesadaran pada orang-orang,
Buddha membabarkan Dharma dengan berbagai cara
sesuai dengan kondisi dan orang yang dihadapi,
sesuai dengan kondisi dan orang yang dihadapi,
sebetulnya hanya ada Satu Dharma, Dharma ini sangat halus
yaitu sifat dasar yang murni dan bersih dalam hati setiap orang",
kata Master Cheng Yen menghimbau setiap orang agar menyerap Dharma sampai di dalam hati.
Sumber :
Majalah Tzu Chi Monthly Edisi 504