Cari Blog Ini

19 Januari 2011

Renungan - Catatan Pelatihan Diri - 2

Bagian "Kehidupan yang Gembira"
Bab "Kehidupan"


* Gunakan perhatian dan rasa menghargai sebagai pengganti "terima kasih" dan "maaf".
Banyak-banyaklah menghargai kebaikan orang lain yang diberikan kepada kita. 
"Terima kasih" diucapkan terlalu banyak, orang lain akan mati rasa;
"maaf" diucapkan terlalu banyak, akan menjadi alasan bagi diri sendiri untuk melakukan kesalahan.

* Istirahat bagi Anda adalah mata pelajaran paling penting hari ini,
kepenatan jangka panjang yang menyerang Anda yang perlu istirahat adalah sebuah tekanan.

* Segala perbuatan yang bermotifkan kebencian,
selamanya tak mungkin menjadi cara pelenyap kebencian.

* Pandangan hidup yang sesuai dengan jalan alami adalah: serius dan tidak munafik,
setiap saat dengan cermat memperhatikan kepentingan teman,
pun bersabar terhadap orang yang tidak berpengetahuan dan yang semaunya sendiri.

* Dengan adanya "ketidaktahuan" maka muncullah kegembiraan "menyadari".

* Kita bergembira atas apa yang kita miliki dan paras kita,
tidak perlu membandingkan dengan orang lain;
perhatikan hubungan antar individu;
gunakan waktu dengan melakukan kegiatan bilateral tanpa pamrih,
berbagi dengan orang-orang di sekeliling kita.
Cara hidup seperti ini penuh dengan daya hidup yang terus mengalir tiada henti,
dia adalah salah satu bentuk "kemakmuran".

* Hubungan sesama teman yang dilandasi uang bukanlah persahabatan yang sejati,
teman yang dikenal melalui cinta dan perasaan itulah baru benar-benar teman.

* Setiap hal harus diawali dari satu kebulatan tekad dan satu benih.

* Mendengarkan dengan sepenuh hati,
adalah satu cara mendengar yang dapat membuat orang merasa Anda sedang mendengarkannya berbicara.

* Dalam beberapa situasi, perbuatan yang biasanya dipandang negatif,
karena motivasi yang dimilikinya maka dipandang sebagai perbuatan positif.
Oleh sebab itu, segala hasil perbuatan selalu bergantung pada "pikiran".

* Dalam hidup ini mengerjakan setiap hal anggaplah seakan-akan mengerjakan sebuah tugas terakhir,
hindari segala kecerobohan,
hindari emosi berlebihan yang mengacaukan pikiran jernih,
hindari kemunafikan, egois dan keluhan terhadap nasib diri sendiri.

* Dalam setiap pertengkaran, entah itu peperangan antarnegara,
perselisihan rumah tangga atau hanya sekedar perkelahian,
sesungguhnya tidak ada pihak yang benar,
setiap pihak yang terlibat adalah pihak yang salah.

* Ketika Anda melakukan perbuatan buruk,
tidak bisa tidak pasti menoleh kesana kemari memastikan tidak terlihat orang lain.
Apakah orang lain melihat atau tidak, itu sebenarnya tidak penting,
yang paling penting adalah hati Anda bisa melihat,
dan Anda tidak mungkin dapat menghindari hati Anda sendiri.

* Ketika orang lain melakukan hal yang bermanfaat bagi dunia,
bila hati ikut bersuka cita, Anda juga ikut berpartisipasi dalam perbuatan bajik ini;
ketika orang lain melakukan perbuatan yang mencelakakan jiwa makhluk lain,
persetujuan Anda atas tindakan ini sama dengan Anda juga berpartisipasi melakukan perbuatan buruk ini.

* Bila di penutupan hari Anda menghitung berapa besar pemasukan uang;
Anda juga harus mencermati apakah hari ini dilalui dengan bermanfaat,
atau (diisi) dengan rasa pesimis yang negatif,
ini adalah dasar dari pelatihan dalam kehidupan sehari-hari.

* Bila dalam hati tidak ada kegembiraan, meski menelusuri ujung dunia dan batas samudera juga
tidak akan menemukan tanah kebahagiaan; dalam hati jika puas dan gembira,
meski tubuh berada di dalam penjara dan toilet gubuk jerami,
tetap saja santai dan bebas.

* Jika permasalahan eksternal menyebabkan Anda menderita,
penderitaan itu bukan berasal dari permasalahan itu sendiri,
melainkan datang dari ekspektasi Anda terhadapnya;
tak peduli kapan pun, Anda selalu mempunyai kekuatan untuk melenyapkannya.

* Bila Anda telah melemparkan hidup ke dalam kemurungan,
jangan menyalahkan diri sendiri, kita bukan orang suci,
bagaimana mungkin tanpa kesalahan?
Asal ingat, di kemudian hari jangan lagi menyia-nyiakan waktu setiap menit setiap detiknya,
ini akan membantu Anda hidup dengan lebih berarti.

* Bila Anda hanya pura-pura sedang mendengarkan,
atau tidak mendengarkan dengan sepenuh hati,
pihak yang berbicara pasti akan bisa merasakannya
dan takkan mampu membebaskan dirinya dari rasa menderita.

* Bila dalam hati Anda melihat benih yang menimbulkan sampah,
seperti rasa takut, putus asa atau kebencian, jangan panik.
Anda bisa menghadapi emosi negatif ini dengan berkata:
"Saya merasakan adanya sampah dalam hati,
saya akan mengubahnya menjadi pupuk yang dapat menghidupkan kembali rasa cinta."

* Bila motivasi Anda tulus, tidak ada yang disembunyikan,
Anda akan mendapatkan reaksi yang terus terang dan terbuka dari pihak lain,
ini baru yang benar-benar dinamakan komunikasi, bukan sekedar entertainment.

* Bila Anda sejak dini hari mulai membina motivasi yang positif dan bajik,
maka sama dengan menciptakan lebih banyak dan memperpanjang perasaan positif sepanjang hari itu.

* Bila Anda tidak pernah meninggalkan seseorang,
Anda akan mulai menganggap dia begitu saja dan melupakan kelebihannya.

* Bila kita benar-benar memahami karma dan tumimbal lahir,
tak peduli menemui penderitaan dan kesulitan apapun,
tak akan menganggapnya sebagai kemalangan, bencana ataupun hukuman;
juga tidak akan menyalahkan diri sendiri atau berkeluh kesah.

* Bila kita tulus hati, akan memiliki teman yang bisa dipercaya dan mendapat banyak manfaat;
bila kita mengabaikan orang lain, tak mempedulikan kesejahteraan orang lain,
pada akhirnya kita sendiri akan menelan pil pahit.

* Kesuksesan adalah hasil perwujudan dari kelebihan,
kegagalan adalah akumulasi dari kekurangan.

* Bila tidak ada hal yang membuat orang menjadi tidak senang hati, maka tak ada yang perlu diobati;
tetapi ketika permasalahan datang, Anda harus saat itu juga menyelesaikannya!

* Bila permasalahan itu bisa diselesaikan, Anda tidak perlu merisaukannya;
bila permasalahan itu tidak bisa diselesaikan, banyak-banyak risau pun juga tidak akan banyak menolong.

* Orang yang memiliki kebijaksanaan ketika sedang sendirian bisa mengendalikan pikirannya;
ketika sedang bersama orang lain bisa mengendalikan mulutnya.


Sumber :
Majalah Sinar Dharma - Dharma Teaching – Vol.8 No.1 | 2554 BE
| Februari 2010 – Juni 2010
Disusun Oleh : Master Hai Tao
Hal 58 - 59