Namun, sekadar mengenalmu saja sudah membentuk kehidupan saya lebih daripada yang mungkin kamu duga.
Saya membuat daftar orang-orang yang saya kenal dalam sebuah buku dan sesekali saya melihatnya. Ketika itulah saya menyadari bahwa nama-nama itu bukanlah bagian dari buku di mana mereka dituliskan, melainkan bagian dari hati.
Sebab masing-masing nama itu mewakili seseorang yang pernah saya jumpai, dan dalam perjumpaan tersebut ia telah menjadi alasan serta pantun. Mungkin kedengarannya fantastis kalau saya mengklaim demikian, padahal saya benar-benar merasa tenang dengan mengingat setiap nama itu. Mungkin kamu tidak menyadari hubungan khusus apa pun, namun sekedar mengenalmu saja sudah membentuk kehidupan saya lebih daripada yang mungkin kamu duga.
Jangan menganggap sapaan saya hanya sebagai suatu rutinitas, namamu sungguh tak terlupakan. Sebab ketika saya mengirimkan kartu ucapan yang dialamatkan kepadamu, hal itu adalah karena namamu tercantum dalam daftar orang yang saya berutang budi padanya. Jadi, entah saya telah lama atau baru mengenalmu, entah dalam hal apa, kamu telah berperan dalam membentuk hal-hal yang saya lakukan. Saya menjumlahkan orang-orang yang pernah saya jumpai, dan kamu adalah salah seorang teman yang tidak terlupakan.
Sumber:
Buku "Moralitas"
Filsafat Timur
Penerbit Classic Press
Hal. 53-54