Cari Blog Ini

17 November 2011

Empat Jenis Karma Berdasarkan Waktu


1Ditthadhamma vedaniya Kamma 


yaitu Karma yang langsung berbuah



2. Upajja vedaniya Kamma 


yaitu Karma yang menghasilkan akibat (vipaka

pada kehidupan berikutnya 

yaitu satu kehidupan setelah kehidupan sekarang.



3. Aparapariya vedaniya Kamma 


yaitu Karma yang menghasilkan akibat (vipaka

pada kehidupan berikutnya secara berturut-turut




4. Ahosi Kamma

yaitu Karma yang tidak sempat berbuah 

karena telah kehabisan waktu 

atau kehilangan kesempatan untuk berbuah.


* * * * * * * * * * *




1. Ditthadhamma vedaniya Kamma 

( Karma yang langsung berbuah)

yaitu Karma yang menghasilkan akibat (vipaka

dalam jangka waktu satu kehidupan.




Karma ini terbagi 2 ( dua ) macam, yaitu :


a). 

Karma yang telah masak 

dan memberikan hasil dalam kehidupan sekarang ini,

atau disebut dengan Paripakka Dittha Dhamma Vedaniya Kamma.



Contoh 1. :
 
Seorang miskin bernama Punna 

yang memberikan dana makanan 

kepada Y A Sariputta Maha Thera 

menjadi kaya-raya dalam waktu 7 ( tujuh ) hari setelah berdana.





Contoh 2. :

Misalnya saja 

ketika kita mengambil helm milik orang lain,
 
karena helm kita sendiri telah dicuri seseorang.
 
Supaya tidak ketahuan, 

kita mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi
 
walaupun lampu lalu lintas berwarna merah.

Akhirnya kita ditangkap polisi.
 
Terpaksa kita harus membayar tilang Rp. 15.000,-
 
(padahal harga sebuah helm hanya Rp. 10.000,-).
 
Ini adalah salah satu contoh sederhana 

karma yang langsung berbuah.






b). 

Karma yang memberikan hasil 

setelah lewat 7 ( tujuh ) hari 

atau disebut dengan Aparipakka Dittha Dhammavedaniya.


Contoh :
 
Jika berbuat kebaikan atau kejahatan dalam usia muda,
 
akan dipetik hasil dalam usia muda atau usia tua 

dalam kehidupan sekarang ini juga.



* * * * * 





2. Upajja vedaniya Kamma


yaitu Karma yang menghasilkan akibat (vipaka

pada kehidupan berikutnya

yaitu satu kehidupan setelah kehidupan sekarang.



Contoh:

Misalnya orang yang melakukan meditasi 

hingga mencapai jhana tertentu,
 
maka setelah meninggal 

ia akan langsung terlahir di Alam Brahma.


* * * * *





3. Aparapariya vedaniya Kamma


yaitu Karma yang menghasilkan akibat (vipaka

pada kehidupan berikutnya secara berturut-turut.



Salah satu contoh 

adalah orang yang sering mendengarkan Dhamma,
 
besar kemungkinan 

ia akan terlahir kembali di Alam Surga
 
dalam kehidupan-kehidupan yang berikutnya.




Mengapa demikian ?
 
 
Dengan mendengarkan Dhamma, 

orang tersebut telah melakukan kamma baik
 
karena ia telah melatih berdana perhatian.


 
Selama mendengarkan Dhamma,

ia juga telah memusatkan pikiran, ucapan 

serta perbuatannya ke arah kebajikan,
 
apalagi jika ia dapat mengerti 

serta melaksanakan Dhamma dalam kehidupan sehari-hari.



Kebajikan ini tentunya sangat selaras 

dengan salah satu isi kotbah Sang Buddha
 
yang menyatakan 

bahwa mendengarkan Dhamma 

pada saat yang sesuai adalah Berkah Utama.


* * * * *





4. Ahosi Kamma


yaitu Karma yang tidak sempat berbuah 

karena telah kehabisan waktu 

atau kehilangan kesempatan untuk berbuah.




Ahosi Kamma terbentuk 

ketika kekuatan suatu perbuatan (karma) terhalangi
 
oleh kekuatan perbuatan (karma) lain yang sangat besar.




Selain itu Ahosi Kamma terbentuk

jika tidak adanya kondisi-kondisi pendukung yang dibutuhkan
 
untuk karma itu berbuah, 

sehingga karma tersebut tidak menghasilkan akibat (vipaka).




Sering orang mengatakan 

bahwa tercapainya Nibbana (Bahasa Pali) 

atau Nirvana (Bahasa Sanskerta)
 
adalah ketika karma baik dan karma buruknya telah habis.




Padahal karma itu sangat sulit untuk dapat habis berbuah 

karena jumlahnya yang tidak terbatas.
 
Namun, karma dapat dipotong.

 
 

Kita dapat merasakan buah karma 

apabila kita masih mempunyai badan dan batin,
 
artinya kita masih hidup setelah dilahirkan.



 
Apabila kita tidak dilahirkan kembali,
 
maka kesempatan untuk merasakan buah karma baik maupun buruk 

sudah tidak ada lagi.
 
Dengan demikian, 

ada berbagai karma yang tidak sempat berbuah.





Sumber:
http://www.wihara.com/forum/artikel-buddhist/3242-hukum-karma.html