Hari Raya Metta dirayakan pada bulan Januari,
dan Hari Raya ini jatuh tepat pada tanggal 1 Januari.
Hari Raya Metta ini tidak ada hubungan dengan kehidupan Sang Buddha Gotama.
Hari Raya Metta ini baru ditetapkan pada tahun 1970
oleh World of Buddhist Council di Hongkong.
Pada Hari Raya Metta sebaiknya umat Buddha melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat cinta kasih, misalnya: ....
Manfaat mengembangkan Metta atau Cinta Kasih : ....
Peristiwa ini terjadi sehubungan dengan peresmian sebuah rumah sakit Buddhis di Hongkong
yang dihadiri oleh umat Buddha dari seluruh dunia pada tanggal 1 Januari 1970.
Dalam kesempatan ini Perhimpunan Sangha Sedunia menyatakan bahwa:
Rumah sakit yang bersifat sosial merupakan perwujudan cinta kasih yang nyata.
Cinta kasih ditunjukkan melalui tindakan yang nyata, tidak hanya melalui kata-kata.
Sekalipun kekuatan manusia terbatas, tetapi jika kekuatan cinta kasih itu di satukan
maka cinta kasih akan mengatasi dunia dari kehancuran karena pikiran yang penuh kebencian.
Membebaskan makhluk dari ancaman bahaya atau penderitaan,
menyadari dan meredakan kemarahan, menghindari perpecahan, peperangan,
berbagi kebahagiaan dan kesejahteraan dengan makhluk lain,
itulah yang harus dilaksanakan dalam mengembangkan cinta kasih (Metta) dalam diri kita.
Pengembangan cinta kasih membantu dalam pemenuhan tekad
untuk melakukan pekerjaan demi kesejahteraan makhluk lain.
Berkenaan dengan pengembangan cinta kasih ini Buddha bersabda kepada
Para Siswa dalam Metta Sutta :
”seperti seorang Ibu yang mencintai Anak tunggal-nya,
cinta yang diberikan tidak mengenal batas, luas, tidak dapat diukur dan tidak terhingga,
Ibu bersedia mengorbankan hidup-nya sendiri.
Pancarkan-lah cinta kasih-mu kepada semua makhluk...
Orang Bijaksana mengerti dengan memahami, dan menyadari penuh nilai-nya”.
Para Siswa dapat meneladani Buddha,
melalui pengembangan dan pelaksanaan cinta kasih yang universal (Metta).
Melalui pengembangan cinta kasih (Metta) maka akan diperoleh ketenangan,
perlindungan dari Para Dewa, konsentrasi dan kelahiran di Alam berbahagia (Surga).
Jika seseorang merasa puas dalam kepastian untuk bekerja demi kesejahteraan makhluk lain,
maka seseorang dapat mencapai cita-cita-nya dengan cinta kasih (Metta) yang telah dikembangkan.
Maka seyogianya di dalam memperingati Hari Metta,
pikiran kita penuh dengan perbuatan-perbuatan kemanusiaan
dan secara khusus melaksanakan Metta Bhavana.
Pada Hari Raya Metta
sebaiknya Umat Buddha melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat cinta kasih, misalnya:
* Melakukan kebaktian cinta kasih untuk semua makhluk hidup terutama yang membutuhkan kasih sayang.
* Memberikan berbagai jenis dana untuk fakir miskin, panti asuhan, baik berupa uang atau kebutuhan lain-nya.
* Membebaskan binatang-binatang kembali ke alam bebas.
Umat Buddha di dalam melaksanakan cinta kasih tidak hanya terbatas pada manusia saja,
tetapi kepada semua makhluk.
Jika cinta kasih atas dasar pandangan agama,
orang-orang dari kepercayaan yang berbeda itu tidak dapat memenuhi mimbar persaudaraan sejati ,
maka sungguh patut disayangkan bahwa ajaran-ajaran dari Para Guru dunia yang mulia itu sia-sia belaka.
Demikian juga dengan cinta kasih yang tidak hanya sebatas saudara kandung
yang dilaksanakan oleh Sang Buddha,
yang bekerja demi kesejahteraan serta kebahagiaan semua makhluk,
baik itu yang mencintai-nya maupun yang memusuhi-nya
atau bahkan yang ingin membunuh-nya,
baik itu kepada orang jahat, kepada orang baik,
Sang Buddha memancarkan kasih sayang dalam kadar yang sama.
Sang Buddha menganjurkan kepada Para Siswa-Nya untuk melatih Metta dengan teliti ,
sehingga mereka dilarang menggali tanah,
karena dapat mengakibatkan kematian binatang-binatang yang berada di dalam tanah.
Tingkatan Metta yang dianjurkan bagi Para Bhikkhu
untuk dicapai mereka dapat dimengerti bila meninjau sabda Sang Buddha:
“Jika perampok-perampok kejam memotong anggota badan-mu
satu-persatu dengan gergaji,
dan bila saat itu engkau mengisi hati-mu dengan kebencian terhadap mereka,
maka sesungguhnya engkau bukan-lah pengikut-Ku.”
Sang Buddha bersabda:
“Kita hidup bahagia jika kita tidak membenci seorang pun di tengah-tengah mereka yang membenci.”
(Dhammapada, Sukha Vagga I: 197).
Dengan uraian di atas jelaslah
bahwa masalah cinta kasih dalam agama Buddha sangatlah dalam makna-nya.
Sekarang tinggal diri kita untuk melatih Metta yang telah ada.
Dimulai dari diri sendiri, kita berusaha mengembangkan cinta kasih
sedikit demi sedikit kepada semua makhluk,
tanpa memandang kepercayaan, bangsa, ras, atau kelamin, termasuk kepada binatang.
Orang yang mengembangkan Metta
tidak akan lagi dipengaruhi oleh perasaan-perasaan keakuan.
Ia telah melandasi diri-nya dengan beton bertulang:
ia tidak lagi dipengaruhi oleh kasta, kelamin, kebangsaan,
kesukuan, keyakinan agama dan lain sebagainya;
ia dapat menganggap seluruh dunia ini sebagai tanah air-nya,
dan dengan memandang demikian semua makhluk adalah Saudara dalam samudra kehidupan.
Manfaat mengembangkan Metta atau Cinta Kasih :
* Orang yang penuh Metta dapat tidur dengan tenang dan bahagia.
Apabila seseorang tidur dengan hati terang dan bebas dari perasaan benci,
tentu ia dapat tidur dengan seketika.
Hal ini dapat dibuktikan secara nyata oleh orang yang perasaan-nya penuh dengan Metta.
Karena ia pergi tidur dengan rasa Metta, maka ia akan terjaga dengan perasaan Metta.
* Orang yang bajik dan penuh welas-asih akan bangun dari tidur-nya dengan wajah berseri-seri.
* Di dalam tidur-nya,
orang yang perasaan-nya penuh Metta tidak diganggu oleh impian-impian yang buruk.
Karena pada waktu jaga-nya ia penuh dengan Metta, maka ia akan merasa aman juga di dalam tidur-nya.
Ia akan tidur dengan nyenyak,
dan kalaupun ia bermimpi, maka impian-nya selalu baik-baik saja.
* Ia akan disegani orang lain.
Karena ia mencintai orang lain, maka ia pun dicintai oleh orang lain.
Orang yang melatih Metta akan dicintai oleh makhluk-makhluk yang bukan hanya manusia.
* Orang yang penuh dengan Metta akan cepat untuk memusatkan pikiran.
Karena pikiran-nya tidak terganggu oleh getaran-getaran permusuhan
maka pemusatan pikiran dapat dicapai dengan mudah.
* Dengan batin yang tenang, ia akan hidup dalam Surga ciptaan-nya sendiri.
Bahkan orang yang bergaul dengan diri-nya juga akan merasakan berkah itu.
* Metta mempunyai pengaruh untuk menambah keindahan wajah seseorang.
Raut wajah pada umumnya merupakan pantulan dari keadaan pikiran.
* Orang yang batin-nya penuh dengan metta akan meninggal dengan tenang
bagaikan kapal yang berlabuh di teluk yang teduh:
tidak ada pikiran benci yang akan mengganggu diri-nya.
Bahkan setelah meninggal muka-nya kelihatan berseri-seri, membayangkan ketenangan kematian-nya.
* Bilamana orang yang penuh dengan Metta meninggal,
maka ia akan meninggal dengan tenang dan bahagia, dan ia akan tumimbal lahir di Alam-alam luhur dan bahagia.
Sumber:
Berita Vimala Dharma No.142/BVD/Januari/2012
Halaman 5-6