Cari Blog Ini

04 Maret 2012

Kehidupan Bagaikan Senar Alat Musik

Buddha bertanya, "Apa yang terjadi jika senar-senar itu terlalu kendur ?"

"Kecapi tidak akan berbunyi."

"Dan jika senar-senar itu terlalu kencang ?"

"Itu tidak bagus, karena senar akan dengan mudah putus."

"Dalam kondisi seperti apa kecapi dapat berbunyi indah ?"

"Ketika senar-senar itu tidak terlalu kendur dan tidak terlalu kencang,
maka suara kecapi akan sangat indah."

* * * * * * * * * * *




Setelah menjadi seorang biksu, Sronakotivimsa bersikap tekun dan bersungguh-sungguh.
Ia membersihkan tempat tinggal dan menjaga barang-barang milik para biksu agar tetap teratur.
Selagi mempunyai waktu, ia akan membaca dan menghafal ajaran Buddha.
Semakin lama ia semakin kurang tidur
karena merasa bahwa tidur hanyalah membuang waktu,
sekalipun hanya sekedar menutup mata.
Tidak sedetik pun yang terlewatkan.

Seseorang memberitahu pada Buddha bagaimana Sronakotivimsa belajar begitu keras
dan bahwa ia tidak pergi keluar untuk meminta dana makanan atau tidur di malam hari.
Ia dapat mencelakakan hidupnya sendiri jika ia selalu bertindak seperti itu.
Lalu Buddha mengunjungi kamar Sronakotivimsa,

"Kamu bekerja begitu keras dalam mengembangkan dirimu.
Katakan padaku, kegiatan apa yang paling kamu gemari di rumah ?"

Sronakotivimsa menjawab, "Saya suka bermain kecapi".

Buddha bertanya, "Apa yang terjadi jika senar-senar itu terlalu kendur ?"

"Kecapi tidak akan berbunyi."

"Dan jika senar-senar itu terlalu kencang ?"

"Itu tidak bagus, karena senar akan dengan mudah putus."

"Dalam kondisi seperti apa kecapi dapat berbunyi indah ?"

"Ketika senar-senar itu tidak terlalu kendur dan tidak terlalu kencang,
maka suara kecapi akan sangat indah."

Buddha pun menjelaskan,

"Begitu juga dengan pelatihan diri.
Kamu seharusnya tidak boleh terlalu lengah ataupun terlalu tekun.
Terlalu banyak atau sedikit, keduanya berbahaya.
Cara yang terbaik adalah jalan tengah.
Oleh sebab itu, kamu harus mengatur kembali hidupmu dan mengikuti rutinitas lebih teratur.
Berkonsentrasilah pada saat kamu mengembangkan dirimu dan jangan menjadi malas,
tapi beristirahatlah bila kamu harus istirahat.
Jika kamu menaati jam-jam secara teratur, memahami ajaran Buddha dengan hatimu,
dan mempraktikkan apa yang telah kamu pelajari dalam kehidupan sehari-hari,
maka pengembangan spiritualmu akan sempurna."

Seharusnya kita juga belajar seperti yang Buddha ajarkan kepada Sronakotivimsa
dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.

Pertama,
kita harus belajar kebenaran dengan disiplin atas rutinitas hidup dan hubungan interaksi antar manusia.
Jika seseorang hanya membaca Sutra tetapi tidak melaksanakan ajarannya,
maka ia akan gagal menyatukan teori dengan kehidupan.
Oleh karena itu, sulit untuk memahami secara menyeluruh dan mempraktikkan ajaran Buddha.

Dewasa ini, umumnya orang menikmati standar pendidikan yang lebih tinggi
serta cakap dalam menulis dan membaca.
Persediaan Sutra baik dalam bahasa Mandarin klasik dan Mandarin modern berlimpah.
Akan tetapi, tetap masih ada jarak antara membaca Sutra
dan mempraktikkan ajaran yang dinyatakan dalam Sutra-sutra itu.
Dapat mengingat Sutra tanpa memahami teksnya
sama sia-sianya dengan membaca buku tetapi tidak mengerti pesan yang terkandung di dalamnya.
Intinya, kita akan memperoleh manfaat dari Sutra-sutra
hanya bila kita mempraktikkan apa yang kita pelajari dari Sutra itu.

Sumber:
Buku 20 Kesulitan dalam Kehidupan
Ceramah oleh Dharma Master Cheng Yen
Diterbitkan oleh PT Jing Si Mustika Abadi Indonesia
Halaman 52-54