Sarvametatsucaritam danam sugatapujanam,
krtam kalpasahasrairyatpratighah pratihanti tat.
Perbuatan baik apa pun,
seperti menghormat pada Buddha dan beramal dana.
Yang telah dikumpulkan selama beribu-ribu kalpa,
seluruhnya akan hancur dalam kemarahan sekejap.
Penjelasan:
Beberapa orang begitu jarang berbuat baik, bilapun ada,
lingkupnya hanyalah keluarga sendiri, yang menjadi tanggung jawabnya.
Sehingga cakupan kebajikannya sangatlah sempit dan terbatas sekali.
Tidak mau menyisihkan sedikit dari apa yang dimilikinya
karena takut kalau-kalau uang atau hartanya terkuras lalu jatuh miskin.
Orang-orang ini belum paham bahwa perbuatan baik itu
haruslah diciptakan untuk kepentingannya sendiri.
Bila tidak pernah berbagi tentu saja cepat atau lambat
akan terjadi defisit deposito kebajikan.
Karena itu patutlah bersyukur bagi yang gemar berdana dan terbiasa berbuat baik,
berbagi kebahagiaan dengan hasil jerih payah usahanya,
bukan saja pada sanak keluarganya,
tapi juga kepada lebih banyak orang dan makhluk hidup.
Lalu ada juga orang yang gemar bersembahyang menghormati Tri Ratna,
memasang dupa, menyalakan pelita atau lilin, membaca paritta atau sutra.
Perbuatan-perbuatan tersebut sangat dianjurkan dalam Dharma,
karena bisa menjadi sumber berkah, perlindungan dan kebajikan
dalam berkali-kali kehidupan.
Selain kebiasaan berbagi dan beribadah yang baik itu,
satu lagi yang tak kalah penting agar dimiliki
adalah menjadi pikiran untuk tetap stabil dan tidak mudah emosi.
Kalau kita tidak bangkit emosi kita
karena tidak ada pemicu yang menghasutnya itu sudah biasa.
Tapi jika bertemu hasutan yang menggugah amarah,
lalu kita berusaha untuk mengekangnya sekuat tenaga, itu baru disebut luar biasa.
Kemarahan adalah tungku kremasi yang menghanguskan kebajikan apa saja
yang dengan susah payah sudah kita lakukan.
Sama dengan benih yang telah tersulut api, kebajikan kita tak akan bisa berbuah lagi.
Kemarahan benar-benar merugikan diri sendiri,
sedangkan kesabaran bisa menjadi savety box bagi harta karun kebajikanmu.
Ingat-ingatlah nasihat ini,
kapan saja benih kemarahan karena sebab apa pun yang mucul,
waspada dan hati-hatilah, perhatikan hatimu.
Berdiamlah, jangan terpancing dan terprovokasi.
Bersikap sabar, mau mengalah, diam dan tenang adalah pendukungmu.
Meski sulit, pada akhirnya akan mudah,
kebajikan terjaga dan bisa membawa pengaruh baik bagi orang lain.
Sebaliknya, kemarahan sama sekali tak ada baiknya.
Pertengkaran, permusuhan, perselisihan, kekacauan, penderitaan,
itulah akibat emosi tak terkendali.
Bahkan makhluk yang kini berada di ketiga alam rendah juga jatuh ke sana
karena kejayaan amarah dan emosi tersebut
atas orang-orang yang berpikiran salah.
Sumber:
Buku Seeds of Happiness
Kumpulan Nasihat Buddhis untuk Kehidupan Sehari-hari
Oleh : Romo Surya Mahendra
Diterbitkan oleh : Laut Wangi Publishing bekerjasama dengan Bhumisambhara Centre, Jakarta
Hal. 81-83