Cari Blog Ini

28 Mei 2012

Taman Lumbini





Lumbini adalah tempat kelahiran Sang Buddha Gotama, yang dikenal dengan sebutan Sang Tathagata –
orang yang menemukan kebenaran (Dhamma).
Tempat ini adalah tempat yang seharusnya dikunjungi oleh orang-orang yang teguh keyakinannya;
yang mana seharusnya menimbulkan kesadaran dan ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi
karena sifat alami yang selalu berubah-ubah, tidak kekal (impermanence).

Tempat kelahiran Buddha Gautama, Lumbini,
adalah seperti Mekah-nya umat Buddha,
menjadi salah satu dari empat tempat suci spiritual umat Buddha di seluruh dunia.
Hal itu disebutkan dalam Parinibbana Sutta

bahwa Sang Buddha sendiri telah mengidentifikasi empat tempat ziarah
, yakni tempat yang menandai peristiwa penting dalam kehidupan Sang Buddha
 – tempat kelahiran, tempat pencapaian penerangan sempurna
,tempat membabarkan Dhamma pertama kali,
dan tempat parinibbana (wafat/mangkat).

Semua peristiwa ini terjadinya di luar di alam terbuka,
di bawah pohon di dalam hutan-hutan.
Walaupun tidak ada kepastian posisi dalam hal ini,
hal itu mungkin menerangkan bahwa mengapa umat Buddha dimana pun
selalu menghargai lingkungan dan  hukum alam.


Lumbini terletak di kaki Gunung Himalaya di Negara Nepal modern.

Pada jaman Sang Buddha, Lumbini adalah sebuah taman yang sangat indah
, hijau, dan pohon-pohon Sala yang rindang.
Taman itu dan lingkungan yang hening dimiliki oleh kedua suku, Sakya dan Koliya.
Raja Suddhodana, ayahanda dari Pangeran Siddharta
sebagai pemegang dinasti Sakya termasuk kasta Ksatria atau prajurit.
Maya Devi, ibundanya, melahirkan putranya dalam perjalanannya menuju ke rumah ayahnya
di Devadaha, ketika sedang beristirahat di Taman Lumbini
di bawah pohon Sala di bulan Mei tahun 642 SM.

Keindahan Taman Lumbini dideskripsikan dalam literatur Pali dan Sansekerta.
Ratu Maya Devi terpesona melihat keindahan alam Taman Lumbini.
Ketika dia berdiri, dia kemudian merasakan rasa sakit yang tidak wajar
dan berpegangan pada salah satu dahan pohon Sala, bayinya, yang kelak menjadi Buddha, lahir.

Maya Devi Temple Bekas Lumbini telah ditelantarkan selama berabad-abad.
Pada tahun 1895, Feuhrer, seorang ahli arkeologi yang terkenal,
menemukan pilar besar saat berkeliling di sekitar bukit di kaki gunung di daerah Churia.

Penjelajahan dan penggalian lebih jauh di sekitar area
mengungkapkan keberadaan bangunan kuil dan arca batu pasir dalam kuil
yang menggambarkan masa-masa kelahiran Sang Buddha.

Hal itu ditunjukkan oleh para sarjana
bahwa kuil Ratu Maya Devi telah dibangun setelah penemuan lebih dari satu kuil
atau stupa yang sebelumnya,
dan bahwa kuil ini mungkin dibangun pada seorang penduduk Ashoka itu sendiri.

Di sebelah selatan kuil Ratu Maya,
terdapat sebuah kolam pemandian suci yang dikenal sebagai Puskarni.
Tempat itu dipercaya sebagai tempat pemandian Ratu Maya sebelum melahirkan.

Di sisi samping pilar Ashoka terdapat sungai yang mengalir ke tenggara
dan disebut sungai 'Ol'.

Pada tahun 1996,
seorang ahli arkeologi menemukan dengan penggalian sebuah “batu yang sempurna”
ditempatkan disana oleh Raja India, Ashoka, pada 249 SM,
untuk menandai lokasi persisnya
dimana Sang Buddha dilahirkan lebih dari 2600 tahun yang lalu,
jika dicari buktinya, penemuan itu akan menempatkan Lumbini
di urutan paling pertama sebagai tempat ziarah religius
diantara berjuta-juta tempat ziarah lainnya.

Sekarang, beberapa tempat suci/keramat telah dibangun
oleh para relawan dari negara-negara Buddhis.
Mengunjungi Taman Lumbini, tempat kelahiran Sang Buddha,
tidak hanya untuk tujuan pencerahan spiritual saja
tapi juga untuk meneguhkan keyakinan kita
bahwa terdapat jalan untuk menuju pembebasan sejati,
menuju pada kedamaian yang abadi.


Sumber:
* www.buddhanet.net
* Dawai Edisi 51 - November 2008, www.dhammadipa.com, Halaman 40-42