“Bhante, seandainya ada dua siswa Bhante
yang setara keyakinannya, setara keluhurannya, dan setara kebijaksanaannya.
Tetapi yang satu adalah pemberi dana dan yang lain bukan.
Maka keduanya ini, ketika tubuhnya hancur, setelah kematian,
akan terlahir lagi di Alam Bahagia, di Alam Surgawi.
Setelah menjadi Dewa demikian, O Bhante,
adakah perbedaan atau ketidaksamaan di antara keduanya?”
* * * * * * * * * *
Pada suatu ketika Sang Bhagava sedang berdiam di dekat Savatthi di Hutan Jeta,
di Vihara Anathapindika.
Pada saat itu Putri Sumana diikuti lima ratus wanita kerajaan
di dalam lima ratus kereta - datang mengunjungi Sang Bhagava.
Setelah tiba, dia memberikan hormat, duduk di satu sisi dan berkata:
“Bhante, seandainya ada dua siswa Bhante
yang setara keyakinannya, setara keluhurannya, dan setara kebijaksanaannya.
Tetapi yang satu adalah pemberi dana dan yang lain bukan.
Maka keduanya ini, ketika tubuhnya hancur, setelah kematian,
akan terlahir lagi di Alam Bahagia, di Alam Surgawi.
Setelah menjadi Dewa demikian, O Bhante,
adakah perbedaan atau ketidaksamaan di antara keduanya?”
“Ada, Sumana,” kata Yang Terberkahi.
“Si pemberi dana, sesudah menjadi Dewa,
akan melampaui yang bukan pemberi dana di dalam lima hal:
1. di dalam jangka waktu kehidupan surgawi,
2. keelokan surgawi,
3. kebahagiaan surgawi,
4. kemashyuran surgawi, dan
5. kekuatan surgawi.”
* * * * * *
“Tetapi, Bhante,
jika keduanya ini kemudian meninggal dari sana dan kembali ke dunia ini di sini,
apakah masih ada perbedaan atau ketidaksamaan di antara mereka
ketika mereka menjadi Manusia lagi?”
“Ada, Sumana,” kata Yang Terberkahi.
“Si pemberi dana, setelah menjadi Manusia,
akan melampaui yang bukan-pemberi dana di dalam lima hal:
1. di dalam masa hidup manusiawi,
2. keelokan manusiawi,
3. kebahagiaan manusiawi,
4. kemashyuran manusiawi dan
5. kekuatan manusiawi.”
* * * * * *
“Tetapi, Bhante,
jika keduanya ini akan meninggalkan kehidupan perumah-tangga
menuju kehidupan tak-berumah sebagai bhikkhu,
apakah masih akan ada perbedaan atau ketidaksamaan di antara mereka
ketika mereka menjadi Bhikkhu ?”
“Ada, Sumana,” kata Yang Terberkahi.
“Si pemberi dana, sesudah menjadi Bhikkhu,
akan melampaui yang bukan-pemberi dana di dalam lima hal:
1. dia sering diminta untuk menerima jubah, dan jarang dia tidak diminta;
2. dia sering diminta untuk menerima dana makanan … tempat tinggal … dan obat-obatan,
dan jarang dia tidak diminta.
3. Selanjutnya, sesama Bhikkhu biasanya ramah terhadapnya lewat perbuatan, kata-kata dan pikiran; jarang mereka tidak ramah.
4. Pemberian-pemberian yang mereka bawa kepadanya kebanyakan menyenangkan.
Jarang pemberian-pemberian itu tidak menyenangkan.”
* * * * * *
“Tetapi, Bhante,
jika keduanya mencapai tingkat Arahat,
apakah masih akan ada perbedaan dan ketidaksamaan di antara keduanya?”
“Di dalam hal itu, Sumana,
Ku-nyatakan tidak akan ada perbedaan antara satu pembebasan dan pembebasan lain.”
“Luar biasa, Bhante, indah sekali !
Sungguh orang mempunyai alasan yang baik untuk memberikan dana, alasan yang baik untuk melakukan
tindakan-tindakan yang berjasa,
jika tindakan-tindakan itu akan membantu seseorang sebagai Dewa,
membantu sebagai Manusia, dan membantu sebagai Bhikkhu.”
Sumber:
* http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/pancaka/
* http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=23509.0