Cari Blog Ini

02 Mei 2013

Kisah tentang Putri Jyotinetra

Putri Jyotinetra lalu ber-Sumpah:

"Oh, Sang Buddha yang berada di Sepuluh Penjuru Jagat !
Kasihani-lah dan terima-lah Nadar Utama-Ku yang akan Hamba Ikrar-kan ini.

Semoga Ibu Hamba dapat terbebaskan dari 3 Gatya Sengsara, 

dari kelahiran hina dan dari kelahiran menjadi Wanita. 

Kini Hamba berdiri di hadapan Gambar Buddha Suddhapadmanetra 

 

dan ber-Janji mulai saat Sekarang hingga ratusan ribu Koti Kalpa yang Akan Datang, 

akan Hamba Selamatkan Semua Makhluk yang berat Karma Buruk-nya 

dan tengah mengalami kesengsaraan di 3 Alam Kesedihan di berbagai Dunia, 

 

agar Mereka terbebaskan dari Neraka, dari Alam Binatang dan Hantu Kelaparan. 

Hamba akan membimbing Mereka hingga mencapai ke-Buddha-an. 

Setelah terlaksana itu semua, baru-lah Hamba mencapai Anuttara Samyaksambuddha !"


* * * * *  


"Lagi, Yang Arya Dhyanasvararaja Yang Budiman,
pada Masa Dahulu Kala, beberapa Asankyeya Kalpa yang tidak terbilang,

terdapat Seorang Buddha yang bernama Suddhapadmanetra Tathagata.


Usia-Nya 40 Kalpa.
Setelah memasuki Periode Saddharma-Pratirupaka, terdapat-lah Seorang Arahat,
Beliau dengan Kebajikan-Nya menyelamatkan Umat yang sengsara dan mengajarkan Dharma.

Pada suatu hari Beliau bertemu dengan Seorang Putri yang bernama Jyotinetra.

Ia menyediakan makanan untuk memuja Arahat tersebut.
Selesai makan dan minum, Sang Arahat bertanya kepada Putri itu :

"Putri yang ber-Budi ! 
Kepada siapa-kah Jasa-jasa yang Engkau perbuat ingin Kau salurkan ?"



Putri Jyotinetra menjawab:
"Ketika Ibu Hamba meninggal dunia, 
Hamba telah banyak ber-Dana untuk menyelamatkan Beliau. 
Hingga Kini, Hamba belum tahu, di Alam mana Beliau dilahirkan ?"


Mendengar itu Sang Arahat merasa iba, lalu Beliau pun ber-Semadhi.
Dalam pada itu terlihat oleh Beliau, 
bahwa Ibu Putri itu terjerumus dalam Alam Kesengsaraan dan sangat menderita.

* * *

Sang Arahat itu pun bertanya :

"Ketika Ibu-mu masih berada di Dunia, pekerjaan apa yang dilakukan-nya
sehingga Beliau terjerumus ke Alam Sengsara dan sangat menderita ?"

Putri Jyotinetra menjawab :
"Ibu Hamba terlalu gemar makan anak ikan dan labi-labi,
digoreng atau dimasak dengan sayur lain,
banyak-nya tidak kurang dari 10 juta kali nyawa-nya,
dimakan-nya dengan lahap-nya. Kasihani-lah Bhante !
Harus dengan cara apa agar Ibu Hamba dapat diselamatkan ?"

* * *

Sang Arahat dengan perasaan Welas Asih memberitahukan Putri itu dengan cara yang mudah :

"Engkau boleh menyebut Nama Buddha 

yaitu "Namo Suddhapadmanetra Buddhaya" dengan sepenuh Hati 

dan disamping itu Engkau boleh membuat Buddha Rupang 

untuk mengadakan Puja-Bhakti di Rumah-mu. 

Dengan demikian baik yang telah meninggal maupun yang masih hidup 

akan mendapat Perlindungan-Nya !"


"Setelah Putri Jyotinetra mendengarkan penerangan Sang Arahat,
Ia pun segera menjual semua barang kesayangan-nya
untuk mendapatkan ongkos guna membuat Gambar Buddha Suddhapadmanetra.
Kemudian dipuja-Nya dengan Khidmat serta Memuliakan Nama Buddha tersebut.

* * *

Karena terharu, Ia pun menangis
sambil memikirkan Jasa-Jasa Buddha yang demikian besar-nya
sedangkan Umat masih banyak kekurangan-kekurangan-nya.

Saat Ia sedang tidur,
tiba-tiba Ia bermimpi melihat Seorang Buddha yang amat besar bagaikan Gunung Semeru
dan memancarkan cahaya ke-emas-emas-an yang terang benderang seraya ber-Sabda :

"Putri yang ber-Budi, jangan-lah Engkau bersedih.
Tidak lama lagi Ibu-Mu akan terbebaskan dari Alam Sengsara dan lahir di Rumah-Mu.
Ketika Bayi itu dapat merasakan lapar dan kedinginan,
Ia akan bercerita tentang asal usul-nya !"

* * *

"Tak selang berapa lama,
Seorang Pramuwisma yang sedang mengandung melahirkan Seorang Anak Laki-laki.
Belum lagi genap 3 hari, karena merasa dingin dan lapar,
ketika Bayi itu melihat Putri Jyotinetra, Ia pun segera menangis seraya berkata :

"Anak-Ku yang Tersayang ! Aku adalah Ibu-Mu. 
Karma yang dibuat Diri Sendiri semasa hidup dan mati, 
akibat-nya akan diterima Diri Sendiri pula. 

Aku telah lama terjerumus dalam Alam Sengsara.
Sejak Aku meninggal dunia hingga baru-baru ini,
Aku terus menerus keluar masuk berbagai Neraka tanpa henti-henti-nya.

Kini diberkahi Jasa-Jasa dan Kebajikan-Mu,
Aku baru memperoleh Kesempatan lahir kembali di Alam Manusia yang hina
dan usia-Ku pun pendek.

Umur 13 tahun harus kembali ke Alam Sengsara.
Anak-Ku Yang Tersayang!
Apakah Engkau dapat menyelamatkan Aku terbebaskan dari penderitaan ini ?"

* * *

"Setelah Putri Jyotinetra mendengarkan kata-kata yang diucapkan Bayi itu,
Ia menjadi yakin, bahwa Bayi itu Dahulu Kala benar-benar adalah Ibu-Nya.
Putri Jyotinetra merasa sangat sedih dan ter-isak-isak lalu bertanya :

"Ibunda-Ku Yang Tercinta ! 
Katakan-lah karena Karma apa maka Ibu terjerumus ke Alam Kesedihan ?"

Bayi Pramuwisma tersebut menjawab :
"Anak-Ku Tersayang!
Waktu masih berada di Dunia, Aku melakukan dua macam Karma Berat, 
yakni pembunuhan dan ucapan kotor serta memfitnah. 

Kalau saja tanpa Jasa-Jasa dan Kebajikan-Mu,
pasti-lah Aku tak kan dapat Kesempatan keluar dari kesengsaraan."

* * *

"Hukuman apakah yang pernah Ibunda terima di Neraka itu?" Tanya Sang putri.

"Anak-Ku Tersayang,
hukuman Neraka dan kesengsaraan-nya amat menyedihkan dan sulit untuk diceritakan.
Apabila diceritakan secara luas hingga ratusan ribu tahun pun tak kan habis !" jawab Ibu-Nya.

"Setelah Putri Jyotinetra mendengar ucapan Bayi itu, Ia pun menangis ter-sedu-sedu.
Lalu Ia menengadah seraya berkata :


"Yang Maha Kuasa ! Lindungi-lah Ibu-Ku ! 
Agar Ibu-Ku terbebaskan dari Alam Kesedihan untuk selama-lama-nya !

Bila usia Bayi telah genap 13 tahun,
Semoga Karma Buruk-nya dapat dihapuskan dan jangan terjerumus lagi ke Alam Sengsara lagi."

* * *

Putri Jyotinetra lalu ber-Sumpah:

"Oh, Sang Buddha yang berada di Sepuluh Penjuru Jagat ! 
Kasihani-lah dan terima-lah Nadar Utama-Ku yang akan Hamba Ikrar-kan ini. 

Semoga Ibu Hamba dapat terbebaskan dari 3 Gatya Sengsara, 

dari kelahiran hina dan dari kelahiran menjadi Wanita. 

Kini Hamba berdiri di hadapan Gambar Buddha Suddhapadmanetra 

dan ber-Janji mulai saat Sekarang hingga ratusan ribu Koti Kalpa yang Akan Datang, 

akan Hamba Selamatkan Semua Makhluk yang berat Karma Buruk-nya 

dan tengah mengalami kesengsaraan di 3 Alam Kesedihan di berbagai Dunia, 

agar Mereka terbebaskan dari Neraka, dari Alam Binatang dan Hantu Kelaparan. 

Hamba akan membimbing Mereka hingga mencapai ke-Buddha-an. 

Setelah terlaksana itu semua, baru-lah Hamba mencapai Anuttara Samyaksambuddha !"


* * *

"Selesai Ikrar, Putri Jyotinetra mendengar suara Suddhapadmanetra dari Langit :

"Putri Jyotinetra yang ber-Budi, perasaan-Mu sungguh penuh belas kasihan ! 
Demi menyelamatkan Ibu-Mu, 
Engkau telah ber-Tekad mengucapkan Nadar Utama yang demikian Agung ! 

Mulai Sekarang, bila usia Ibu-Mu telah genap 13 tahun,
Ia terbebaskan dari hukuman-nya dan akan dilahirkan di suatu daerah menjadi Brahmacarin,
usia-Nya akan mencapai 100 tahun.

Setelah itu Dia akan dilahirkan di Sebelah Timur, Alam Asoka, Negeri Buddha Asokavijayasri
atau di Sebelah Barat, Alam Sukhavati, Negeri Buddha Amitabha.

Usia-Nya tak dapat diperhitungkan dengan hitungan Kalpa.
Di Alam sana, Dia akan melaksanakan Dharma Luhur hingga mencapai ke-Bodhi-an.
Kemudian Dia akan menjalankan Tugas-Nya,
menyelamatkan Umat Manusia dan Dewa yang jumlah-nya bagaikan butiran pasir Sungai Gangga
yang tak dapat diperkirakan!"

* * *

Sang Buddha ber-Sabda kepada Sang Bodhisattva Dhyanasvararaja :

"Yang Arya,
Sang Arahat yang pernah menyelamatkan Putri Jyotinetra adalah

Aksayamati Bodhisattva. 


Yang menjadi Ibu Putri Jyotinetra adalah

Vimuktika Bodhisattva. 


Sedangkan Putri Jyotinetra sendiri adalah

Ksitigarbha Bodhisattva."

* * *

Sumber:
* Sutra Tentang Bodhisattva Ksitigarbha
* Ksitigarbha Bodhisattva Purva Pranidha Sutra