Sutra Bhaisajya Guru Buddha
YAO SHI LIU LI KUAN RU LAI PEN YEN CIN
( Sutra Pahala Ikrar Utama Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan )
Tentang :
* Dua Belas (12 ) Maha Ikrar yang luar biasa
* Tentang Pahala dari Maha Ikrar Bhaisajya Guru Buddha
* Manfaat Mendengar Nama Bhaisajya Guru Buddha
* Manfaat Menerima, Melafalkan Sutra Bhaisajya Guru Buddha
* Paritta Maha Dharani dari Bhaisajya Guru Buddha
NA MO PEN SHI SHI CIA MO NI FO ( 3x )
(Terpuji-lah Guru Utama Saykamuni Buddha )
Gatha Pembuka Sutra
Dharma dengan nuansa mulia mendalam tiada tara, kesempatan langka ber-juta-juta kalpa. Kini Aku melihat, mendengarkan dan mendapat pegangan, Semoga mengerti makna hakikat Tathagatha.
Bhiksu Dan San Can Suen Can mendapat maklumat menterjemahkan.
Demikian-lah yang Ku-dengar. Sewaktu Sri Bhagavan, berpergian ke berbagai Negeri. Tiba di Kota Vaisali. Berdiam di bawah pohon musik berkumandang. Bersama Para Bhiksu besar berjumlah delapan ribu Orang. Bodhisattva Mahasattva tiga puluh enam ribu, serta Raja dan Para Menteri-nya. Brahmana, Umat terpelajar, Dewa Naga Delapan Bagian, Manusia maupun bukan Manusia, massa yang tak terhingga banyak-nya. Mengelilingi dengan hormat. Kemudian Sang Buddha membabarkan Dharma.
Waktu itu Pangeran Dharma Manjusri, menerima kekuatan sprituil Buddha. Berdiri dari tempat duduk-Nya, satu bahu-Nya terbuka, berlutut dengan kaki kanan-Nya, terhadap Sri Bhagavan, sambil bersujud dan merangkupkan ke-dua tangan-Nya, menyapa dan berkata,
"Sri Bhagavan yang Mulia, dengan tulus mohon
Pada saat itu Sri Bhagavan memuji Kumara Manjusri dan berkata, "Bagus, Bagus. Manjusri, demi welas asih-Mu, memohon Aku untuk membabarkan nama Para Buddha, dan Ikrar Pahala-nya. Untuk mencabut karma yang melilit Para Makhluk Hidup. Memberi manfaat, damai dan kegembiraan kepada Para Makhluk Hidup di zaman perputaran Dharma."
Dengarkan-lah baik-baik. Renungkan-lah secara mendalam. Akan Ku-beritahukan kepada kalian. Manjusri berkata, dengan setulus-nya kami akan mendengarkan dengan penuh kegembiraan.
Buddha memberitahukan kepada Manjusri. Ke arah Timur melewati Tanah Buddha sepuluh kali jumlah butir-butir pasir Sungai Gangga. Ada sebuah Negeri bernama Lazuardi. Buddha bernama Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, telah mencapai Penerangan menjalankan kesempurnaan, meninggal dunia dengan baik, mengerti Alam Dunia, Guru yang Maha Agung, Pahlawan, Guru Dewa dan Manusia, Buddha, Bhagavan.
Manjusri, sewaktu Sri Bhagavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, menempuh jalan Bodhisattva. Membuat dua belas ( 12 ) Maha Ikrar agar semua Makhluk Hidup, memperoleh apa yang mereka inginkan.
Maha Ikrar Pertama ( 1 ),
Semoga di masa yang akan datang, sewaktu Aku mencapai Anuttara Samyak Sambodhi, cahaya diri-Ku memancarkan sinar yang gemilang. Menerangi Alam Dunia yang tak terhingga banyak-nya, tak terhingga batas-nya, dengan tiga puluh dua tubuh Manusia unggul dan sempurna, delapan puluh Pengikut, membuat diri-Nya agung. Agar semua Makhluk Hidup seperti Aku.
Maha Ikrar Ke-dua ( 2 ),
Semoga di masa yang akan datang, sewaktu Aku mencapai kearifan tertinggi, tubuh-Ku bagaikan lazuardi jernih dari luar maupun dalam. Bersih tanpa noda, sinar terang meluas. Pahala berlimpah-limpah. Tubuh baik dan hidup tenang. Jaringan cahaya yang agung, melebihi matahari dan bulan.
Makhluk Hidup di Alam gelap, semua-nya bisa bangkit kesadaran-nya. Sesuai kemampuan-nya, menjalankan berbagai macam usaha.
Maha Ikrar Ke-tiga ( 3 ),
Semoga di masa yang akan datang, sewaktu Aku mencapai kearifan tertinggi, dengan kebijaksanaan yang tak terbatas, agar semua Makhluk Hidup mendapatkan segala yang diperlukan. Jangan sampai Makhluk Hidup ada kekurangan.
Maha Ikrar Ke-empat ( 4 ),
Semoga di masa yang akan datang, sewaktu Aku mencapai kearifan tertinggi, jika Para Makhluk Hidup menempuh jalan yang sesat. Semua-nya akan terbimbing berdiam tenang dalam jalur kearifan. Jika yang menjadi Pengikut Sravaka, akan dibimbing ke arah Mahayana.
Maha Ikrar Ke-lima ( 5 ),
Semoga di masa yang akan datang, sewaktu Aku mencapai kearifan tertinggi, bila ada Makhluk Hidup yang tak terbatas, mempelajari dan menjalankan Ajaran-Ku, semua-nya akan mempertahankan sila, tiga sila tubuh, mulut dan pikiran. Bila ada yang menfitnah dan melanggar, setelah mendengar nama-Ku, akan kembali menjadi bersih, tidak terjerumus dalam kesengsaraan.
Maha Ikrar Ke-enam ( 6 ),
Semoga di masa yang akan datang, sewaktu Aku mencapai kearifan tertinggi, jika Para Makhluk Hidup, tubuh-nya tidak sempurna, cacat indera-nya, jelek dan bodoh, buta tuli dan bisu, lumpuh dan bungkuk, lepra dan gila, berbagai macam penderitaan penyakit. Setelah mendengar nama-Ku, semua-nya akan menjadi baik, serasi dan cerdas, indera-nya sempurna, tiada penderitaan berbagai macam penyakit.
Maha Ikrar Ke-tujuh ( 7 ),
Semoga di masa yang akan datang, sewaktu Aku mencapai kearifan tertinggi, jika Para Makhluk Hidup terdesak oleh berbagai macam penyakit, tidak tertolong dan tidak mempunyai tempat berlindung, tidak mempunyai perawatan dan tidak mempunyai obat, tidak mempunyai famili dan tidak mempunyai rumah, miskin dan sangat menderita. Setelah mendengar nama-Ku, begitu sampai di telinga, semua penyakit akan hilang. Pikiran menjadi tenang dan gembira, memiliki Keluarga yang bahagia, kebutuhan terpenuhi, hingga mencapai Penerangan yang Sempurna.
Maha Ikrar Ke-delapan ( 8 ),
Semoga di masa yang akan datang, sewaktu Aku mencapai kearifan tertinggi, jika ada Perempuan, yang menderita oleh ratusan kesengsaraan yang diderita oleh Kaum Perempuan, sangat bosan dan jengkel, ingin melepaskan tubuh Perempuan, setelah mendengar nama-Ku, segala-nya akan berubah dari Perempuan menjadi Laki-laki, memiliki rupa Pahlawan, hingga mencapai Penerangan yang Sempurna.
Maha Ikrar Ke-sembilan ( 9 ),
Semoga di masa yang akan datang, sewaktu Aku mencapai kearifan tertinggi, agar semua Makhluk Hidup, terlepas dari jaringan iblis, terlepas dari segala lilitan yang menyesatkan. Jika terjatuh ke dalam berbagai macam pandangan jahat yang sangat mendalam, akan ditarik dan dituntun ke arah pandangan yang benar, secara perlahan-lahan belajar menjalankan Bodhisattva, hingga mencapai Maha Bodhi.
Maha Ikrak Ke-sepuluh ( 10 ),
Semoga di masa yang akan datang, sewaktu Aku mencapai kearifan tertinggi, jika Para Makhluk Hidup dikarenakan Undang-undang Negara, dirantai dan dicambuk, dikurung dalam penjara, atau dijatuhi hukuman mati, dan tak terhingga malapetaka yang memalukan, kesedihan dan kerisauan yang menekan, tubuh dan pikiran menderita. Jika mendengar nama-Ku, dengan kekuatan spirituil dan Pahala-Ku, semua-nya akan terlepas dari penderitaan dan kesedihan.
Maha Ikrar Ke-sebelas ( 11 ),
Semoga di masa yang akan datang, sewaktu Aku mencapai kearifan tertinggi, jika Para Makhluk Hidup, dirisaukan oleh kelaparan dan kehausan, demi mencari makan, berbuat karma jahat. Jika mendengar nama-Ku, akan memusatkan pikiran dan mendapat pegangan, Aku akan memberi-nya makanan dan minuman yang enak terlebih dahulu, untuk memenuhi kebutuhan-nya, lalu memberi-nya cita rasa Dharma, akhir-nya tumbuh rasa tenang dan gembira.
Maha Ikrar Ke-duabelas ( 12 ),
Semoga di masa yang akan datang, sewaktu Aku mencapai kearifan tertinggi, jika Para Makhluk Hidup, miskin tiada baju, nyamuk, lalat, dingin dan panas, siang malam tersiksa. Jika mendengar nama-Ku, akan memusatkan pikiran dan mendapat pegangan. Sesuai dengan keinginan-nya, akan mendapat berbagai macam baju yang bagus, juga mendapatkan segala macam pusaka yang mewah, karangan bunga dan serbuk dupa yang harum, alunan musik dan keterampilan, sesuai dengan keinginan mereka, membuat mereka puas.
Manjusri, demikian-lah Sri Baghavan Tathagata Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, sewaktu menempuh Jalan pencapaian Sempurna Bodhisattva, mengucapakan dua belas ( 12 ) Maha Ikrar yang Mulia.
Sekali lagi, Manjusri, Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, sewaktu menjalankan jalan Bodhisattva, mengucapkan Maha Ikrar-Nya, dan tanah Buddha-Nya yang Agung dan Pahala.
Aku dalam satu kalpa, atau satu kalpa lebih, juga tidak akan habis mengucapkan-nya. Namun Tanah Buddha, selalu bersih dan tenang, tiada Perempuan, juga tiada kejahatan, tiada suara sengsara.
Tanah terbuat dari lazuardi, tali emas sebagai perbatasan, tembok gerbang, istana dari paviliun, pintu jendela dan tirai, terbuat dari tujuh pusaka, juga menyerupai Tanah Sukhavati di sebelah Barat. Pahala dan Agung tiada perbedaan.
Di dalam Negeri ini, ada dua Bodhisattva Mahasattva, yang satu bernama
Mereka adalah Pemimpin dari Para Bodhisattva yang tak terhingga banyak-nya, membantu di daerah Buddha, juga bisa membabarkan Ajaran Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, pusaka Dharma yang benar.
Oleh karena itu, Manjusri, jika mempunyai kepercayaan diri, Para Putra Putri Umat Buddhis, seharusnya berkeyakinan untuk bisa hidup di Dunia Buddha.
Kemudian Sri Baghavan kembali memberitahukan kepada Kumara Manjusri,
Manjusri, Bila ada Makhluk Hidup, tidak bisa membedakan baik dan jahat, hanya menginginkan keserakahan dan kekikiran, tidak mengerti berbuat Amal, dan buah Pahala dari beramal. Bodoh tidak bijaksana, tidak memiliki akar keyakinan, mengumpulkan banyak harta pusaka, menjaga dan melindungi-nya.
Kalo melihat Pengemis datang, hati-nya tidak senang, jika terpaksa, harus memberi-nya, bagaikan memotong daging tubuh-nya, penyesalan sangat mendalam.
Selain itu ada Makhluk Hidup yang sangat kikir dan serakah, mengumpulkan harta kekayaan, hanya untuk diri-nya sendiri, enggan menggunakan-nya, apalagi memberi-nya kepada Orang Tua, Istri dan Anak, Pembantu, dan Pengemis.
Makhluk Hidup yang demikian, pada akhir kehidupan, akan terlahir sebagai Setan kelaparan, atau hewan.
Apabila Orang ini di masa hidup-nya, pernah mendengar sepintas nama Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan. Kini dalam keadaan kesengsaraan, jika sepintas teringat nama Tathagatha, sewaktu teringat kembali, maka dia akan hilang dari tempat itu, kembali terlahir sebagai Manusia, memperoleh ingatan masa lalu, takut sengsara di Alam Neraka, tidak ingin menikmati lagi kesenangan duniawi, senang memberi dan beramal, memuji Orang yang beramal.
Segala yang dimiliki-nya, diberikan tanpa penyesalan, bahkan kepala, mata, tangan, kaki, darah, daging, potongan tubuh, mau memberikan kepada Orang yang meminta-nya, apalagi harta benda.
Kemudian, Manjusri, jika Para Makhluk Hidup,
walaupun telah belajar Ajaran di tempat Tathagatha, lalu melanggar sila.
Walaupun tidak melanggar sila, tetapi melanggar tata tertib.
Ada yang tidak melanggar sila dan tata tertib, tetapi menganut pandangan yang tidak benar.
Ada yang walaupun tidak menganut pandangan yang tidak benar, tetapi meninggalkan kegiatan belajar Ajaran yang diajarkan oleh Buddha,
arti Sutra yang mendalam, tidak bisa memahami.
Ada yang banyak belajar, tetapi sombong, oleh karena hati-nya tertutup oleh keangkuhan diri, selalu berpendapat diri-nya benar Orang lain salah, menghina dan memandang rendah ringan Dharma murni, berteman dengan Iblis. Orang bodoh yang demikian, diri-nya sendiri yang menjalankan pandangan yang menyimpang, menyebabkan Makhluk Hidup yang tak terhingga banyak-nya, terjerumus ke dalam jurang bahaya. Para Makhluk Hidup yang demikian, akan jatuh ke Alam Neraka, Hewan, Setan, bergilir selama-nya.
Jika bisa mendengar nama Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, lalu meninggalkan jalan yang sesat, belajar Ajaran yang baik, tidak terjerumus ke Alam Neraka.
Jika ada yang tidak bisa meninggalkan jalan yang sesat, belajar Ajaran yang baik, dan terjerumus ke Alam Neraka, dengan kekuatan Ikrar Tathagatha yang menakjubkan, membuat-nya sementara untuk mengingat nama Buddha, sesudah berakhir kehidupan-nya, kembali terlahir sebagai Manusia, berlatih secara seksama memperoleh pandangan yang benar, menguasai keinginan dan kesenangan. Bisa meninggalkan rumah, meninggalkan duniawi, berlindung pada Ajaran Tathagatha, berpegangan pada yang diajarkan, tiada pelanggaran dan fitnah, berpandangan yang benar dan banyak belajar, mengerti makna yang mendalam, menjauhi kesombongan, tidak menghina Ajaran murni, tidak berteman dengan Iblis, perlahan-lahan berlatih menjalankan Ajaran Bodhisattva, hingga mencapai kesempurnaan.
Kemudian, Manjusri, jika Para Makhluk Hidup, kikir dan rakus, iri dan cemburu, memuji diri sendiri dan menjelekkan Orang lain, akan terjerumus ke dalam tiga Alam sengsara, beribu-ribu tahun lama-nya, mengalami penderitaan yang sangat mendalam.
Selesai mengalami penderitaan, sampai berakhir-nya kehidupan, baru-lah terlahir di Alam Dunia, sebagai sapi, kuda, unta, keledai, dan dicambuk, tersiksa oleh kelaparan dan kehausan, lagi pula harus memikul beban yang berat, menempuh perjalanan yang jauh.
Atau terlahir sebagai Manusia, kedudukan-nya sangat rendah, menjadi budak Orang, diperintahkan untuk mengerjakan pekerjaan, tiada kebebasan.
Jika Orang yang demikian, pernah mendengarkan nama Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, oleh karena penyebab yang baik ini, membuat-nya teringat kembali, sepenuh hati berlindung kepada-Nya, melalui kekuatan spirituil Buddha, penderitaan Umat bisa bebas, semua akar dasar-nya cerdas, bijaksana dan banyak belajar, berteguh hati mencari ilmu, selalu bertemu dengan Teman yang baik, putus hubungan selama-nya dengan Iblis, melenyapkan selubung kegelapan, mengeringkan sungai kerisauan, terlepas dari segala kerisauan lahir, tua, sakit, mati, kesedihan dan penderitaan.
Kemudian, Manjusri, jika Para Makhluk Hidup, suka bertentangan dan enggan bersatu, saling menuntut, membenci, melalui perbuatan perkataan dan pikiran, menciptakan dan memperpanjang ber-macam-macam karma buruk, saling membalas tidak mau mengampuni, saling mencelakai. Mengundang jin gunung, pohon atau kuburan, membunuh Makhluk Hidup, mengambil darah daging-nya, guna dipersembahkan kepada Yaksa, Iblis, menulis nama Orang yang dimusuhi, membuat bentuk rupa-nya, menggunakan ilmu hitam, memantrai-nya, menggunakan ilmu hitam dukun, Para Makhluk Hidup, jika mendengar nama Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, maka segala perbuatan jahat, tidak bisa mencelakai-nya.
Semua-nya berputar menjadi hati yang welas asih, bermanfaat, tenang dan gembira, tidak mempunyai maksud merusak serta hati yang membenci, masing-masing ramah dan senang dengan apa yang didapati-nya, timbul rasa cinta kasih, tidak saling menyerang, tetapi saling menguntungkan.
Kemudian, Manjusri, jika ada empat Kelompok, Bhiksu, Bhiksuni, Upasaka, Upasika, serta Umat Laki-laki dan Umat Perempuan yang ber-kepercayaan murni, yang bisa berpegangan pada Atthasila, selama satu tahun, atau tiga bulan, berpegangan pada yang dipelajari-nya, melalui akar Kebajikan ini, mengharapkan terlahir di Alam Sukhavati di sebelah Barat tempat Buddha Amitabha, untuk mendengar dan mempelajari Ajaran murni,
bagi mereka yang belum mantap, jika mendengar nama Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, waktu menjelang akhir hidup-nya ada delapan Maha Bodhisattva, nama-nya adalah
Walaupun lahir di Surga, tetapi akar Kebajikan-nya belum habis, tidak akan terlahir di Alam sengsara. Masa kehidupan di Surga berakhir, kembali lagi lahir di Alam Dunia, sebagai Raja Pemutar, memerintah empat benua, ber-wibawa dan leluasa, membimbing jalan yang baik kepada tak terhingga jumlah ratusan ribu Makhluk Hidup.
Ada yang terlahir di dalam Dasakusala, Brahmana, Orang yang terpelajar, rumah besar, banyak harta pusaka, lumbung dan gudang berlimpah-limpah, berpenampilan bagus, banyak Famili, pandai dan bijaksana, gagah dan berani, seperti Pendekar ber-kekuatan besar.
Kalau terlahir sebagai Perempuan, setelah mendengar nama Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, berpegangan sepenuh hati, kehidupan selanjut-nya tidak akan terlahir lagi sebagai Perempuan.
Kemudian, Manjusri, sewaktu Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, mencapai Penerangan, dengan kekuatan Ikrar-Nya, memandang Para Makhluk Hidup, bertemu dengan Para penderita penyakit, kurus, kering, sakit kuning, demam dan berbagai macam penyakit, atau yang diserang oleh ilmu hitam dukun serangga beracun, atau yang berumur pendek, atau yang mati kecelakaan, ingin menghilangkan penderitaan penyakit mereka, memenuhi keinginan mereka.
Pada waktu itu Sri Baghavan memasuki samadhi, yang nama-nya
Sesudah memasuki samadhi, di antara alis-Nya, memancarkan cahaya yang maha terang, cahaya tersebut berkumandang suatu Maha Dharani
Kemudian sesudah cahaya tersebut berkumandang Mantra ini, Bumi menggoncang, memancarkan cahaya yang sangat terang, semua Makhluk Hidup, penderitaan penyakit-nya telah hilang, menikmati ketenangan dan kegembiraan.
Manjusri, kalau ada Laki-laki maupun Perempuan, yang menderita penyakit, seharusnya sepenuh hati membantu penderita tersebut, membersihkan tubuh dan mulut-nya, atau makan atau berobat, atau air yang tidak ber-serangga, baca Mantra seratus delapan kali ( 108 x ) lalu berikan kepada-nya untuk diminum, semua penderitaan penyakit, akan hilang.
Kalau ada permintaan, lafalkan Mantra ini sepenuh hati, maka akan terpenuhi, tidak ber-penyakit dan panjang umur.
Pada akhir hidup-nya, akan lahir di Negeri seberang, tanpa kemunduran, hingga mencapai Penerangan.
Oleh sebab itu, Manjusri, kalau ada Laki-laki atau Perempuan, terhadap Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, dengan sepenuh hati, menghormati dan menyembah, sering melafalkan Mantra ini, jangan sampai hilang dan lupa.
Kemudian, Manjusri, jika ada Laki-laki atau Perempuan yang berkeyakinan murni, bisa mendengarkan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, yang telah mencapai Penerangan Sempurna, semua nama Buddha, sesudah mendengar lalu melafalkan-nya. Pada waktu subuh mencermati-nya, mandi dan cuci mulut membersihkan diri, dengan berbagai macam bunga yang harum, membakar dupa dan minyak wangi, aneka musik, menyembah dan memuja gambar Buddha. Kemudian Sutra ini, disalin sendiri, atau suruh Orang salin, berpegangan sepenuh hati, mendengar dan mencermati makna-nya. Terhadap Bhiksu, harus berlatih memberi persembahan, segala biaya hidup, semuanya disumbangkan, jangan sampai kekurangan. Dengan demikian akan dilindungi oleh Para Buddha, segala permintaan akan terpenuhi, hingga mencapai Penerangan.
Kemudian Kumara Manjusri berkata kepada Buddha, Sri Baghavan, Saya berjanji pada waktu perputaran Dharma, akan menggunakan bermacam-macam cara, agar Para Umat Laki-laki atau Perempuan yang berkeyakinan murni, bisa mendengar nama Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, bahkan dalam keadaan tidur, juga terdengar nama Buddha dalam telinga-nya.
Sri Baghavan, jika mendapat dan melafalkan Mantra ini, atau mengajarkan dan membabarkan-nya kepada Orang lain, disalin sendiri, atau suruh Orang lain salin, menghormati dengan berbagai macam bunga yang harum, minyak wangi, serbuk wangi, dupa wangi, karangan bunga, kalung permata, panji dan musik, untuk dipersembahkan.
Menggunakan Sutra lima warna, bikin kantongan supaya meriah, menyapu dan membersihkan tempat-nya, menyediakan Altar yang tinggi, untuk meletakkan Sutra ini.
Pada saat ini Maha Catur Dewaraja, bersama Pengikut-nya, serta ratusan ribu Dewa yang tak terhingga banyak-nya, semuanya mengunjungi tempat tersebut, memuja dan melindungi-nya.
Sri Baghavan, jika Sutra Pusaka ini tersebar ke suatu tempat, ada yang memanjatkan-nya, oleh karena Ikrar Pahala dari Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan serta mendengar nama-Nya, maka di tempat itu tidak akan ada kematian karena kecelakaan, juga tidak akan ada Iblis dan Setan yang mencuri tenaga inti Manusia. Setelah mengalami penderitaan yang demikian, akan mendapatkan kembali ketenangan dan kegembiraan tubuh dan pikiran.
Buddha memberitahukan kepada Manjusri, demikian, demikian-lah seperti yang Anda katakan. Manjusri, kalau ada Umat Laki-laki dan Umat Perempuan yang berkeyakinan murni, ingin menyembah Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan terlebih dahulu harus membuat patung atau gambar Buddha tersebut, menyediakan Altar yang bersih, untuk ditempatkan. Menabur berbagai macam bunga, membakar berbagai macam dupa, memasang berbagai macam panji, untuk mengagungkan tempat tersebut.
Tujuh hari tujuh malam, menjalankan Attha Sila, makan makanan yang bersih, mandi dengan air yang bersih dan harum, memakai baju yang bersih, menjaga kesucian tubuh dan pikiran, tidak timbul pikiran marah dan mencelakai segala Makhluk Hidup, memberi manfaat, tenang dan gembira, welas asih, suka cita dan keseimbangan, hati yang sama rata. Memuja dengan alat musik dan nyanyian, mengelilingi patung Buddha dari sisi kanan. Kemudian merenungkan Pahala Ikrar Tathagatha tersebut, melafalkan Sutra ini, meresapi makna-nya, mengajari dan membabarkan-nya.
Semua permintaan yang diinginkan akan segera terkabul, minta panjang umur akan memperoleh panjang umur, minta kekayaan akan mendapat kekayaan, minta jabatan akan mendapat jabatan, minta Anak Laki-laki atau Anak Perempuan akan mendapat Anak Laki-laki atau Perempuan.
Jika ada Orang, tiba-tiba bermimpi buruk, melihat berbagai macam rupa jahat, atau kelompok burung yang aneh datang, memasuki dan tinggal di dalam rumah, ratusan kejanggalan timbul. Jika Orang ini melakukan Upacara Puja, menghormati dan memuja Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, mimpi buruk dan wajah jahat, segala pertanda buruk akan hilang dan tidak bisa mengganggu.
Atau bila ada bahaya air, api, pisau, racun, jurang, gajah liar, singa, harimau, serigala, beruang, beruang coklat, ular beracun, kalajengking, kelabang, ulat berbisa, nyamuk dan lalat yang menganggu, kalau bisa dengan sepenuh hati merenungkan Sang Buddha, menghormati dan menyembah, segala yang menyeramkan akan bebas.
Jika diserbu oleh Negara lain, kerusuhan oleh pencuri dan perampok, dengan hormat merenungkan Sang Tathagatha, akan terbebas dari gangguan tersebut.
Kemudian, Manjusri, jika ada Umat Laki-laki atau Perempuan yang berkeyakinan murni, sampai akhir kehidupan-nya tidak pernah memuja Dewa, hanya sepenuh hati berlindung pada Buddha, Dharma dan Sangha, menerima dan menjalankan sila, seperti Panca Sila, Dasa Sila, Bodhisattva empat ratus Sila, Bhiksu dua ratus lima puluh Sila, Bhiksuni lima ratus Sila. Dalam melaksanakan-nya, mungkin ada yang melanggar, takut jatuh ke Alam sengsara. Jika bisa memusatkan pikiran merenungkan nama Sang Buddha, dengan hormat memuja-Nya, pasti tidak akan terlahir di tiga Alam sengsara.
Jika ada Perempuan, pada waktu akan melahirkan, menderita kesakitan yang sangat, jika bisa dengan sepenuh hati mengucapkan dan memuja nama, menghormati dan menyembah Sang Tathagatha, semua kesakitan akan hilang.
Anak yang dilahirkan, tubuh-nya sempurna, wajah-nya baik, yang melihat-nya akan senang. Cerdas dan pandai, tenang dan jarang sakit, tidak ada Makhluk halus yang merebut kekuatan inti-nya.
Pada waktu itu Sri Baghavan memberitahukan kepada Ananda, seperti apa yang telah Aku puji semua Pahala Sang Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, ini merupakan Pahala yang paling mendalam dari Para Buddha, sulit untuk dipahami, apakah Engkau percaya.
Ananda menjawab, Sri Baghavan, Aku terhadap Sutra yang diucapkan oleh Tathagatha, tidak mempunyai keraguan. Apa sebab-nya. Semua Tathagatha, karma dari tubuh, ucapan dan pikiran, semuanya adalah bersih.
Sri Baghavan, cakra matahari dan bulan ini, bisa jatuh, Gunung Semeru yang sangat tinggi bisa goncang. Ucapan Para Buddha, tidak bisa berubah. Sri Baghavan, Para Makhluk Hidup mempunyai akar kepercayaan yang tidak sempurna, mendengar Pahala yang paling mendalam dari Para Buddha, mereka akan berpikir, apa sebab-nya hanya merenungkan satu nama Buddha Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan maka akan mendapatkan Pahala yang demikian mulia. Dari sini mereka tidak akan percaya, sebaliknya menfitnah, lama kelamaan, kehilangan kebahagiaan dan kegembiraan, jatuh ke Alam sengsara, reinkarnasih yang tanpa akhir.
Buddha memberitahukan kepada Ananda, jika Para Makhluk Hidup, mendengar nama Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, dengan sepenuh hati menerima dan mempertahankan-nya, tidak ragu-ragu, maka jatuh di Alam sengsara, tidak akan terjadi.
Ananda, ini merupakan Pahala yang paling mendalam dari Para Buddha, sulit dipercayai dan dipahami, kini Engkau bisa menerima-nya, ketahui-lah semua ini merupakan kekuatan yang menakjubkan dari Tathagatha.
Ananda, Para Sravaka Pacekkabuddha, serta Para Bodhisattva yang belum mencapai tahap bhumi, tidak mempunyai keyakinan untuk memahami-nya, kecuali Bodhisattva dengan satu kelahiran.
Ananda, tubuh Manusia sulit didapat, terhadap Tri Ratna, yang mempercayai-Nya dan menghormati-Nya, juga sulit didapat.
Mendengar nama Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, lebih sulit lagi.
Ananda, Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, menjalankan Bodhisattva yang tak terbatas, Kebijaksanaan yang tak terbatas, Maha Ikrar yang tak terbatas, jika Aku selama satu kalpa, satu kalpa lebih, mengucapkan-nya, musibah akan segera berakhir, tetapi Ikrar dan Kebijaksanaan dari Buddha, tidak pernah akan berakhir.
Pada saat itu diantara-nya ada satu Bodhisattva Mahasattva, bernama Apavarga, berdiri dari tempat duduk-Nya, satu bahu-Nya terbuka, berlutut dengan kaki kanan-Nya, sambil bersujud dan merangkupkan kedua tangan-Nya, berkata kepada Buddha.
Sri Baghavan, pada zaman perputaran Dharma, terdapat Para Makhluk Hidup, menderita berbagai macam penyakit, penyakit yang berkepanjangan dan tubuh-nya kurus kering, tidak bisa makan dan minum, bibir dan tenggorokan kering, melihat segala penjuru adalah gelap, kematian telah nampak di depan, Orang Tua dan Famili, Teman dan kenalan, menangis dan mengelilingi-nya, tetapi tubuh-nya terbaring di tempat semula, melihat utusan Yama, merenggut arwah-nya ke hadapan Raja Yama.
Tetapi Para Makhluk Hidup, mempunyai Dewa pencatat lengkap kehidupan-nya, apa yang dilakukan-nya, yang dosa dan yang baik, semuanya tercatat dalam buku, berdasarkan itu diserahkan kepada Raja Yama. Kemudian Raja tersebut menanyakan Orang tersebut tentang perbuatan-nya, sesuai dengan perbuatan dosa dan perbuatan yang baik, lalu memutuskan-nya.
Jika Famili dan kenalan dari Orang yang sakit tersebut, bisa menyandarkan Orang tersebut kepada Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, mengundang Para Bhiksu melafalkan Sutra ini, menyalakan lampu tujuh tingkat, menggantungkan panji lima warna penyambung umur.
Maka kemungkinan arwah Orang tersebut bisa dikembalikan, bagaikan dalam mimpi, jelas dengan apa yang dilihat-nya. Atau sesudah melewati tujuh hari (7 hari), atau dua puluh satu hari (21 hari), atau tiga puluh lima hari (35 hari), atau empat puluh sembilan hari (49 hari), arwah-nya baru kembali, bagaikan sadar dari mimpi, mengingat dan mengetahui tentang karma baik dan buruk, yang akan diterima-nya.
Karena melihat dan membuktikan-nya sendiri tentang pembalasan karma, bahkan nyawa yang sulit didapat-nya kembali, maka tidak akan berbuat karma jahat lagi.
Oleh sebab itu Umat Laki-laki dan Perempuan yang berkeyakinan murni, semuanya harus menerima dan memanjatkan nama Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, sesuai dengan kemampuan-nya, menghormati dan menyembah.
Pada saat itu Ananda bertanya kepada Apavarga Bodhisattva, Umat Laki-laki harus bagaimana menghormati dan menyembah Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, panji memperpanjang umur, bagaimana cara membuat-nya.
Apavarga Bodhisattva berkata, Orang yang bijaksana, kalau ada Orang yang sakit, ingin melepaskan penderitaan penyakit, demi Orang tersebut, tujuh hari tujuh malam, menjalankan Attha Sila, harus dengan minuman dan makanan, serta harta yang lain-nya, sesuai dengan kemampuan-nya, persembahkan kepada Bhiksu, sehari semalam enam kali, bersujud dan menyembah Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, melafalkan Sutra ini, sebanyak empat puluh sembilan kali (49x).
Menyalakan empat puluh sembilan (49) lampu, membuat tujuh patung Tathagatha ini, di depan masing-masing patung, masing-masing letakkan tujuh (7) lampu, ukuran tiap lampu, sebesar roda kereta, hingga empat puluh sembilan hari (49 hari) cahaya menyala terus.
Membuat lima (5) warna panji, panjang empat puluh sembilan (49) depa tangan, harus melepaskan aneka macam Makhluk Hidup, sebanyak empat puluh sembilan (49) macam.
Maka bisa melewati bahaya ini, tidak terbawa oleh Para Setan jahat.
Selain itu, Ananda, jika Raja dan Para Ksatria, terjadi derita bencana, umpama-nya derita wabah penyakit penduduk, derita Negara-nya diserbu Negara lain, derita pemberontakan, derita perubahan cuaca, derita gerhana matahari dan bulan, derita hujan dan angin puyuh, derita musim kemarau yang berkepanjangan, maka Raja dan Para Ksatria, pada waktu itu harus menumbuhkan hati yang welas asih kepada semua Makhluk Hidup, memberi pengampunan kepada Para terhukum, mengikuti cara persembahan seperti yang tersebut di atas, mempersembahkan-nya kepada Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan.
Disebabkan oleh akar yang baik ini, dan Ikrar Pahala Sang Tathagatha, maka perbatasan Negara ini akan menjadi aman dan tentram, angin dan hujan akan turun sesuai dengan musim-nya, bercocok tanam bisa panen, semua Makhluk Hidup, tiada penyakit dan senang gembira.
Di dalam Negara-nya, tidak ada Dewa Yaksa yang jahat dan para pengganggu Makhluk Hidup, segala rupa jahat, akan hilang semuanya. Sang Raja dan Para Ksatria, panjang umur dan segar, leluasa tidak berpenyakit, semuanya menambah rejeki.
Ananda, jika Sang Raja, Ratu, Selir, Putra Mahkota, Pangeran, Menteri, Jenderal, Dayang Istana, ratusan Pejabat, menderita karena sakit, hingga bencana, juga harus membuat panji lima warna, menyalakan lampu supaya terang, melepaskan berbagai macam Makhluk Hidup, menabur beraneka warna bunga, membakar beraneka macam dupa wangi, penyakit akan sembuh, kesulitan mereka akan terlepas.
Pada waktu itu Ananda bertanya pada Apavarga Bodhisattva, Laki-laki yang baik, bagaimana umur yang sudah tamat bisa diperpanjang.
Apavarga Bodhisattva berkata, Orang yang bijaksana, apakah Engkau tidak pernah mendengar perkataan Tathagatha, ada sembilan kematian sebelum waktu-nya, sebab itu menganjurkan untuk membuat panji dan lampu guna memperpanjang umur, mengembangkan berbagai macam Amal dan Kebajikan, oleh karena berbuat Amal, maka sampai akhir hidup-nya, tidak mengalami penderitaan.
Ananda bertanya, apa yang disebut dengan sembilan (9) kematian.
Apavarga Bodhisattva berkata, jika Para Makhluk Hidup, walaupun menderita penyakit ringan, tetapi tidak menemukan obat dan dokter, juga tidak diobati, walaupun menemukan dokter tetapi obat-nya salah, seharusnya tidak mati, tetapi telah mati.
(1).
Lagi pula percaya pada aliran sesat dan dukun, yang mendustai tentang bencana dan rejeki, lalu timbul gelisah dan hati tidak tenang, mengajukan pertanyaan mengenai nasib-nya, membunuh bermacam-macam Makhluk Hidup, mempersembahkan kepada-nya, mengundang setan dan siluman, meminta berkah dan perlindungan-nya, ingin memperpanjang umur, tetapi akhirnya tidak terkabul. Bodoh, kegelapan batin dan bingung, percaya pada yang sesat, sehingga menyebabkan mati sebelum waktu-nya, masuk ke dalam Neraka, entah sampai kapan, inilah kematian sebelum waktu-nya yang pertama.
(2).
Yang ke-dua, mati sebelum waktu-nya karena dihukum oleh Undang-undang.
(3).
Yang ke-tiga, berburu dan berfoya-foya, berbuat asusila dan minum minuman keras melebihi batas, mati belum waktu-nya karena hawa kekuatan-nya diambil oleh makhluk halus.
(4).
Yang ke-empat, mati belum waktu-nya karena terbakar.
(5).
Yang ke-lima, mati belum waktu-nya karena tenggelam dalam air.
(6).
Yang ke-enam, mati belum waktu-nya karena dimangsa oleh binatang buas.
(7).
Yang ke-tujuh, mati belum waktu-nya karena jatuh ke jurang.
(8).
Yang ke-delapan, mati belum waktu-nya, karena keracunan obat, mimpi buruk, disumpah oleh mantra, dicelakai oleh pembangkitan mayat dan setan.
(9).
Yang ke-sembilan, dililit oleh kelaparan dan kehausan, tidak mendapat makanan dan minuman, lalu mati sebelum waktu-nya.
Inilah yang disebut oleh Tathagatha mengenai mati sebelum waktu-nya, ada sembilan macam. Yang lain masih banyak lagi mati belum waktu-nya yang tak terbatas banyak-nya, sulit diungkapkan.
Kemudian, Ananda, Raja Yama itu, menguasai dan mencatat nama semua Makhluk Hidup di Dunia, jika Para Makhluk Hidup, tidak berbakti dan melanggar lima dosa, merusak dan menghina Tri Ratna, merusak Undang-undang antara Raja dan Menteri, melanggar sila dan disiplin, Raja Yama akan menghukum sesuai dengan berat ringan-nya dosa.
Oleh sebab itu kini Aku menasehati Para Makhluk Hidup, menyalakan lampu dan membuat panji, membebaskan binatang melatih Kebajikan, supaya melewati musibah yang menderita, terhindar dari berbagai jenis kesulitan.
Pada waktu itu, di antara Para Hadirin terdapat dua belas Jenderal Yaksa, berkumpul di dalam Persamuan itu, mereka adalah Jenderal Kumbhira, Jenderal Vajra, Jenderal Mihira, Jenderal Andira, Jenderal Anila, Jenderal Sandila, Jenderal Indra, Jenderal Pajra, Jenderal Makura, Jenderal Kinara, Jenderal Catura, Jenderal Vikalara, ke-dua belas Jenderal Yaksa ini, masing-masing mempunyai tujuh ribu Yaksa, sebagai Pengikut.
Serempak mereka berkata kepada Sang Buddha, Sri Baghavan, kini kami memperoleh kekuatan Buddha, bisa mendengarkan nama Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, tidak takut lagi pada kengerian Alam sengsara.
Kami mempunyai pikiran yang sama, sama-sama dengan satu hati, bahkan semaksimal-nya bersandar pada Buddha, Dharma dan Sangha. Bersumpah memikul tanggung jawab segala Makhluk Hidup, supaya mendapatkan keberuntungan, kedamaian, tenang dan gembira.
Bahkan di desa, kota besar, hutan yang kosong, jika terdapat Sutra ini, atau yang berpegangan pada Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, dan bagi Orang yang mempersembahkan-nya.
Kami dan Para Pengikut kami, akan melindungi Orang tersebut, hingga terlepas dari segala kesulitan. Segala permintaan akan terkabul.
Atau jika ada yang menderita penyakit, ingin terlepas dari penderitaan, harus membaca Sutra ini, dengan menggunakan tali lima warna, mengikat dan menulis nama-Nya, setelah terkabul permintaan-nya, maka ikatan tersebut boleh dilepaskan.
Pada waktu itu Sri Baghavan memuji Para Jenderal Yaksa, baik baik sekali, Jenderal Besar Yaksa, Kalian membalas kemurahan hati Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, harus memenuhi segala manfaat, ketenangan dan kegembiraan semua Makhluk Hidup.
Pada waktu itu Ananda bertanya pada Sang Buddha, Sri Baghavan, Ajaran ini akan diberi nama apa, Bagaimana kami menjunjungi-nya.
Buddha memberitahukan kepada Ananda, Ajaran ini bernama
Juga disebut
Seharusnya diucapkan demikian.
Sesudah Sri Baghavan selesai berkata, Para Bodhisattva Mahasattva dan Sravaka Agung, Raja, Menteri, Brahmana, Umat terpelajar, Dewa, Naga, Yaksa, Gandharva, Asura, Garuda, Kinara, Manusia dan bukan Manusia, semua Hadirin, mendengar kata Buddha, semuanya puas, percaya dan melaksanakan-nya.
* * *
Melepaskan Simpul Musuh :
Melepaskan simpul, melepaskan simpul, melepaskan simpul musuh. Melepaskan simpul musuh dan karma beberapa kali masa hidup. Membersihkan hati mencuci kegelisahan mengembangkan ketulusan. Kini di depan Buddha memohon melepaskan simpul. Bhaisajya Guru, Bhaisajya Guru pelepas malapetaka memperpanjang umur Bhaisajya Guru. Sesuai dengan hati memenuhi permintaan Bhaisajya Guru.
( Mantra Menghilangkan Penyakit )
* Dua Belas (12 ) Maha Ikrar yang luar biasa
* Tentang Pahala dari Maha Ikrar Bhaisajya Guru Buddha
* Manfaat Mendengar Nama Bhaisajya Guru Buddha
* Manfaat Menerima, Melafalkan Sutra Bhaisajya Guru Buddha
* Paritta Maha Dharani dari Bhaisajya Guru Buddha
NA MO PEN SHI SHI CIA MO NI FO ( 3x )
(Terpuji-lah Guru Utama Saykamuni Buddha )
Gatha Pembuka Sutra
Dharma dengan nuansa mulia mendalam tiada tara, kesempatan langka ber-juta-juta kalpa. Kini Aku melihat, mendengarkan dan mendapat pegangan, Semoga mengerti makna hakikat Tathagatha.
NA MO YAO SHI HUI SAN FO BU SA ( 3x )
( Terpuji-lah Persamuan Bhaisajya Guru Buddha Bodhisattva )
Sutra Pahala Ikrar Utama
Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan
Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan
Bhiksu Dan San Can Suen Can mendapat maklumat menterjemahkan.
Demikian-lah yang Ku-dengar. Sewaktu Sri Bhagavan, berpergian ke berbagai Negeri. Tiba di Kota Vaisali. Berdiam di bawah pohon musik berkumandang. Bersama Para Bhiksu besar berjumlah delapan ribu Orang. Bodhisattva Mahasattva tiga puluh enam ribu, serta Raja dan Para Menteri-nya. Brahmana, Umat terpelajar, Dewa Naga Delapan Bagian, Manusia maupun bukan Manusia, massa yang tak terhingga banyak-nya. Mengelilingi dengan hormat. Kemudian Sang Buddha membabarkan Dharma.
Waktu itu Pangeran Dharma Manjusri, menerima kekuatan sprituil Buddha. Berdiri dari tempat duduk-Nya, satu bahu-Nya terbuka, berlutut dengan kaki kanan-Nya, terhadap Sri Bhagavan, sambil bersujud dan merangkupkan ke-dua tangan-Nya, menyapa dan berkata,
"Sri Bhagavan yang Mulia, dengan tulus mohon
babarkan berbagai macam nama Para Buddha,
serta Pahala dan Maha Ikrar yang luar biasa.
Agar semua yang mendengar-Nya, karma-nya hilang. Diberi manfaat dan kegembiraan kepada semua Makhluk Hidup pada zaman perputaran Dharma."
* * *
Pada saat itu Sri Bhagavan memuji Kumara Manjusri dan berkata, "Bagus, Bagus. Manjusri, demi welas asih-Mu, memohon Aku untuk membabarkan nama Para Buddha, dan Ikrar Pahala-nya. Untuk mencabut karma yang melilit Para Makhluk Hidup. Memberi manfaat, damai dan kegembiraan kepada Para Makhluk Hidup di zaman perputaran Dharma."
Dengarkan-lah baik-baik. Renungkan-lah secara mendalam. Akan Ku-beritahukan kepada kalian. Manjusri berkata, dengan setulus-nya kami akan mendengarkan dengan penuh kegembiraan.
* * *
Buddha memberitahukan kepada Manjusri. Ke arah Timur melewati Tanah Buddha sepuluh kali jumlah butir-butir pasir Sungai Gangga. Ada sebuah Negeri bernama Lazuardi. Buddha bernama Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, telah mencapai Penerangan menjalankan kesempurnaan, meninggal dunia dengan baik, mengerti Alam Dunia, Guru yang Maha Agung, Pahlawan, Guru Dewa dan Manusia, Buddha, Bhagavan.
Manjusri, sewaktu Sri Bhagavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, menempuh jalan Bodhisattva. Membuat dua belas ( 12 ) Maha Ikrar agar semua Makhluk Hidup, memperoleh apa yang mereka inginkan.
* * *
Maha Ikrar Pertama ( 1 ),
Semoga di masa yang akan datang, sewaktu Aku mencapai Anuttara Samyak Sambodhi, cahaya diri-Ku memancarkan sinar yang gemilang. Menerangi Alam Dunia yang tak terhingga banyak-nya, tak terhingga batas-nya, dengan tiga puluh dua tubuh Manusia unggul dan sempurna, delapan puluh Pengikut, membuat diri-Nya agung. Agar semua Makhluk Hidup seperti Aku.
* * *
Maha Ikrar Ke-dua ( 2 ),
Semoga di masa yang akan datang, sewaktu Aku mencapai kearifan tertinggi, tubuh-Ku bagaikan lazuardi jernih dari luar maupun dalam. Bersih tanpa noda, sinar terang meluas. Pahala berlimpah-limpah. Tubuh baik dan hidup tenang. Jaringan cahaya yang agung, melebihi matahari dan bulan.
Makhluk Hidup di Alam gelap, semua-nya bisa bangkit kesadaran-nya. Sesuai kemampuan-nya, menjalankan berbagai macam usaha.
* * *
Maha Ikrar Ke-tiga ( 3 ),
Semoga di masa yang akan datang, sewaktu Aku mencapai kearifan tertinggi, dengan kebijaksanaan yang tak terbatas, agar semua Makhluk Hidup mendapatkan segala yang diperlukan. Jangan sampai Makhluk Hidup ada kekurangan.
* * *
Maha Ikrar Ke-empat ( 4 ),
Semoga di masa yang akan datang, sewaktu Aku mencapai kearifan tertinggi, jika Para Makhluk Hidup menempuh jalan yang sesat. Semua-nya akan terbimbing berdiam tenang dalam jalur kearifan. Jika yang menjadi Pengikut Sravaka, akan dibimbing ke arah Mahayana.
* * *
Maha Ikrar Ke-lima ( 5 ),
Semoga di masa yang akan datang, sewaktu Aku mencapai kearifan tertinggi, bila ada Makhluk Hidup yang tak terbatas, mempelajari dan menjalankan Ajaran-Ku, semua-nya akan mempertahankan sila, tiga sila tubuh, mulut dan pikiran. Bila ada yang menfitnah dan melanggar, setelah mendengar nama-Ku, akan kembali menjadi bersih, tidak terjerumus dalam kesengsaraan.
* * *
Maha Ikrar Ke-enam ( 6 ),
Semoga di masa yang akan datang, sewaktu Aku mencapai kearifan tertinggi, jika Para Makhluk Hidup, tubuh-nya tidak sempurna, cacat indera-nya, jelek dan bodoh, buta tuli dan bisu, lumpuh dan bungkuk, lepra dan gila, berbagai macam penderitaan penyakit. Setelah mendengar nama-Ku, semua-nya akan menjadi baik, serasi dan cerdas, indera-nya sempurna, tiada penderitaan berbagai macam penyakit.
* * *
Maha Ikrar Ke-tujuh ( 7 ),
Semoga di masa yang akan datang, sewaktu Aku mencapai kearifan tertinggi, jika Para Makhluk Hidup terdesak oleh berbagai macam penyakit, tidak tertolong dan tidak mempunyai tempat berlindung, tidak mempunyai perawatan dan tidak mempunyai obat, tidak mempunyai famili dan tidak mempunyai rumah, miskin dan sangat menderita. Setelah mendengar nama-Ku, begitu sampai di telinga, semua penyakit akan hilang. Pikiran menjadi tenang dan gembira, memiliki Keluarga yang bahagia, kebutuhan terpenuhi, hingga mencapai Penerangan yang Sempurna.
* * *
Maha Ikrar Ke-delapan ( 8 ),
Semoga di masa yang akan datang, sewaktu Aku mencapai kearifan tertinggi, jika ada Perempuan, yang menderita oleh ratusan kesengsaraan yang diderita oleh Kaum Perempuan, sangat bosan dan jengkel, ingin melepaskan tubuh Perempuan, setelah mendengar nama-Ku, segala-nya akan berubah dari Perempuan menjadi Laki-laki, memiliki rupa Pahlawan, hingga mencapai Penerangan yang Sempurna.
* * *
Maha Ikrar Ke-sembilan ( 9 ),
Semoga di masa yang akan datang, sewaktu Aku mencapai kearifan tertinggi, agar semua Makhluk Hidup, terlepas dari jaringan iblis, terlepas dari segala lilitan yang menyesatkan. Jika terjatuh ke dalam berbagai macam pandangan jahat yang sangat mendalam, akan ditarik dan dituntun ke arah pandangan yang benar, secara perlahan-lahan belajar menjalankan Bodhisattva, hingga mencapai Maha Bodhi.
* * *
Maha Ikrak Ke-sepuluh ( 10 ),
Semoga di masa yang akan datang, sewaktu Aku mencapai kearifan tertinggi, jika Para Makhluk Hidup dikarenakan Undang-undang Negara, dirantai dan dicambuk, dikurung dalam penjara, atau dijatuhi hukuman mati, dan tak terhingga malapetaka yang memalukan, kesedihan dan kerisauan yang menekan, tubuh dan pikiran menderita. Jika mendengar nama-Ku, dengan kekuatan spirituil dan Pahala-Ku, semua-nya akan terlepas dari penderitaan dan kesedihan.
* * *
Maha Ikrar Ke-sebelas ( 11 ),
Semoga di masa yang akan datang, sewaktu Aku mencapai kearifan tertinggi, jika Para Makhluk Hidup, dirisaukan oleh kelaparan dan kehausan, demi mencari makan, berbuat karma jahat. Jika mendengar nama-Ku, akan memusatkan pikiran dan mendapat pegangan, Aku akan memberi-nya makanan dan minuman yang enak terlebih dahulu, untuk memenuhi kebutuhan-nya, lalu memberi-nya cita rasa Dharma, akhir-nya tumbuh rasa tenang dan gembira.
* * *
Maha Ikrar Ke-duabelas ( 12 ),
Semoga di masa yang akan datang, sewaktu Aku mencapai kearifan tertinggi, jika Para Makhluk Hidup, miskin tiada baju, nyamuk, lalat, dingin dan panas, siang malam tersiksa. Jika mendengar nama-Ku, akan memusatkan pikiran dan mendapat pegangan. Sesuai dengan keinginan-nya, akan mendapat berbagai macam baju yang bagus, juga mendapatkan segala macam pusaka yang mewah, karangan bunga dan serbuk dupa yang harum, alunan musik dan keterampilan, sesuai dengan keinginan mereka, membuat mereka puas.
* * *
Sekali lagi, Manjusri, Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, sewaktu menjalankan jalan Bodhisattva, mengucapkan Maha Ikrar-Nya, dan tanah Buddha-Nya yang Agung dan Pahala.
Aku dalam satu kalpa, atau satu kalpa lebih, juga tidak akan habis mengucapkan-nya. Namun Tanah Buddha, selalu bersih dan tenang, tiada Perempuan, juga tiada kejahatan, tiada suara sengsara.
Tanah terbuat dari lazuardi, tali emas sebagai perbatasan, tembok gerbang, istana dari paviliun, pintu jendela dan tirai, terbuat dari tujuh pusaka, juga menyerupai Tanah Sukhavati di sebelah Barat. Pahala dan Agung tiada perbedaan.
Di dalam Negeri ini, ada dua Bodhisattva Mahasattva, yang satu bernama
Suryaprabhasana,
yang lain bernama
Candraprabhasana,
Mereka adalah Pemimpin dari Para Bodhisattva yang tak terhingga banyak-nya, membantu di daerah Buddha, juga bisa membabarkan Ajaran Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, pusaka Dharma yang benar.
Oleh karena itu, Manjusri, jika mempunyai kepercayaan diri, Para Putra Putri Umat Buddhis, seharusnya berkeyakinan untuk bisa hidup di Dunia Buddha.
* * *
Kemudian Sri Baghavan kembali memberitahukan kepada Kumara Manjusri,
Manjusri, Bila ada Makhluk Hidup, tidak bisa membedakan baik dan jahat, hanya menginginkan keserakahan dan kekikiran, tidak mengerti berbuat Amal, dan buah Pahala dari beramal. Bodoh tidak bijaksana, tidak memiliki akar keyakinan, mengumpulkan banyak harta pusaka, menjaga dan melindungi-nya.
Kalo melihat Pengemis datang, hati-nya tidak senang, jika terpaksa, harus memberi-nya, bagaikan memotong daging tubuh-nya, penyesalan sangat mendalam.
Selain itu ada Makhluk Hidup yang sangat kikir dan serakah, mengumpulkan harta kekayaan, hanya untuk diri-nya sendiri, enggan menggunakan-nya, apalagi memberi-nya kepada Orang Tua, Istri dan Anak, Pembantu, dan Pengemis.
Makhluk Hidup yang demikian, pada akhir kehidupan, akan terlahir sebagai Setan kelaparan, atau hewan.
Apabila Orang ini di masa hidup-nya, pernah mendengar sepintas nama Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan. Kini dalam keadaan kesengsaraan, jika sepintas teringat nama Tathagatha, sewaktu teringat kembali, maka dia akan hilang dari tempat itu, kembali terlahir sebagai Manusia, memperoleh ingatan masa lalu, takut sengsara di Alam Neraka, tidak ingin menikmati lagi kesenangan duniawi, senang memberi dan beramal, memuji Orang yang beramal.
Segala yang dimiliki-nya, diberikan tanpa penyesalan, bahkan kepala, mata, tangan, kaki, darah, daging, potongan tubuh, mau memberikan kepada Orang yang meminta-nya, apalagi harta benda.
* * *
Kemudian, Manjusri, jika Para Makhluk Hidup,
walaupun telah belajar Ajaran di tempat Tathagatha, lalu melanggar sila.
Walaupun tidak melanggar sila, tetapi melanggar tata tertib.
Ada yang tidak melanggar sila dan tata tertib, tetapi menganut pandangan yang tidak benar.
Ada yang walaupun tidak menganut pandangan yang tidak benar, tetapi meninggalkan kegiatan belajar Ajaran yang diajarkan oleh Buddha,
arti Sutra yang mendalam, tidak bisa memahami.
Ada yang banyak belajar, tetapi sombong, oleh karena hati-nya tertutup oleh keangkuhan diri, selalu berpendapat diri-nya benar Orang lain salah, menghina dan memandang rendah ringan Dharma murni, berteman dengan Iblis. Orang bodoh yang demikian, diri-nya sendiri yang menjalankan pandangan yang menyimpang, menyebabkan Makhluk Hidup yang tak terhingga banyak-nya, terjerumus ke dalam jurang bahaya. Para Makhluk Hidup yang demikian, akan jatuh ke Alam Neraka, Hewan, Setan, bergilir selama-nya.
Jika bisa mendengar nama Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, lalu meninggalkan jalan yang sesat, belajar Ajaran yang baik, tidak terjerumus ke Alam Neraka.
Jika ada yang tidak bisa meninggalkan jalan yang sesat, belajar Ajaran yang baik, dan terjerumus ke Alam Neraka, dengan kekuatan Ikrar Tathagatha yang menakjubkan, membuat-nya sementara untuk mengingat nama Buddha, sesudah berakhir kehidupan-nya, kembali terlahir sebagai Manusia, berlatih secara seksama memperoleh pandangan yang benar, menguasai keinginan dan kesenangan. Bisa meninggalkan rumah, meninggalkan duniawi, berlindung pada Ajaran Tathagatha, berpegangan pada yang diajarkan, tiada pelanggaran dan fitnah, berpandangan yang benar dan banyak belajar, mengerti makna yang mendalam, menjauhi kesombongan, tidak menghina Ajaran murni, tidak berteman dengan Iblis, perlahan-lahan berlatih menjalankan Ajaran Bodhisattva, hingga mencapai kesempurnaan.
* * *
Kemudian, Manjusri, jika Para Makhluk Hidup, kikir dan rakus, iri dan cemburu, memuji diri sendiri dan menjelekkan Orang lain, akan terjerumus ke dalam tiga Alam sengsara, beribu-ribu tahun lama-nya, mengalami penderitaan yang sangat mendalam.
Selesai mengalami penderitaan, sampai berakhir-nya kehidupan, baru-lah terlahir di Alam Dunia, sebagai sapi, kuda, unta, keledai, dan dicambuk, tersiksa oleh kelaparan dan kehausan, lagi pula harus memikul beban yang berat, menempuh perjalanan yang jauh.
Atau terlahir sebagai Manusia, kedudukan-nya sangat rendah, menjadi budak Orang, diperintahkan untuk mengerjakan pekerjaan, tiada kebebasan.
Jika Orang yang demikian, pernah mendengarkan nama Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, oleh karena penyebab yang baik ini, membuat-nya teringat kembali, sepenuh hati berlindung kepada-Nya, melalui kekuatan spirituil Buddha, penderitaan Umat bisa bebas, semua akar dasar-nya cerdas, bijaksana dan banyak belajar, berteguh hati mencari ilmu, selalu bertemu dengan Teman yang baik, putus hubungan selama-nya dengan Iblis, melenyapkan selubung kegelapan, mengeringkan sungai kerisauan, terlepas dari segala kerisauan lahir, tua, sakit, mati, kesedihan dan penderitaan.
* * *
Kemudian, Manjusri, jika Para Makhluk Hidup, suka bertentangan dan enggan bersatu, saling menuntut, membenci, melalui perbuatan perkataan dan pikiran, menciptakan dan memperpanjang ber-macam-macam karma buruk, saling membalas tidak mau mengampuni, saling mencelakai. Mengundang jin gunung, pohon atau kuburan, membunuh Makhluk Hidup, mengambil darah daging-nya, guna dipersembahkan kepada Yaksa, Iblis, menulis nama Orang yang dimusuhi, membuat bentuk rupa-nya, menggunakan ilmu hitam, memantrai-nya, menggunakan ilmu hitam dukun, Para Makhluk Hidup, jika mendengar nama Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, maka segala perbuatan jahat, tidak bisa mencelakai-nya.
Semua-nya berputar menjadi hati yang welas asih, bermanfaat, tenang dan gembira, tidak mempunyai maksud merusak serta hati yang membenci, masing-masing ramah dan senang dengan apa yang didapati-nya, timbul rasa cinta kasih, tidak saling menyerang, tetapi saling menguntungkan.
* * *
Kemudian, Manjusri, jika ada empat Kelompok, Bhiksu, Bhiksuni, Upasaka, Upasika, serta Umat Laki-laki dan Umat Perempuan yang ber-kepercayaan murni, yang bisa berpegangan pada Atthasila, selama satu tahun, atau tiga bulan, berpegangan pada yang dipelajari-nya, melalui akar Kebajikan ini, mengharapkan terlahir di Alam Sukhavati di sebelah Barat tempat Buddha Amitabha, untuk mendengar dan mempelajari Ajaran murni,
bagi mereka yang belum mantap, jika mendengar nama Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, waktu menjelang akhir hidup-nya ada delapan Maha Bodhisattva, nama-nya adalah
Manjusri Bodhisattva,
Avalokitesvara Bodhisattva,
Mahasthamaprapta Bodhisattva,
Akshayamati Bodhisattva,
Ratna Candana Kusuma Bodhisattva,
Bhaisjyaraja Bodhisattva,
Bhaisajyottama Bodhisattva,
Maitreya Bodhisattva,
ke-delapan Bodhisattva ini, akan turun dari Langit, memberi petunjuk jalan, mencapai Tanah Suci di dalam beraneka warna bunga teratai, meninggal secara wajar. Atau ada yang langsung lahir di Surga.Walaupun lahir di Surga, tetapi akar Kebajikan-nya belum habis, tidak akan terlahir di Alam sengsara. Masa kehidupan di Surga berakhir, kembali lagi lahir di Alam Dunia, sebagai Raja Pemutar, memerintah empat benua, ber-wibawa dan leluasa, membimbing jalan yang baik kepada tak terhingga jumlah ratusan ribu Makhluk Hidup.
Ada yang terlahir di dalam Dasakusala, Brahmana, Orang yang terpelajar, rumah besar, banyak harta pusaka, lumbung dan gudang berlimpah-limpah, berpenampilan bagus, banyak Famili, pandai dan bijaksana, gagah dan berani, seperti Pendekar ber-kekuatan besar.
Kalau terlahir sebagai Perempuan, setelah mendengar nama Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, berpegangan sepenuh hati, kehidupan selanjut-nya tidak akan terlahir lagi sebagai Perempuan.
* * *
Kemudian, Manjusri, sewaktu Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, mencapai Penerangan, dengan kekuatan Ikrar-Nya, memandang Para Makhluk Hidup, bertemu dengan Para penderita penyakit, kurus, kering, sakit kuning, demam dan berbagai macam penyakit, atau yang diserang oleh ilmu hitam dukun serangga beracun, atau yang berumur pendek, atau yang mati kecelakaan, ingin menghilangkan penderitaan penyakit mereka, memenuhi keinginan mereka.
Pada waktu itu Sri Baghavan memasuki samadhi, yang nama-nya
Menghapus segala penderitaan Makhluk Hidup.
Sesudah memasuki samadhi, di antara alis-Nya, memancarkan cahaya yang maha terang, cahaya tersebut berkumandang suatu Maha Dharani
NA MO BO CIA WA TI .
PI SA SHI . CI LU PI LIU LI .
PO LA BO . HE LA CE YE .
TA DA YE TUO YE . A LA HE TI .
SAN MIAO SAN BU DUO YE .
TA ZHI TA .
OM . PI SA SHI . PI SA SHI . PI SA SE .
SAN MO CIE TI SO HA .
* * *
Manjusri, kalau ada Laki-laki maupun Perempuan, yang menderita penyakit, seharusnya sepenuh hati membantu penderita tersebut, membersihkan tubuh dan mulut-nya, atau makan atau berobat, atau air yang tidak ber-serangga, baca Mantra seratus delapan kali ( 108 x ) lalu berikan kepada-nya untuk diminum, semua penderitaan penyakit, akan hilang.
Kalau ada permintaan, lafalkan Mantra ini sepenuh hati, maka akan terpenuhi, tidak ber-penyakit dan panjang umur.
Pada akhir hidup-nya, akan lahir di Negeri seberang, tanpa kemunduran, hingga mencapai Penerangan.
Oleh sebab itu, Manjusri, kalau ada Laki-laki atau Perempuan, terhadap Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, dengan sepenuh hati, menghormati dan menyembah, sering melafalkan Mantra ini, jangan sampai hilang dan lupa.
* * *
Kemudian, Manjusri, jika ada Laki-laki atau Perempuan yang berkeyakinan murni, bisa mendengarkan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, yang telah mencapai Penerangan Sempurna, semua nama Buddha, sesudah mendengar lalu melafalkan-nya. Pada waktu subuh mencermati-nya, mandi dan cuci mulut membersihkan diri, dengan berbagai macam bunga yang harum, membakar dupa dan minyak wangi, aneka musik, menyembah dan memuja gambar Buddha. Kemudian Sutra ini, disalin sendiri, atau suruh Orang salin, berpegangan sepenuh hati, mendengar dan mencermati makna-nya. Terhadap Bhiksu, harus berlatih memberi persembahan, segala biaya hidup, semuanya disumbangkan, jangan sampai kekurangan. Dengan demikian akan dilindungi oleh Para Buddha, segala permintaan akan terpenuhi, hingga mencapai Penerangan.
* * *
Kemudian Kumara Manjusri berkata kepada Buddha, Sri Baghavan, Saya berjanji pada waktu perputaran Dharma, akan menggunakan bermacam-macam cara, agar Para Umat Laki-laki atau Perempuan yang berkeyakinan murni, bisa mendengar nama Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, bahkan dalam keadaan tidur, juga terdengar nama Buddha dalam telinga-nya.
* * *
Sri Baghavan, jika mendapat dan melafalkan Mantra ini, atau mengajarkan dan membabarkan-nya kepada Orang lain, disalin sendiri, atau suruh Orang lain salin, menghormati dengan berbagai macam bunga yang harum, minyak wangi, serbuk wangi, dupa wangi, karangan bunga, kalung permata, panji dan musik, untuk dipersembahkan.
Menggunakan Sutra lima warna, bikin kantongan supaya meriah, menyapu dan membersihkan tempat-nya, menyediakan Altar yang tinggi, untuk meletakkan Sutra ini.
Pada saat ini Maha Catur Dewaraja, bersama Pengikut-nya, serta ratusan ribu Dewa yang tak terhingga banyak-nya, semuanya mengunjungi tempat tersebut, memuja dan melindungi-nya.
Sri Baghavan, jika Sutra Pusaka ini tersebar ke suatu tempat, ada yang memanjatkan-nya, oleh karena Ikrar Pahala dari Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan serta mendengar nama-Nya, maka di tempat itu tidak akan ada kematian karena kecelakaan, juga tidak akan ada Iblis dan Setan yang mencuri tenaga inti Manusia. Setelah mengalami penderitaan yang demikian, akan mendapatkan kembali ketenangan dan kegembiraan tubuh dan pikiran.
* * *
Buddha memberitahukan kepada Manjusri, demikian, demikian-lah seperti yang Anda katakan. Manjusri, kalau ada Umat Laki-laki dan Umat Perempuan yang berkeyakinan murni, ingin menyembah Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan terlebih dahulu harus membuat patung atau gambar Buddha tersebut, menyediakan Altar yang bersih, untuk ditempatkan. Menabur berbagai macam bunga, membakar berbagai macam dupa, memasang berbagai macam panji, untuk mengagungkan tempat tersebut.
Tujuh hari tujuh malam, menjalankan Attha Sila, makan makanan yang bersih, mandi dengan air yang bersih dan harum, memakai baju yang bersih, menjaga kesucian tubuh dan pikiran, tidak timbul pikiran marah dan mencelakai segala Makhluk Hidup, memberi manfaat, tenang dan gembira, welas asih, suka cita dan keseimbangan, hati yang sama rata. Memuja dengan alat musik dan nyanyian, mengelilingi patung Buddha dari sisi kanan. Kemudian merenungkan Pahala Ikrar Tathagatha tersebut, melafalkan Sutra ini, meresapi makna-nya, mengajari dan membabarkan-nya.
Semua permintaan yang diinginkan akan segera terkabul, minta panjang umur akan memperoleh panjang umur, minta kekayaan akan mendapat kekayaan, minta jabatan akan mendapat jabatan, minta Anak Laki-laki atau Anak Perempuan akan mendapat Anak Laki-laki atau Perempuan.
Jika ada Orang, tiba-tiba bermimpi buruk, melihat berbagai macam rupa jahat, atau kelompok burung yang aneh datang, memasuki dan tinggal di dalam rumah, ratusan kejanggalan timbul. Jika Orang ini melakukan Upacara Puja, menghormati dan memuja Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, mimpi buruk dan wajah jahat, segala pertanda buruk akan hilang dan tidak bisa mengganggu.
Atau bila ada bahaya air, api, pisau, racun, jurang, gajah liar, singa, harimau, serigala, beruang, beruang coklat, ular beracun, kalajengking, kelabang, ulat berbisa, nyamuk dan lalat yang menganggu, kalau bisa dengan sepenuh hati merenungkan Sang Buddha, menghormati dan menyembah, segala yang menyeramkan akan bebas.
Jika diserbu oleh Negara lain, kerusuhan oleh pencuri dan perampok, dengan hormat merenungkan Sang Tathagatha, akan terbebas dari gangguan tersebut.
* * *
Kemudian, Manjusri, jika ada Umat Laki-laki atau Perempuan yang berkeyakinan murni, sampai akhir kehidupan-nya tidak pernah memuja Dewa, hanya sepenuh hati berlindung pada Buddha, Dharma dan Sangha, menerima dan menjalankan sila, seperti Panca Sila, Dasa Sila, Bodhisattva empat ratus Sila, Bhiksu dua ratus lima puluh Sila, Bhiksuni lima ratus Sila. Dalam melaksanakan-nya, mungkin ada yang melanggar, takut jatuh ke Alam sengsara. Jika bisa memusatkan pikiran merenungkan nama Sang Buddha, dengan hormat memuja-Nya, pasti tidak akan terlahir di tiga Alam sengsara.
Jika ada Perempuan, pada waktu akan melahirkan, menderita kesakitan yang sangat, jika bisa dengan sepenuh hati mengucapkan dan memuja nama, menghormati dan menyembah Sang Tathagatha, semua kesakitan akan hilang.
Anak yang dilahirkan, tubuh-nya sempurna, wajah-nya baik, yang melihat-nya akan senang. Cerdas dan pandai, tenang dan jarang sakit, tidak ada Makhluk halus yang merebut kekuatan inti-nya.
* * *
Pada waktu itu Sri Baghavan memberitahukan kepada Ananda, seperti apa yang telah Aku puji semua Pahala Sang Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, ini merupakan Pahala yang paling mendalam dari Para Buddha, sulit untuk dipahami, apakah Engkau percaya.
Ananda menjawab, Sri Baghavan, Aku terhadap Sutra yang diucapkan oleh Tathagatha, tidak mempunyai keraguan. Apa sebab-nya. Semua Tathagatha, karma dari tubuh, ucapan dan pikiran, semuanya adalah bersih.
Sri Baghavan, cakra matahari dan bulan ini, bisa jatuh, Gunung Semeru yang sangat tinggi bisa goncang. Ucapan Para Buddha, tidak bisa berubah. Sri Baghavan, Para Makhluk Hidup mempunyai akar kepercayaan yang tidak sempurna, mendengar Pahala yang paling mendalam dari Para Buddha, mereka akan berpikir, apa sebab-nya hanya merenungkan satu nama Buddha Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan maka akan mendapatkan Pahala yang demikian mulia. Dari sini mereka tidak akan percaya, sebaliknya menfitnah, lama kelamaan, kehilangan kebahagiaan dan kegembiraan, jatuh ke Alam sengsara, reinkarnasih yang tanpa akhir.
* * *
Buddha memberitahukan kepada Ananda, jika Para Makhluk Hidup, mendengar nama Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, dengan sepenuh hati menerima dan mempertahankan-nya, tidak ragu-ragu, maka jatuh di Alam sengsara, tidak akan terjadi.
Ananda, ini merupakan Pahala yang paling mendalam dari Para Buddha, sulit dipercayai dan dipahami, kini Engkau bisa menerima-nya, ketahui-lah semua ini merupakan kekuatan yang menakjubkan dari Tathagatha.
Ananda, Para Sravaka Pacekkabuddha, serta Para Bodhisattva yang belum mencapai tahap bhumi, tidak mempunyai keyakinan untuk memahami-nya, kecuali Bodhisattva dengan satu kelahiran.
Ananda, tubuh Manusia sulit didapat, terhadap Tri Ratna, yang mempercayai-Nya dan menghormati-Nya, juga sulit didapat.
Mendengar nama Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, lebih sulit lagi.
* * *
Ananda, Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, menjalankan Bodhisattva yang tak terbatas, Kebijaksanaan yang tak terbatas, Maha Ikrar yang tak terbatas, jika Aku selama satu kalpa, satu kalpa lebih, mengucapkan-nya, musibah akan segera berakhir, tetapi Ikrar dan Kebijaksanaan dari Buddha, tidak pernah akan berakhir.
* * *
Pada saat itu diantara-nya ada satu Bodhisattva Mahasattva, bernama Apavarga, berdiri dari tempat duduk-Nya, satu bahu-Nya terbuka, berlutut dengan kaki kanan-Nya, sambil bersujud dan merangkupkan kedua tangan-Nya, berkata kepada Buddha.
Sri Baghavan, pada zaman perputaran Dharma, terdapat Para Makhluk Hidup, menderita berbagai macam penyakit, penyakit yang berkepanjangan dan tubuh-nya kurus kering, tidak bisa makan dan minum, bibir dan tenggorokan kering, melihat segala penjuru adalah gelap, kematian telah nampak di depan, Orang Tua dan Famili, Teman dan kenalan, menangis dan mengelilingi-nya, tetapi tubuh-nya terbaring di tempat semula, melihat utusan Yama, merenggut arwah-nya ke hadapan Raja Yama.
Tetapi Para Makhluk Hidup, mempunyai Dewa pencatat lengkap kehidupan-nya, apa yang dilakukan-nya, yang dosa dan yang baik, semuanya tercatat dalam buku, berdasarkan itu diserahkan kepada Raja Yama. Kemudian Raja tersebut menanyakan Orang tersebut tentang perbuatan-nya, sesuai dengan perbuatan dosa dan perbuatan yang baik, lalu memutuskan-nya.
Jika Famili dan kenalan dari Orang yang sakit tersebut, bisa menyandarkan Orang tersebut kepada Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, mengundang Para Bhiksu melafalkan Sutra ini, menyalakan lampu tujuh tingkat, menggantungkan panji lima warna penyambung umur.
Maka kemungkinan arwah Orang tersebut bisa dikembalikan, bagaikan dalam mimpi, jelas dengan apa yang dilihat-nya. Atau sesudah melewati tujuh hari (7 hari), atau dua puluh satu hari (21 hari), atau tiga puluh lima hari (35 hari), atau empat puluh sembilan hari (49 hari), arwah-nya baru kembali, bagaikan sadar dari mimpi, mengingat dan mengetahui tentang karma baik dan buruk, yang akan diterima-nya.
Karena melihat dan membuktikan-nya sendiri tentang pembalasan karma, bahkan nyawa yang sulit didapat-nya kembali, maka tidak akan berbuat karma jahat lagi.
Oleh sebab itu Umat Laki-laki dan Perempuan yang berkeyakinan murni, semuanya harus menerima dan memanjatkan nama Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, sesuai dengan kemampuan-nya, menghormati dan menyembah.
* * *
Pada saat itu Ananda bertanya kepada Apavarga Bodhisattva, Umat Laki-laki harus bagaimana menghormati dan menyembah Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, panji memperpanjang umur, bagaimana cara membuat-nya.
Apavarga Bodhisattva berkata, Orang yang bijaksana, kalau ada Orang yang sakit, ingin melepaskan penderitaan penyakit, demi Orang tersebut, tujuh hari tujuh malam, menjalankan Attha Sila, harus dengan minuman dan makanan, serta harta yang lain-nya, sesuai dengan kemampuan-nya, persembahkan kepada Bhiksu, sehari semalam enam kali, bersujud dan menyembah Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, melafalkan Sutra ini, sebanyak empat puluh sembilan kali (49x).
Menyalakan empat puluh sembilan (49) lampu, membuat tujuh patung Tathagatha ini, di depan masing-masing patung, masing-masing letakkan tujuh (7) lampu, ukuran tiap lampu, sebesar roda kereta, hingga empat puluh sembilan hari (49 hari) cahaya menyala terus.
Membuat lima (5) warna panji, panjang empat puluh sembilan (49) depa tangan, harus melepaskan aneka macam Makhluk Hidup, sebanyak empat puluh sembilan (49) macam.
Maka bisa melewati bahaya ini, tidak terbawa oleh Para Setan jahat.
* * *
Selain itu, Ananda, jika Raja dan Para Ksatria, terjadi derita bencana, umpama-nya derita wabah penyakit penduduk, derita Negara-nya diserbu Negara lain, derita pemberontakan, derita perubahan cuaca, derita gerhana matahari dan bulan, derita hujan dan angin puyuh, derita musim kemarau yang berkepanjangan, maka Raja dan Para Ksatria, pada waktu itu harus menumbuhkan hati yang welas asih kepada semua Makhluk Hidup, memberi pengampunan kepada Para terhukum, mengikuti cara persembahan seperti yang tersebut di atas, mempersembahkan-nya kepada Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan.
Disebabkan oleh akar yang baik ini, dan Ikrar Pahala Sang Tathagatha, maka perbatasan Negara ini akan menjadi aman dan tentram, angin dan hujan akan turun sesuai dengan musim-nya, bercocok tanam bisa panen, semua Makhluk Hidup, tiada penyakit dan senang gembira.
Di dalam Negara-nya, tidak ada Dewa Yaksa yang jahat dan para pengganggu Makhluk Hidup, segala rupa jahat, akan hilang semuanya. Sang Raja dan Para Ksatria, panjang umur dan segar, leluasa tidak berpenyakit, semuanya menambah rejeki.
Ananda, jika Sang Raja, Ratu, Selir, Putra Mahkota, Pangeran, Menteri, Jenderal, Dayang Istana, ratusan Pejabat, menderita karena sakit, hingga bencana, juga harus membuat panji lima warna, menyalakan lampu supaya terang, melepaskan berbagai macam Makhluk Hidup, menabur beraneka warna bunga, membakar beraneka macam dupa wangi, penyakit akan sembuh, kesulitan mereka akan terlepas.
* * *
Pada waktu itu Ananda bertanya pada Apavarga Bodhisattva, Laki-laki yang baik, bagaimana umur yang sudah tamat bisa diperpanjang.
Apavarga Bodhisattva berkata, Orang yang bijaksana, apakah Engkau tidak pernah mendengar perkataan Tathagatha, ada sembilan kematian sebelum waktu-nya, sebab itu menganjurkan untuk membuat panji dan lampu guna memperpanjang umur, mengembangkan berbagai macam Amal dan Kebajikan, oleh karena berbuat Amal, maka sampai akhir hidup-nya, tidak mengalami penderitaan.
Ananda bertanya, apa yang disebut dengan sembilan (9) kematian.
Apavarga Bodhisattva berkata, jika Para Makhluk Hidup, walaupun menderita penyakit ringan, tetapi tidak menemukan obat dan dokter, juga tidak diobati, walaupun menemukan dokter tetapi obat-nya salah, seharusnya tidak mati, tetapi telah mati.
(1).
Lagi pula percaya pada aliran sesat dan dukun, yang mendustai tentang bencana dan rejeki, lalu timbul gelisah dan hati tidak tenang, mengajukan pertanyaan mengenai nasib-nya, membunuh bermacam-macam Makhluk Hidup, mempersembahkan kepada-nya, mengundang setan dan siluman, meminta berkah dan perlindungan-nya, ingin memperpanjang umur, tetapi akhirnya tidak terkabul. Bodoh, kegelapan batin dan bingung, percaya pada yang sesat, sehingga menyebabkan mati sebelum waktu-nya, masuk ke dalam Neraka, entah sampai kapan, inilah kematian sebelum waktu-nya yang pertama.
(2).
Yang ke-dua, mati sebelum waktu-nya karena dihukum oleh Undang-undang.
(3).
Yang ke-tiga, berburu dan berfoya-foya, berbuat asusila dan minum minuman keras melebihi batas, mati belum waktu-nya karena hawa kekuatan-nya diambil oleh makhluk halus.
(4).
Yang ke-empat, mati belum waktu-nya karena terbakar.
(5).
Yang ke-lima, mati belum waktu-nya karena tenggelam dalam air.
(6).
Yang ke-enam, mati belum waktu-nya karena dimangsa oleh binatang buas.
(7).
Yang ke-tujuh, mati belum waktu-nya karena jatuh ke jurang.
(8).
Yang ke-delapan, mati belum waktu-nya, karena keracunan obat, mimpi buruk, disumpah oleh mantra, dicelakai oleh pembangkitan mayat dan setan.
(9).
Yang ke-sembilan, dililit oleh kelaparan dan kehausan, tidak mendapat makanan dan minuman, lalu mati sebelum waktu-nya.
Inilah yang disebut oleh Tathagatha mengenai mati sebelum waktu-nya, ada sembilan macam. Yang lain masih banyak lagi mati belum waktu-nya yang tak terbatas banyak-nya, sulit diungkapkan.
* * *
Kemudian, Ananda, Raja Yama itu, menguasai dan mencatat nama semua Makhluk Hidup di Dunia, jika Para Makhluk Hidup, tidak berbakti dan melanggar lima dosa, merusak dan menghina Tri Ratna, merusak Undang-undang antara Raja dan Menteri, melanggar sila dan disiplin, Raja Yama akan menghukum sesuai dengan berat ringan-nya dosa.
Oleh sebab itu kini Aku menasehati Para Makhluk Hidup, menyalakan lampu dan membuat panji, membebaskan binatang melatih Kebajikan, supaya melewati musibah yang menderita, terhindar dari berbagai jenis kesulitan.
* * *
Pada waktu itu, di antara Para Hadirin terdapat dua belas Jenderal Yaksa, berkumpul di dalam Persamuan itu, mereka adalah Jenderal Kumbhira, Jenderal Vajra, Jenderal Mihira, Jenderal Andira, Jenderal Anila, Jenderal Sandila, Jenderal Indra, Jenderal Pajra, Jenderal Makura, Jenderal Kinara, Jenderal Catura, Jenderal Vikalara, ke-dua belas Jenderal Yaksa ini, masing-masing mempunyai tujuh ribu Yaksa, sebagai Pengikut.
Serempak mereka berkata kepada Sang Buddha, Sri Baghavan, kini kami memperoleh kekuatan Buddha, bisa mendengarkan nama Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, tidak takut lagi pada kengerian Alam sengsara.
Kami mempunyai pikiran yang sama, sama-sama dengan satu hati, bahkan semaksimal-nya bersandar pada Buddha, Dharma dan Sangha. Bersumpah memikul tanggung jawab segala Makhluk Hidup, supaya mendapatkan keberuntungan, kedamaian, tenang dan gembira.
Bahkan di desa, kota besar, hutan yang kosong, jika terdapat Sutra ini, atau yang berpegangan pada Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, dan bagi Orang yang mempersembahkan-nya.
Kami dan Para Pengikut kami, akan melindungi Orang tersebut, hingga terlepas dari segala kesulitan. Segala permintaan akan terkabul.
Atau jika ada yang menderita penyakit, ingin terlepas dari penderitaan, harus membaca Sutra ini, dengan menggunakan tali lima warna, mengikat dan menulis nama-Nya, setelah terkabul permintaan-nya, maka ikatan tersebut boleh dilepaskan.
* * *
Pada waktu itu Sri Baghavan memuji Para Jenderal Yaksa, baik baik sekali, Jenderal Besar Yaksa, Kalian membalas kemurahan hati Sri Baghavan Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan, harus memenuhi segala manfaat, ketenangan dan kegembiraan semua Makhluk Hidup.
Pada waktu itu Ananda bertanya pada Sang Buddha, Sri Baghavan, Ajaran ini akan diberi nama apa, Bagaimana kami menjunjungi-nya.
Buddha memberitahukan kepada Ananda, Ajaran ini bernama
Sutra Pahala Ikrar Utama
Tathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan.
Juga disebutTathagatha Cahaya Lazuardi Guru Pengobatan.
Mantra Suci
Dua Belas Jenderal Yaksa Membantu Makhluk Hidup,
Dua Belas Jenderal Yaksa Membantu Makhluk Hidup,
Juga disebut
Mencabut Segala Karma Buruk.
Seharusnya diucapkan demikian.
Sesudah Sri Baghavan selesai berkata, Para Bodhisattva Mahasattva dan Sravaka Agung, Raja, Menteri, Brahmana, Umat terpelajar, Dewa, Naga, Yaksa, Gandharva, Asura, Garuda, Kinara, Manusia dan bukan Manusia, semua Hadirin, mendengar kata Buddha, semuanya puas, percaya dan melaksanakan-nya.
* * *
藥
|
師
|
灌
|
頂
|
真
|
言
|
YAO
|
SHI
|
KUAN
|
TIN
|
CEN
|
YEN
|
( Mantra Abhiseka Bhaisajya Guru )
南 | 謨 | 薄 | 伽 | 伐 | 帝 |
NA | MO | BO | CIA | WA | TI |
鞞 | 殺 | 社 | 窶 | 魯 | . | 薛 | 琉 | 璃 | . |
PI | SA | SHI | CI | LU | . | PI | LIU | LI | . |
砵 | 喇 | 婆 | . | 喝 | 囉 | 闍 | 也 | . |
BO | LA | BO | . | HE | LA | CIE | YE | . |
怛 | 他 | 揭 | 多 | 耶 | . | 阿 | 囉 | 喝 | 帝 | . |
TA | DA | YE | TUO | YE | . | A | LA | HE | TI | . |
三 | 藐 | 三 | 勃 | 陀 | 耶 | . | 怛 | 姪 | 他 | . |
SAN | MIAO | SAN | BU | TUO | YE | . | TA | ZHI | TA | . |
唵 | . | 鞞 | 殺 | 逝 | . | 鞞 | 殺 | 逝 | . |
OM | . | PI | SA | SHI | . | PI | SA | SHI | . |
鞞 | 殺 | 社 | . | 三 | 沒 | 揭 | 諦 | . | 娑 | 訶 | . |
PI | SA | SE | . | SAN | MO | CIE | TI | . | SO | HA | . |
* * *
Melepaskan Simpul Musuh :
Melepaskan simpul, melepaskan simpul, melepaskan simpul musuh. Melepaskan simpul musuh dan karma beberapa kali masa hidup. Membersihkan hati mencuci kegelisahan mengembangkan ketulusan. Kini di depan Buddha memohon melepaskan simpul. Bhaisajya Guru, Bhaisajya Guru pelepas malapetaka memperpanjang umur Bhaisajya Guru. Sesuai dengan hati memenuhi permintaan Bhaisajya Guru.
消 | 解 | 病 | 咒 |
SIAO | CIE | PIN | COU |
唵 | 室 | 哩 | 哆 | . | 室 | 哩 | 哆 | 軍 | . |
OM | SI | LI | TUO | . | SI | LI | TUO | CIN | . |
吒 | 唎 | . | 莎 | 婆 | 訶 | . |
CA | LI | . | SA | BO | HE | . |
* * * * * * * * * *
( Sutra ini menggunakan ejaan Bahasa Indonesia )
Diterbitkan dan Diterjemahkan oleh :
Red Lotus
普 陀 觀 音 堂
Vihara Avalokitesvara Surabaya
Jl. Rungkut Mejoyo Selatan Blok AM.39
Surabaya, Indonesia
Sumber:
http://guanyintemple.org
Tentang :