* * * Untuk melihat dalam versi web, dapat di link berikut
A.) klik disini >> KITAB SUCI KWAN SING TEE KUN
B.) klik disini >> BUKU ISYARAT KWAN KONG
* * *
Kwan Kong juga dikenal dengan nama mulia
Kwan Seng Tee Kun
adalah satu di antara 2 ( dua ) Dewa Peperangan (Bu Seng)
selain Yo Fei (Gak Hui 1103-1141 M).
Kwan Kong atau Kwan Te (?-219 M)
adalah sosok pribadi yang sangat dihormati di Tiongkok.
Di Kalangan Buddhis, beliau dikenal sebagai
Kwan Tee Pou Sat
atau
Ka Lam Pou Sat
sedangkan di Kalangan Konfusianisme
diakui sebagai salah satu Sin Beng yang dihormati.
Kwan Kong adalah seorang Pahlawan yang hidup-nya bersih,
rendah hati,
menjunjung tinggi persahabatan,
patriot sejati,
berpegang teguh terhadap dasar-dasar pribadi luhur.
Golongan Taois mencantumkan beliau
sebagai salah satu Sin Beng
dalam Buku Tao Chiao Chu Shen.
Perilaku atau sikap hidup Kwan Kong
dalam kisah roman Tiga Negara (Sam Kok)
220-280 M adalah :
A. Teguh dalam Tata Susila ( Lee )
Setelah terkepung dalam peperangan dengan Tentara Cho Cho,
Kwan Kong bersedia menyerah dengan 3 ( tiga ) syarat, yaitu
1. Kwan Kong menyerah kepada Dinasti Han dan bukan kepada Cho Cho
2. Memberikan perawatan dan kesejahteraan yang memadai bagi ke-dua Istri Lauw Pi yang menjadi tanggung jawab-nya, dan
3. Begitu Kwan Kong mengetahui di mana Lauw Pi (Kakak angkat-nya) berada, Kwan Kong direstui untuk menyusul.
Ke-3 ( tiga ) syarat tersebut dipenuhi oleh Cho Cho.
Namun untuk Kwan Kong dan ke-dua Kakak Ipar-nya
hanya disediakan 1 ( satu ) kamar
dengan maksud tujuan
untuk mengaburkan Tata Susila antara ke-tiga nya.
Meski dengan kondisi demikian,
Kwan Kong mempersilahkan Kakak Ipar-nya
tidur di dalam kamar,
sedang beliau sendiri berdiri di muka pintu.
Sebelah tangan memegang golok Ceng-liong yang-goat to
dan tangan lain-nya memegang Kitab Cun Ciu
yang dibaca-nya semalam suntuk.
B. Kesetiaan terhadap Saudara Angkat-nya, Lau Pi (Tion dan Sin)
Ketika menerima jubah sutera yang indah dari Cho Cho,
Kwan Kong memakai-nya di sebelah dalam,
sementara baju luar-nya tetap yang berasal pemberian Lauw Pi,
sebagai tanda tidak melupakan sumpah sebagai Saudara.
Begitu Kwan Kong mendengar Lauw Pi
ada bersama Wan Siao,
Beliau langsung memboyong ke-dua Kakak Ipar-nya
dan menyusul ke tempat Wen Sao
segera tanpa meminta restu dari Cho Cho.
Dalam perjalanan melalui berbagai macam ancaman bahaya
di 5 ( lima ) kota (kisah ini adalah Kwan Kong Kwe Ngo Kwan)
yang terkenal dalam Sam Kok.
C. Berperikemanusiaan yang mendalam dan berbudi luhur ( Jin-Gi )
Dalam peperangan besar di Sungai Tiang Kang (Chang Tsiang)
sebagai kisah pertempuran besar di Cek-pek,
Tentara Cho Cho yang berjumlah 830.000 Orang,
7.000 kapal besar dan kecil
yang sudah digandengkan dalam rangkaian 30 kapal tiap kelompok-nya
serta perbentengan sepanjang kira-kira 300 li lebih,
dibakar dan dihancurkan oleh Pasukan Tong Gouw
atas keunggulan dan taktik perang Ciu Ji dan Cu Kat Liang (Kong Beng) yang terkenal.
Tentara dan Para Panglima
termasuk Cho Cho sendiri
digempur, dikepung, dikejar, disergap dan dimusnahkan.
Akhirnya Cho Cho dengan pengikut-nya
yang berjumlah ratusan orang
dalam keadaan terluka, letih, lapar, kedinginan,
dengan semangat yang hancur lebur
serta dalam keputusasaan
mereka lari melalui celah pengunungan yang sempit
yaitu celah Koay Yong To.
Ternyata di sana
telah siap dengan pasukan yang masih segar dan gagah,
Kwan Kong sambil melintangkan golok Naga hijau
yang berbentuk bulan sabit yang besar.
Beliau tampak angker dan gagah perkasa.
Tentara Cho Cho yang compang-camping begitu ketakutan.
Dalam keadaan terpaksa
Cho Cho memohon diberi jalan hidup
dengan mengungkapkan penghargaan,
budi kebaikan yang pernah ia berikan
ketika Kwan Kong tinggal di Kota Raja Dinasti Han
serta hubungan yang sangat akrab
antara ke-dua nya.
Kwan Kong sebagai sosok manusia
yang sangat menjunjung tinggi budi orang,
sangat tersentuh sanubari-nya,
dan hati-nya luluh mendengar perkataan Cho Cho.
Kisah selanjut-nya
Kwan Kong membiarkan Cho Cho
bersama tentara yang sudah tidak keruan keadaan-nya,
lewat tanpa gangguan.
Sesaat kemudian
Kwan Kong membentak tentara yang melalui-nya,
serentak tentara Cho Cho turun dari kuda
serta berlutut sambil menangis,
Kwan Kong segera memalingkan muka dengan penuh haru
dan kembali ke markas pasukan besar dengan loyo.
Perasaan belas kasihan-nya bergejolak,
namun dengan tindakan yang dilakukan-nya itu,
Kwan Kong sebenarnya menghadapi hukuman penggal kepala.
Persoalan yang dihadapi-nya
bersumber pada surat perjanjian yang dibuat
bersama dengan Kong Beng.
Isi perjanjian tersebut adalah
tentang Cho Cho dan tentara yang kalah perang.
Apabila Cho Cho dan tentara-nya tidak lewat celah Hoay Yong To.
Kong Beng siap untuk dipenggal kepala-nya,
sebaliknya jika Cho Cho dan tentara-nya lewat di sana
dan Kwan Kong tidak berhasil menangkap-nya.
Kwan Kong harus menyerahkan kepala-nya untuk dipenggal.
Begitu agung rasa pengorbanan
karena rasa kasih-nya yang sangat besar.
Di medan perang Kwan Kong
senantiasa berlandaskan Ajaran Ti Jian Yong
( Kearifan - Kasih Sayang dan Teguh )
yang terkandung dalam Kitab Tiong Yong.
Itu-lah sekelumit kisah sosok pribadi agung,
Kwan Kong atau Kwan In Tiang.
Sumber :
Buku Kisah Para Suci
Penerbit Yayasan Bakti
* * * * *
Tentang :