Cari Blog Ini

11 Maret 2014

Riwayat Nabi Agung Kong Hu Cu atau Kong Zi




Khonghucu (Confusius) lahir di Kota Tsou, di Negeri Lu (551 – 479 SM). Leluhur-nya adalah K’ung Fangshu (yang merupakan Generasi ke-9 dari Raja Muda Negeri Sung dan Generasi ke-4 sebelum Khonghucu). Fangshu adalah Ayah Pohsia, dan Pohsia adalah Ayah Siok- Liang Hut. Hut adalah Ayah Khonghucu, Istri-nya berasal dari seorang wanita dari Keluarga Yen. Murid-murid Khonghucu pada masa itu menyebut-nya Khonghucu atau Khongcu yang berarti “Guru Khong”. Sarjana-sarjana barat menyebut-nya Konfucius.

Sewaktu Khonghucu berusia 3 (tiga) tahun, Bapak-nya meninggal dunia dan dimakamkan di Fangshan, yang terletak di bagian paling timur Negeri Lo (di Shantung). Ia pun diasuh dan dibesarkan oleh Ibu-nya. Guru-guru yang mengajar-nya sangat memujikan kecerdasan Khonghucu. Sewaktu sudah dewasa, kecerdasan dan kebijaksanaan-nya menjadi buah tutur dalam distrik kediaman-nya itu. Banyak Orang datang menjumpai-nya untuk bertukar pikiran maupun bertanyakan sesuatu hal.


Ketika Khonghucu berusia 4 (empat) tahun, ia bermain dengan teman-teman sebaya-nya. Dalam bermain, ia senang memimpin teman-teman-nya dalam menirukan Orang-orang dewasa melakukan Upacara Sembahyang. Pada Ibu-nya, ia pernah meminta alat-alat sembahyang tiruan yang disebut dengan Cao dan Too. Alat-alat tersebut ia letakkan di atas meja, kemudian ia memimpin teman-teman-nya untuk melakukan Sembahyang. Ke-dua alat tersebut selalu digunakan Orang China dalam melakukan Sembahyang. Ini menunjukkan bahwa sejak kecil Khonghucu telah memperlihatkan sifat-sifat yang mulia, yaitu sangat menghargai dan menghormati Para Leluhur-nya.




Pada usia 7 (tujuh) tahun Khonghucu secara formal bersekolah di Perguruan Yan Ping Tiong. Yan Ping Tiong adalah Orang yamg kemudian terkenal sebagai Perdana Menteri Negari Cee. Di sekolah, Khonghucu dan teman-teman-nya diajari cara menyiram, membersihkan lantai, tanya jawab, budi pekerti, musik, naik kuda, memanah, bahasa, dan berhitung. Pendidikan formal Khonghucu hanya berlangsung selama 7 (tujuh) tahun dan setelah itu ( pada saat usia-nya 15 tahun ) ia terpaksa menuntut ilmu di luar sekolah. 



Oleh sebab itu, pada usia-nya 17 tahun ia terpaksa meninggalkan sekolah untuk bekerja demi meringankan pekerjaan Ibu-nya.

Pada usia 19 tahun, Khnghucu menikah dengan seorang Gadis dari Keluarga Kian-Kwan dari Negeri Song. Acara pernikahan hanya dilakukan secara sederhana dan tidak terlalu mencolok seperti yang dilakukan Orang-orang pada saat itu. Dari pernikahan tersebut, ia mendapatkan seorang Anak Laki-laki yang diberi nama Li atau Pik Gi. Li berarti Ikan Gurami, sedangkan Pik Gi adalah Putra Pertama yang bernama ikan. Pik Gi tampak-nya tidak secemerlang Ayah-nya, namun Anak-nya (Cucu Khonghucu) yang bernama Cu Su  berhasil meneruskan Ajaran Kakek-nya (Khonghucu) dengan membukukan Kitab Tiong Yong (tengah sempurna).

Ketika Khonghucu berusia 20 tahun, ia bekerja pada Keluarga bangsawan besar Kwi-sun. Hal ini ia lakukan untuk membiayai kehidupan rumah tangga-nya. Di Keluarga Bangsawan besar Kwi-sun, Khonghucu diberi tugas sebagai Kepala Dinas Pertanian. Meskipun pekerjaan ini kurang sesuai dengan keahlian yang dimiliki-nya, namun Khonghucu tetap dapat melaksanakan tugas itu sebaik-baik-nya. Dalam mengawasi seluruh pekerjaan pengumpulan hasil bumi Keluarga Bangsawan besar Kwi-sun, Khonghucu selalu menjaga jangan sampai ada kecurangan dan pemerasan yang dapat merugikan Para Petani. Karena sikap-nya yang ramah ini, ia jadi banyak tahu tentang persoalan yang dihadapi oleh Para Petani tersebut.

Dalam pengaturan tata buku, ia melakukan-nya dengan penuh keseksamaan dan tertib. Dengan kebijaksanaan-nya dalam memimpin, dalam waktu yang tidak begitu lama ia dapat menertibkan pekerjaan yang dulu-nya tidak beres dan dapat memberantas praktek-praktek ilegal yang dapat merugikan Rakyat banyak.

Keberadaan Khonghucu pada Kepala Keluarga Bangsawan besar Kwi-sun tidak hanya sebagai Pemimpin Dinas Pertanian tapi juga diserahi tugas untuk memimpin Dinas Peternakan yag sudah cukup lama mempunyai masalah. Penyerahan tugas baru oleh Kwi-sun pada Khonghucu ini tentu saja tidak terlepas dari keberhasilan-nya dalam memimpin Dinas Pertanian milik Keluarga Bangsawan besar tersebut. Tugas baru ini ia terima dengan senang hati dan dengan kesungguhan hati pula ia menyelesaikan berbagai masalah yang ada dalam Dinas Peternakan itu.

* * *


Sewaktu Ibu-nya meninggal dunia, ia pun berkabung 3 (tiga) tahun lama-nya, menurut adat istiadat Tiongkok. Masa 3 (tiga) tahun itu dipergunakannya untuk memperdalam pengetahuan-nya dalam bidang sejarah, sastra dan filsafat. Sehabis masa 3 (tiga) tahun itu ia tidak balik memegang jabatan-nya dalam Pemerintahan, tapi membuka Perguruan.


Karir Sebagai Guru. 

Nama Khonghucu makin harum dan Para Pelajar lambat laun makin berduyun datang untuk belajar dari seluruh Wilayah Lu, dan juga dari berbagai Wilayah di luar Lu. 



Sewaktu usia-nya 34 tahun maka Para Pelajar pada Perguruan-nya itu sudah berjumlah lebih 3.000 Orang. Wazir besar wilayah Lu menganjurkan Putra-nya supaya belajar kepada Khonghucu. Melalui Putra wazir besar itu, maka Khonghucu pada akhir-nya berkenalan dengan Duke of Lu hal itu makin menambah harum nama ahli pikir muda itu.


Sekitar 498 SM, Konfusius memutuskan untuk meninggalkan rumah-nya di Lu dan memulai perjalanan panjang di seluruh China timur. Ia disertai oleh beberapa Orang Murid-nya (Pengikut). Mereka mengembara di seluruh Negara Timur Wei, Sung, dan Ch'en dan dalam beberapa kali kehidupan mereka terancam. Konfusius hampir dibunuh di Sung.

Konfusius diterima dengan hormat oleh Para Penguasa Negara-negara yang ia kunjungi, dan ia bahkan tampak-nya telah menerima pembayaran sesekali. Ia menghabiskan banyak waktu-nya mengembangkan gagasan-nya tentang seni pemerintahan, serta melanjutkan Ajaran-nya. Dia memiliki banyak Pengikut, dan pemadatan sekolah Konfusianisme mungkin terjadi selama bertahun-tahun. Tidak semua murid-Nya mengikuti Dia dalam perjalanan. Beberapa dari mereka benar-benar kembali ke Lu dan mengambil posisi dengan klan Chi. Ini mungkin telah melalui pengaruh mereka bahwa dalam 484 SM Konfusius diundang kembali ke Lu.



Keberhasilan Khonghucu dalam Memimpin

Khonghucu tidak hanya teguh dalam pendirian-nya, menjadi Teladan bagi semua Orang, jujur, hidup sederhana, memberikan nasehat pada Orang lain, dan selalu berada di jalan suci, tapi juga berhasil menegakkan program pemerintah, sehingga dalam waktu yang begitu cepat, ia dapat menciptakan Masyarakat adil dan makmur.

Semua golongan Masyarakat memperoleh pekerjaan dan pendidikan yang dapat dirasakan oleh seluruh golongan masyarakat. Untuk itu, dalam waktu yang relatif singkat dapat dibangun kesadaran Moral yang tinggi, tidak penipuan, pemalsuan, korupsi dan sebagai-nya. Dengan demikian, wajar-lah jika daerah Tiongto yang dipimpin oleh Khonghucu menjadi daerah Teladan.

Dengan keberhasilan-nya itu, Khonghucu diangkat menjadi Gubernur di daerah Tiongto, Khonghucu tidak bekerja sendiri, ia dibantu oleh Para Murid-nya. Berkat kerjasama ynag baik antara Pimpinan dengan bawahan-nya, atau antara Guru dengan Murid, daerah tersebut menjadi makmur dan berjalan sesuai dengan kaedah-kaedah normal.

* * *


Berita tentang keberhasilan Khonghucu dalam memimpin Tiongto tersebar ke mana-mana, dan hal ini juga didengar oleh Raja Muda Lo Ting Kong. Tak lama kemudian tergerak-lah hati-nya untuk membuktikan kebenaran berita tersebut.

Oleh karena itu, pada suatu hari ia menyempatkan diri untuk mengunjungi  Khonghucu dan sekaligus membuktikan kebenaran tersebut, Raja Muda Lo Ting Kong baru-lah yakin, apa yang ia dengar itu benar-benar terjadi. Setelah melihat keberhasilan itu, Raja Muda Lo mengajukan usul kepada Khonghucu agar apa yang ia capai di Tiongto dapat juga disebarkan ke seluruh Negeri Lo.

Dengan penuh keyakinan Khonghucu berkata, 
“Keberhasilan ini tidak hanya dapat dicapai di seluruh Negeri Lo, 
tapi juga bisa diwujudkan ke seluruh Dunia.”


Dilihat konteks di atas, Khonghucu tidak hanya sebagai Tokoh Spiritual yang selalu mempunyai pikiran briliant, tapi juga sebagai Negarawan yang dapat mewujudkan Negeri yang adil dan makmur, yang ia bangun dengan landasan moral yang dulu-nya tidak begitu banyak diperhitungkan oleh Para Penguasa.

Khonghucu
adalah seorang yang bermoral
dan
sangat menjunjung tinggi nilai-nilai moral. 


Jika ia melihat seseorang yang bertingkah laku tidak sesuai dengan kaedah-kaedah moral, maka ia tidak segan-segan untuk ikut memperbaiki-nya. Khonghucu sangat prihatin melihat kehidupan Orang masa itu, di mana mereka banyak yang senang berfoya-foya, mabuk-mabukan, mengeruk hasil keringat Rakyat, dan sebagai-nya. Oleh karena itu ia merasa terpanggil untuk memperbaiki-nya.

* * *


Khonghucu wafat pada 479 S.M. Ajaran-nya dilanjutkan dan dikembangkan oleh Cucu-nya, Tzu- Szu, serta Tokoh-tokoh yang lain-nya seperti Meng-tze (372-289 S.M.).

Setelah Khonghucu meninggal, Ajaran-nya masih dirasakan sampai sekarang, bahkan seluruh Dunia mengenal-nya, serta mempraktekkan Ajaran-nya. Dalam mengajarkan Ajaran-ajaran-nya Khong Hu Cu tidak suka mengkaitkan paham Ketuhanan, ia menolak membicarakan tentang akhirat dan hal-hal yang bersifat metafisika, ia hanya seorang Filosof sekuler yang mempermasalahkan moral kekuasaan dan akhlak pribadi Manusia yang baik. Namun dikarenakan Ajaran-ajaran-nya lebih banyak mengarah pada Kesusilaan dan mendekati Ajaran Keagamaan maka ia sering digolongkan dan dianggap sebagai Pembawa Agama.


Sumber: 
* http://www.meandconfucius.com/2010/08/riwayat-nabi-agung-kongzi-pembukaan.html
*http://taoismeandkonfucianisme.blogspot.com/2012/05/riwayat-hidup-konghucu-dan-kitab-suci.html 
* http://owhliph.blogspot.com/2013/01/riwayat-nabi-agung-kong-hu-cu-kong-zi.html


Sumber Gambar :
* http://konfusiani.blogspot.com/2011/10/seminar-pendidikan.html
* http://www.meandconfucius.com/2010/09/confucianisme-dalam-kehidupan-saat-ini.html