Cari Blog Ini

12 Maret 2014

Keampuhan dan Manfaat Mantra Shurangama

* * *  Untuk melihat dalam versi web, dapat >> klik disini


Di dalam Sutra Shurangama Hyang Buddha bersabda : 

Ananda, Dharani Kumpulan Cahaya Usnisha Buddha (Shurangama Dharani) ini melahirkan sepuluh penjuru Para Buddha, Sepuluh Penjuru Para Tathagata, karena Mantra ini memperoleh Anuttara Samyak Sambodhi. Dengan berpegangan pada Mantra ini, sepuluh Penjuru Para Tathagata menaklukkan semua Mara dan semua ajaran sesat. 

Dengan berkendaraan Dharani ini, Sepuluh Penjuru Para Tathagata dapat duduk di atas Ratnapadma dan hadir di berbagai penjuru Dunia yang banyak-nya bagaikan butiran debu. 

Dengan mengandung Dharani ini, Sepuluh Penjuru Para Tathagata memutar Maha Dharmacakra di berbagai Dunia yang banyak-nya bagaikan butiran debu. 

Dengan menjaga Dharani ini, Sepuluh Penjuru Para Tathagata dapat memberikan Vyakarana (ramalan pencapaian ke-Buddha-an) di sepuluh penjuru Dunia. Meskipun hasil belum terwujud, namun telah menerima Vyakarana dari Buddha. 


Dengan Dharani ini, Sepuluh Penjuru Tathagata mampu mencabut penderitaan Para Insan di sepuluh penjuru, seperti derita Neraka, Setan kelaparan, Alam hewan; derita buta, tuli dan bisu; derita kebencian, dendam dan derita berpisah dengan yang dicinta; derita tidak memperoleh apa yang diharapkan; derita merajalela-nya Panca Skandha (kelompok batin) serta berbagai petaka kecil maupun besar, dalam waktu bersamaan akan dibebaskan. Kesusahan akibat perampokan, bala tentara, Raja, penjara dan belenggu; kesusahan yang ditimbulkan oleh unsur angin, api dan air, kelaparan dan kemiskinan, semua akan sirna dengan merenungkan-nya Dharani ini.


Dengan senantiasa mengikuti Dharani ini, Sepuluh Penjuru Tathagata mampu menjadi seorang Guru Pembimbing bagi sepuluh penjuru, dalam kondisi beraktivitas, diam, duduk, maupun berbaring dapat memberikan berbagai Pujana sesuai kehendak. Bahkan menjadi seorang Dharmarajaputra di tengah Pasamuan Tathagata yang banyak-nya bagaikan butiran pasir Sungai Gangga.

Dengan menjalankan Dharani ini, Sepuluh Penjuru Tathagata mampu membimbing Para Kerabat-nya dari berbagai kehidupan yang lampau di sepuluh penjuru, serta membuat Para Pengikut Hinayana tidak takut dan ragu-ragu lagi (antipati) jika mendengarkan tentang kumpulan Ajaran rahasia (esoteric) yang sangat menakjubkan. 

Dengan melafal Dharani ini, Sepuluh Penjuru Tathagata mencapai Anuttara-Samyaksambodhi duduk di bawah pohon Bodhi memasuki Mahanirvana.

Dengan membabarkan Dharani ini, sepuluh penjuru Buddha setelah Maha Parinirvana, Siswa mampu mempraktikkan dan melestarikan Dharma, mampu menjalankan sila dengan baik dan suci. 

* * *

Bila Saya membabarkan keagungan Dharani ini, dari pagi sampai petang dengan suara terus mengalir tanpa terputus serta tanpa pengulangan kata, demikian seterus-nya selama kalpa yang lama-nya bagaikan butiran pasir Sungai Gangga, masih tidak akan mampu selesai mengungkapkan-Nya. Dharani ini dinamakan juga

Tathagata Usnisha.



Wahai Anda sekalian Para Pemula (Siswa yang masih tahap belajar), yang belum mengakhiri tumimbal lahir, namun dengan ketulusan ingin mencapai ke-Arahatan, memasuki mandala dengan tanpa menjaga Dharani ini, serta ingin terhindar dari segala kekejian, tidak ada hal yang demikian itu ( bila tidak menjaga Dharani ini ).

Ananda, bila Para Insan di berbagai Dunia, bila dapat menuliskan Mantra ini (huruf Sansekerta) dan menempatkan-nya ke dalam kantong saku, meskipun batin-nya masih kalut sehingga tidak mampu melafal dan mengingat Dharani ini, namun bila dapat membawa serta Dharani ini maupun mempersemayamkan di tempat tinggal-nya, ketahui-lah Orang ini, dalam kehidupan ini tak akan terlukai oleh segala macam racun.

* * *


Ananda, sekarang akan Aku jelaskan kembali kekuatan kewibawaan Dharani ini kepada-mu, demi melindungi Para Insan di Dunia ini, supaya bebas dari rasa takut, supaya merealisasikan Kebijaksanaan Agung. Setelah Aku parinirvana, bila Para Insan di masa yang akan datang dapat melafal, atau pun mengajari Orang lain supaya melafal-nya, ketahui-lah bahwa Para Insan yang menjaga-nya tidak akan terbakar oleh api, tenggelam oleh air dan tak dapat dilukai oleh racun biasa maupun ganas. Bahkan Para Dewa, Naga, Setan, Roh Langit dan Roh Bumi, Mara dan Siluman yang suka menyesatkan, juga Mantra dan doa jahat, tidak akan dapat melukai


Kekuatan Dharani ini mampu membangkitkan Samadhi dalam batin. Segala macam guna-guna dan racun yang memasuki mulut praktisi Dharani ini akan berubah menjadi Amrta. Segala bintang kejahatan, Para Dewa dan Setan, Manusia berhati racun, bila berhadapan dengan praktisi Dharani ini tidak akan bisa membangkitkan kejahatan-nya. Para Vinayaka (Dewa rintangan) dan Para Raja Setan kejahatan, akan timbul rasa hormat sehingga akan senantiasa melindungi.


Ketahui-lah Ananda, bahwa Dharani ini senantiasa di ikuti siang dan malam oleh koti-an Para Vajraraja Bodhisattva sejumlah delapan puluh empat ribu nayuta butiran pasir Sungai Gangga, dan masing-masing dari mereka mempunyai Kerabat Para Vajra.

Bila ada Insan yang menjaga Dharani ini dalam batin maupun bersuara, walaupun dengan batin yang kacau tanpa Samadhi, namun Vajraraja akan tetap senantiasa melindungi Para Putra berbudi tersebut. Apalagi yang dapat menjaga-nya dengan membangkitkan Bodhicitta dan dengan Samadhi. Maka Para Vajra Bodhisattva Guhyaraja ini, akan segera memurnikan kesadaran pelafal Dharani ini, sehingga Orang tersebut akan mampu mengetahui dan mengingat segala sesuatu selama delapan puluh empat ribu kalpa tanpa keragu-raguan. Dari kalpa pertama sampai memperoleh tubuh terakhir sebelum mencapai Ke-Buddha-an, dalam setiap kelahiran tak akan lahir di Alam Asura Raksasa, Putana, Kataputana, Kumbandha, Pisaca dan lain sebagai-nya, serta Para Setan kelaparan, yang berwujud maupun tidak, yang mampu berpikir atau tidak, maupun semua Alam rendah.

* * *


Wahai Putra yang berbudi, bila melafalkan, bila mencetak maupun menyalin-nya, bila membawa maupun mempersemayamkan-nya Dharani ini, menghaturkan berbagai pujana, maka selamanya tidak akan terlahir sebagai Orang miskin maupun semua Alam rendah dan tempat yang tidak menyenangkan. Walupun Orang yang demikian tidak pernah menanam bibit Pahala Kebajikan, maupun Sepuluh Penjuru Tathagata akan menganugerahkan Pahala Kebajikan kepada Orang ini. Maka dari itu, dia akan selalu bersama dengan Buddha dalam setiap kelahiran selama ber-kalpa-kalpa yang tak terhingga, Pahala-nya tak terhingga bagaikan buah ranum yang tumbuh mengumpal, selamanya bersama dalam membina diri (dengan Bodhicitta yang hendak mencapai Ke-Buddha-an). 

Oleh karena itu-lah Dharani ini mampu membuat Orang yang pernah melanggar sila dan menyesali-nya juga segera bertobat, akan tersucikan kembali akar sila-nya. Bagi yang belum memperoleh sila akan memperoleh sila (memperoleh kemampuan bertahan menjalankan sila); Yang tidak tekun akan menjadi tekun, yang tidak memiliki kebijaksanaan akan menjadi bijaksana, yang tidak suci akan segera mampu menjalankan kehidupan suci, yang tidak mampu menjalankan sila, akan menjadi mampu.

* * *


Ananda, saat Putra yang berbudi menjaga Dharani ini, akan mampu melenyapkan segala pelanggaran sila yang telah dilakukan-nya sebelum memperoleh dan memulai menjaga Dharani ini, baik itu pelanggaran ringan maupun berat. Dari ber-mabuk-mabuk-kan, gemar mengkonsumsi lima sayuran menyengat dan berbagai kebiasaan yang tidak suci yang dilakukan-nya sebelum mengenal Dharani ini, setelah dia menjaga-nya, maka Para Buddha Bodhisattva, Vajra dan para Dewa tidak akan memandang-nya sebagai pendosa.

Walaupun mengenakan pakaian usang dan tidak bersih, namun segala aktivitas-nya akan menjadi murni. Walau tak membangun mandala, tak memasuki Tempat Ibadah, dan tak menjalankan formalitas ajaran tertentu, bila melafalkan Dharani ini, maka akan memperoleh Pahala bagaikan memasuki mandala dan menjalankan segala aturan-nya.

Bila telah melakukan lima dosa besar atau Pancanantaryakarma (membunuh Ayah, membunuh Ibu, membunuh Arahat, melukai Buddha, memecah belah Sangha) dan Catvarahparajikadharmah (pelanggaran berat untuk Para Bhiksu), namun telah bertobat dan tak mengulangi-nya lagi, dengan menjaga Dharani ini, maka karma berat seperti itu akan sirna bagaikan angin kencang meniup pasir sampai tak tersisa sedikit pun.

* * *


Ananda, bila ada Insan yang telah melakukan berbagai karma buruk baik itu ringan maupun berat, yang dilakukan sejak ber-kalpa yang lampau, dan tidak sempat melakukan formalitas pertobatan, bila dapat melafal, menyalin, membawa serta dan mempersemayamkan di rumah maupun halaman, maka karma buruk tersebut akan sirna bagaikan salju yang tersiram air panas, dan dalam waktu singkat akan mewujudkan Anuttpatikadharmaksanti (Pencerahan memahami realitas ketidakmunculan). 

* * *


Dan lagi, Ananda, bila ada seorang Wanita yang belum melahirkan Putra atau Putri dan memohon ingin mengandung, bila dapat dengan sepenuh hati mengingat dan merenungkan Dharani ini, atau membawa serta Dharani ini, maka akan melahirkan Putra maupun Putri yang memiliki berkah dan kebijaksanaan.

Bagi yang menginginkan panjang usia, akan memperoleh panjang usia;

Barang siapa ingin supaya perbuatan baik-nya segera berbuah, maka akan segera memperoleh buah karma baik-nya.

Mengenai nyawa dan kesehatan juga demikian hal-nya.  Setelah akhir hidup-nya, akan terlahir di sepuluh Penjuru Tanah Suci sesuai kehendak, dan sudah pasti tidak akan terlahir di tempat yang menderita, apalagi Alam rendah.

* * *


Ananda, jika di berbagai Negara atau Wilayah, terjadi bencana kelaparan dan wabah penyakit, atau bencana senjata dan kejahatan merajalela, atau peperangan yang tiada henti-nya, ataupun Wilayah yang dilanda bencana kekeringan, angin ribut atau topan dan hujan es, tulis-lah Dharani ini dan semayamkan di empat Penjuru pintu Kota serta berbagai Tempat Ibadah atau Vihara maupun Dvaja Dharani, kerahkan-lah supaya Para Insan itu di Negeri menyambut dan menerima Dharani ni, bersujud dan menghormati, sepenuh hati memberikan pujian, setiap Penduduk membawa-nya serta di badan, masing-masing mem-persemayamkan-nya di rumah kediaman-nya, maka semua petaka itu akan sirna.


Ananda, bila di-mana-mana ada Dharani ini, tiap Penduduk mempunyai Dharani ini, maka Dewa dan Naga akan bersuka cita, hujan akan turun pada waktu-nya, hasil panen akan melimpah, aman dan tenteram.

Demikian pula, Dharani ini dapat mengendalikan segala bintang kesialan dan petaka supaya tidak membuat kekacauan. Segala malapetaka tidak akan timbul, Penduduk juga tidak akan memperoleh bencana yang membuat pendek usia, segala jerat dan belenggu tak akan membelenggu tubuh, tidur dengan tenteram tanpa mimpi buruk.

* * *


Ananda, ketahui-lah bahwa Dunia Saha ini ada delapan puluh empat ribu bintang petaka dan kesialan yang dikepalai oleh dua puluh delapan bintang petaka, dengan delapan bintang malapetaka sebagai Pimpinan-nya. Saat mereka dengan berbagai rupa muncul di Dunia, maka akan menimbulkan berbagai malapetaka bagi Para Insan, namun di tempat di mana ada Dharani ini, semua petaka akan sirna

Dalam jarak dua belas yojana akan menjadi simabandhana, segala petaka selamanya tidak akan sanggup memasuki. Oleh karena itu-lah Tathagata membabarkan Dharani ini, supaya di masa yang akan datang dapat melindungi Para Sadhaka yang baru belajar, sehingga mampu memasuki Samadhi, jasmani dan rohani-nya selalu diliputi ketenangan, memperoleh ketenteraman.

Bahkan tidak akan ada Para Mara, Setan dan Dewa, maupun para musuh sejak berbagai kehidupan yang lampau, tidak akan ada yang sanggup melukai praktisi ini. 

Engkau dan Para Siswa di tengah Pasamuan ini, serta Para Sadhaka di masa yang akan datang, dengan berdasarkan instruksi pendirian mandala dari-Ku, jalankan-lah sila, terima-lah sila dari seorang Bhiksu yang benar-benar menjalankan sila dengan murni, saat melafal Dharani ini, dalam hati jangan sampai timbul keraguan maupun kemalasan. 

Maka Para Putra berbudi itu ( Dalam Garis Lurus Shurangama disebutkan bahwa Putra berbudi adalah istilah bagi Siswa Buddha yang tidak melakukan empat pelanggaran sebagai berikut : 
1. Tidak mematuhi aturan mandala dari instruksi Guru;
2. Sila yang bernoda;
3. Menghina Guru Akar;
4. Ragu-ragu, tidak memiliki keyakinan )
dengan tubuh yang dilahirkan oleh Ayah dan Ibu ini (tubuh saat ini juga), jika tidak bisa memperoleh pencapaian penembusan hati, maka Sepuluh Penjuru Tathagata telah berdusta.

* * *


Setelah Buddha membabarkan-nya, ratusan ribu Para Vajra bersama bersujud pada Buddha, dan berkata: ”Seperti yang dikatakan oleh Buddha, dengan sepenuh hati, Saya akan melindungi siapa pun yang membina diri dalam Bodhicitta”.

Kemudian, Raja Brahma dan Dewa Indra serta Catur Maharajika bersujud pada Buddha dan berkata, ”Bila ada Orang bajik yang menekuni-nya, Saya akan dengan sepenuh hati melindungi-nya, supaya dalam kehidupan-nya ini segala harapan-nya akan terkabul.”


Para Jenderal Yaksa yang jumlah-nya tak terhingga, Para Raja Raksasa, Raja Putana, Raja Kumbandha, Raja Pisaca, Vinayaka, Para Raja Setan dan Para Panglima Setan, bersujud pada Buddha, ”Saya juga bersumpah melindungi Orang tersebut, supaya dapat segera menyempurnakan Bodhicitta-nya.”

Ada lagi, Para Pangeran Dewa Surya dan Candra yang banyak-nya tak terhingga, Para Dewa Hujan dan Vayu, Awan dan Guntur, serta Dewa Petir dan lain sebagai-nya, Dewa Tahunan dan Para Kerabat Perbintangan di Pasamuan, bersujud pada Buddha, dan berkata: ”Saya juga akan melindungi Para Sadhaka tersebut, mendirikan Tempat Ibadah dengan tenteram, serta bebas dari rasa takut.” 

Para Dewa Gunung dan Dewa Samudera yang jumlah-nya tak terhingga, Para Dewa Tanah, Air dan Dewa-Dewa Penguasa berbagai hal di Bumi, Raja Vayu, Arupa Deva, bersujud pada Buddha, dan berkata:” Saya juga melindungi Sadhaka tersebut, supaya memperoleh Bodhi, selamanya tiada hal-hal buruk”.

Saat itu, delapan puluh empat ribu nayuta koti butiran pasir Gangga Para Vajragarbharaja Bodhisattva di Pasamuan, bangkit dari tempat duduk-nya, bersujud pada kaki Buddha dan berkata: ”Bhagavan, seperti hal-nya kita, yang telah membina diri sejak masa lampau dan mencapai Bodhi, namun kita semua tidak memasuki Nirvana, untuk selalu mengikuti Dharani ini, untuk melindungi Para Sadhaka sejati yang menekuni Samadhi di masa penghujung Dharma. 

Bhagavan, Sadhaka yang ingin memperoleh Samadhi benar, bila dia sedang berada di Tempat Ibadah maupun melakukan perjalanan, bahkan bila mereka melafalkan Dharani ini dengan tidak mengetahui cara memusatkan pikiran, kami semua tetap akan melindungi Orang tersebut. Raja Mara dan Mahesvara Raja tidak akan dapat memperoleh kesempatan mengganggu. Para Dewa dan Setan kecil akan mengambil jarak sepuluh yojana menjauh dari Orang bajik praktisi itu, kecuali bila mereka semua juga membangkitkan Bodhicitta ingin menekuni samadhi

* * *


Bhagavan, demikian-lah Para Mara jahat dan Kerabat-nya, bila hendak menganggu Orang bajik itu, saya akan menggunakan Vajra mustika menghancurkan kepala-nya sampai lebur menjadi debu, supaya Orang itu ”mendapatkan segala sesuatu-nya terjadi sesuai kehendak”.


Mantra Pendek Shurangama:

OM ANALE ANALE VISADA VISADA
BANDHA BANDHA BANDHANI BANDHANI
VIRA VAJRAPANI
PHAT HUM BRUM PHAT SVAHA

(Setiap hari dilafalkan minimum 21 kali)


Sumber :
Majalah Harmoni
Edisi No.16/01/1/HAR/10