Cari Blog Ini

26 April 2010

Dhamma : Setetes Pencerahan : Kisah Air dan Besi

KISAH AIR DAN BESI

Tersebutlah dua benda yang bersahabat karib yaitu besi dan air. Besi seringkali
berbangga akan dirinya sendiri dan dengan sombong selalu berkata kepada sahabatnya :
“Pandanglah diriku ini betapa kuat dan kerasnya diriku. Aku tidak seperti kamu yang
lemah dan lunak.” Air hanya diam saja mendengar tingkah sahabatnya.

Suatu hari besi menantang air berlomba untuk menembus suatu gua dan mengatasi
segala rintangan yang ada disana. Aturannya : “Barang siapa dapat melewati gua itu dengan selamat tanpa terluka maka ia dinyatakan sebagai pemenang”.

Besi dan air pun mulai berlomba. Rintangan pertama mereka ialah mereka harus
melalui penjaga gua itu yaitu batu-batu karang yang keras dan tajam. Besi mulai menunjukkan kekuatannya, Ia menabrakkan dirinya ke batu karang tersebut. Tetapi karena kekerasannya batu-batuan itu mulai runtuh berbalik menyerangnya. Besi mengalami banyak luka di sana sini karena melawan batu-batu karang itu.



Air melakukan tugasnya dengan cara menetes sedikit demi sedikit untuk melawan
bebatuan itu. Dengan lembut air mengikis bebatuan sehingga batu karang lainnya tidak
terganggu dan tidak menyadarinya. Air membuat lubang seperlunya saja untuk lewat tetapi tidak merusak lainnya.

Score air dan besi 1:0 untuk rintangan pertama ini.

Rintangan kedua mereka ialah mereka harus melalui berbagai celah sempit untuk tiba
di dasar gua. Besi merasakan kekuatannya dan mengubah dirinya menjadi mata bor yang kuat untuk mulai berputar menembus celah-celah itu. Besi berputar semakin keras menghancurkan celah itu tetapi semakin banyak celah yang hancur semakin besi mengalami luka yang cukup besar.

Selanjutnya giliran air yang dengan santainya merubah dirinya mengikuti bentuk celahcelah itu dan mengalir santai dengan leluasa tanpa terluka untuk tiba dengan cepat di dasar gua.

Score air dan besi 2:0.

Rintangan ketiga ialah mereka harus dapat melewati suatu lembah dan tiba kembali di
luar gua tersebut. Besi kesulitan mengatasi rintangan ini karena ia tidak tahu harus berbuat apa lagi.

Akhirnya ia berkata kepada air : “Score kita saat ini adalah 2:0. Aku baru akan
mengakui kehebatanmu jika engkau dapat melalui rintangan terakhir ini !”.
Airpun segera menggenang di lembah dasar gua itu. Walaupun sesungguhnya air
menemui kesulitan untuk mengatasi rintangan ketiga ini, tetapi kemudian ia membiarkan sinar matahari membantunya untuk menguap. Ia terbang dengan ringan menjadi awan, kemudian ia meminta bantuan angin untuk meniupnya ke seberang dan mengembunkannya. Maka air turun sebagai hujan dan berhasil keluar dari gua itu.

Air menang telak atas besi dengan score 3:0!

Moral cerita :
Apapun perubahan dan transformasi yang terjadi dalam hidup dan pekerjaan Anda buatlah
hidupmu seperti air. Ia dapat memperoleh sesuatu dengan kelembutannya tanpa merusak dan mengacaukan. Sedikit demi sedikit ia bergerak tetapi mampu menembus batu karang yang keras.

Ingat hati seseorang hanya dapat dibuka dengan kelembutan dan kasih bukan dengan
paksaan dan kekerasan. Kekerasan hanya menimbulkan dendam dan paksaan hanya
menimbulkan keinginan untuk membela diri.

Air selalu merubah bentuknyasesuai dengan lingkungannya. Air fleksibel dan tidak
kaku karena itu ia dapat diterima oleh lingkungannya dan tidak ada yang bertentangan
dengannya. Air tidak pernah putus asa dan tetap mengalir meskipun melalui celah terkecil sekalipun. Bahkan di saat mengalami suatu kemustahilan untuk mengatasi masalahnya, padanya masih dikaruniakan kemampuan untuk merubah diri menjadi uap.


Kata Bijak Hari Ini :

Batu karang yang keras dapat hancur bukan dengan kekerasan tetapi dengan tetes air yang berulang-ulang ( Peribahasa Latin )


Sumber :
Majalah Buddhis - Sakya
Sakya Light
Edisi 004 – November 2009
Hal. 38