Cari Blog Ini

31 Oktober 2010

Anguttara Nikaya X,1

Manfaat-manfaat Perilaku Bermoral

Pada suatu ketika Sang Buddha berdiam di Savatthi di Hutan Jeta
di Wihara Anathapindika.
Pada waktu itu Ananda menghampiri Beliau, memberi hormat dan bertanya:

“Guru, apakah manfaat perilaku bermoral dan apakah perolehannya?”
“Tidak adanya penyesalan, Ananda, adalah manfaat dan perolehan perilaku bermoral.”

“Dan, Guru, apakah manfaat dan perolehan dari tidak adanya penyesalan?”
“Kegembiraan, Ananda”

“Dan, Guru, apakah manfaat dan perolehan dari kegembiraan?”
“Sukacita.”

“Dan, Guru, apakah manfaat dan perolehan dari sukacita?”
“Ketenangan.”

“Dan, Guru, apakah manfaat dan perolehan dari ketenangan?”
“Kebahagiaan.”


“Dan, Guru, apakah manfaat dan perolehan dari kebahagiaan?”
“Konsentrasi pikiran”

“Dan, Guru, apakah manfaat dan perolehan dari konsentrasi pikiran?”
“Pengetahuan dan Pandangan akan hal-hal seperti apa adanya.”

“Dan, Guru, apakah manfaat dan perolehan dari Pengetahuan
dan Pandangan akan hal-hal seperti apa adanya?”
“Rasa ‘puas’ dan hilangnya nafsu-keserakahan”

“Dan, Guru, apakah manfaat dan perolehan dari rasa ‘puas’ dan
hilangnya nafsu-keserakahan?”
“Pengetahuan dan Pandangan akan pembebasan”

….
Demikianlah Ananda, perilaku bermoral membawa kita
selangkah demi selangkah menuju yang tertinggi.

(Anguttara Nikaya X,1)


Penjelasan :

Guru kita, Sang Buddha, menganjurkan pentingnya perilaku kita yang bermoral
yang selaras dengan Lima Aturan-Moralitas Buddhis (Pancasila Buddhis)
atau Aturan-Moralitas (Sila) pada umumnya.

Bahkan tanpa perilaku yang baik, semua latihan yang lebih tinggi
akan sulit dilaksanakan dengan baik.

Dari ucapan Buddha ini, kita juga dapat melihat bahwa dengan dasar perilaku yang baik
dan benarlah yang akan membuat kita berkonsentrasi dengan baik
ketika kita melatih meditasi secara formal.

Barulah diakhir, Buddha mengatakan bahwa akibat dari kesadaran yang baik
dan tinggilah pandangan dan pengetahuan akan pembebasan bisa tercapai.


Gagasan ini selaras dengan Jalan Mulia Berunsur Delapan bahwa
baik Kelompok Aturan-Moralitas (sila), Kelompok Konsentrasi (samadhi),
maupun Kelompok Kebijaksanaan (Pannya)
dikembangkan secara bersama-sama dan selaras.

Tentunya dengan dasar perilaku moralitas atau pelaksanaan Aturan-Moralitas,
yang diawali dengan Pandangan ‘Benar’ sementara secara intelektual
akan membentuk sebuah cara pandang, cara pikir, dan perilaku yang selaras
dengan Aturan-Moralitas tersebut.
Barulah Konsentrasi mudah dicapai dalam pelaksanaan meditasi
maupun renungan/perhatian.

Setelah semua tahap tersebut berjalan bersama-sama,
barulah Pandangan Benar yang sejati muncul
dan membawa Kebijaksanaan Sejati dan itulah Pencerahan.



Sumber :
* http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/BVD/BVD%20126%20-%20Mei%202009.pdf
* Majalah Berita Vimala Dharma - Ulasan Sutta - Mei 2009 - No.126/BVD/Mei/2009, Hal. 26 - 27