~Master Cheng Yen~
Niat Tulus dan Lapang Dada Menjalin Jodoh Baik dengan Orang Lain
Perjalanan Master Cheng Yen selama dua minggu mengelilingi Taiwan sudah hampir berakhir.
Pagi hari dalam syukuran sebelum meninggalkan Pingtung,
Master Cheng Yen membicarakan tentang upacara peringatan yang diselenggarakan
oleh insan Tzu Chi Kaohsiung untuk mengenang Xu Xue-e,
seorang relawan senior yang meninggal dunia akibat kanker saluran empedu.
Beliau mengajak semua orang untuk belajar tentang “niat tulus dan lapang dada” dari Xu Xue-e.
Melatih diri dengan niat murni berarti pikiran kita harus sederhana.
Jangan bersumbangsih sambil mengumbar emosi, amarah bukan saja bisa melukai orang lain,
tapi juga bisa melukai diri sendiri.
Terhadap orang lain kita juga harus berlapang dada.
Di mana pun kita harus dapat menjalin jodoh yang baik,
sehingga dengan sendirinya tidak akan melukai orang lain.
Master Cheng Yen menyampaikan, kalau dalam keseharian
kita bisa melatih diri dan berlapang dada kepada orang lain, tentu akan dapat menjalin hubungan
baik secara luas, dikasihi, dihormati, dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.
Dengan Membuka Pintu Hati akan Timbul Kebijaksanaan
Sore hari, setibanya di Kantor Perwakilan Tzu Chi Taitung, Master Cheng Yen berceramah
tentang Buddha yang datang ke dunia demi membuka pintu batin manusia,
agar cahaya mentari bisa menembus ke dalam dan menerangi hati yang kelam.
“Kita juga memiliki kebijaksanaan seperti Buddha.
Bukan hanya menerangi diri sendiri, kita juga bisa menerangi orang lain,” tegas Master Cheng Yen.
Jalan yang ditunjuk Buddha adalah jalan yang rata, lebar dan lurus.
Sebuah jalan paling aman untuk dilalui.
Namun Master Cheng Yen mengeluhkan orang sering dipenuhi oleh kegelapan batin.
Bila dalam kehidupannya menemui kesulitan,
maka pikiran mereka langsung kacau dan terjebak dalam kesesatan.
“Batin yang cemas sangat mudah dipengaruhi ajaran sesat,
kita harus memiliki pengetahuan dan pandangan benar,
mengerti akan hukum karma dan ketidakkekalan dalam kehidupan.
Dengan demikian, ketika menemui kondisi yang kurang baik,
sebaiknya kita tetap menjaga ketenangan pikiran dan menghadapinya dengan bijaksana,”
kata Master Cheng Yen.
Dalam kehidupan manusia ada delapan penderitaan,
selain penderitaan dari kelahiran, masa tua, masa sakit, dan kematian,
ada juga penderitaan karena berpisah dengan orang yang dicintai,
berkumpul dengan orang yang tidak disukai,
tidak tercapai apa yang diinginkan dan
karena masih memiliki “pancaskhanda”
(lima kelompok pembentuk kehidupan,
yakni badan jasmani, kesadaran, pencerapan, pikiran, dan perasaan).
Master Cheng Yen menerangkan, empat penderitaan pertama
adalah hukum alam yang tidak bisa dihindari oleh siapa pun,
sedangkan empat penderitaan lainnya menunjukkan refleksi kondisi batin.
“Penderitaan yang diakibatkan karena keinginan yang tidak tercapai,
penderitaan karena berkumpul dengan orang yang tidak disukai,
penderitaan karena berpisah dengan orang yang dicintai
karena pergi jauh atau meninggal dunia,
semua penderitaan tersebut berasal dari batin
dan hanya bisa diubah dengan niat yang tulus dan lapang dada,”
kata Master Cheng Yen.
Pelatihan diri mengutamakan pada perbaikan sifat yang buruk.
Master Cheng Yen juga meminta semua orang
untuk belajar berlapang dada dan memiliki niat yang tulus.
Senantiasa penuh pengertian dan berlapang dada,
maka dengan sendirinya tentu tidak akan melukai diri sendiri ataupun orang lain.
Sumber :
* Diterjemahkan oleh Januar (Tzu Chi Medan) dari Majalah Tzu Chi Monthly Edisi 502
* Buletin Tzu Chi No. 55 | Februari 2010, Hal. 14