Cari Blog Ini

09 Oktober 2010

Setetes Pencerahan - Berdusta tentang Nyata dan Semu

Master Chan Daoguang suatu ketika bertanya kepada Master Chan Dazhu Huihai,
“Master Chan. Anda rajin berlatih diri,
Anda menggunakan hati yang bagaimana ketika berlatih diri?”

Dazhu:
“Laoseng (Bhiksu Tua) tidak ada hati yang bisa digunakan,
tidak ada Jalan Suci yang bisa dilatih.”

Daoguang:
“Kalau memang tidak ada hati yang bisa digunakan,
tidak ada Jalan Suci yang bisa dilatih,
lalu mengapa setiap hari mengumpulkan banyak orang untuk berlatih meditasi Chan?”


Dazhu:
“Laoseng sangat miskin, mana ada tempat untuk mengumpulkan orang?”

Daoguang:
“Faktanya Anda setiap hari mengumpulkan orang dan berbicara tentang Jalan Suci,
apa ini bukan membabarkan Dharma menyelamatkan makhluk hidup?”

Dazhu:
“Jangan salah paham, Laoseng ini bukan orang yang pandai berbicara,
mana mungkin berbicara tentang Jalan Suci?
Laoseng bahkan satu orang pun tidak melihat,
bagaimana kamu bisa mengatakan Laoseng menyelamatkan makhluk hidup?”

Daoguang:
“Master Chan, Anda ini melanggar Sila berdusta.”

Dazhu:
“Laoseng ini lidah pun tidak punya, bagaimana bisa mengucapkan kata dusta?”

Daoguang:
“Apakah keberadaan alam semesta, para makhluk hidup, Anda dan saya,
juga fakta berlatih meditasi Chan dan pembabaran Dharma,
itu semua adalah semu?”

Dazhu: “Semua itu benar nyata!”

Daoguang:
“Kalau memang nyata, lalu kenapa Anda mengingkarinya?”

Dazhu:
“Yang semu, harus diingkari; yang nyata, juga harus diingkari!”


Daoguang akhirnya mencapai pencerahan.
Untuk mengenali kebenaran, ada kalanya kita harus melihatnya dari sudut pembenaran,
tapi ada kalanya juga harus melihatnya dari sudut pengingkaran.



Sutra Hati mengatakan:
“Bentuk adalah kekosongan, kekosongan adalah bentuk,
demikian juga perasaan, pencerapan, pikiran dan kesadaran itu.”


Ini adalah pengenalan hakekat sejati kehidupan dan alam semesta
melalui sudut pandang pembenaran.

Lebih lanjut Sutra Hati juga berucap:

“Tidak ada mata, telinga, hidung, lidah, badan dan batin,
juga tidak ada bentuk, suara, bau, rasa, sentuhan maupun alam semesta.”

Ini adalah metode mengingkari yang pada akhirnya juga
akan mengantar pada pengenalan hakekat sejati kehidupan dan alam semesta.

Master Chan Dazhu mengingkari baik yang semu maupun yang nyata,
ini bukan melanggar Sila berdusta,
ini adalah gong-an pengingkaran yang mengantar
Master Chan Daoguang mencapai pencerahan memahami makna non-dualitas.



Sumber :
* http://dhammacitta.org/pustaka/ezine/Sinar%20Dharma/Sinar%20Dharma%2024.pdf
* Majalah Sinar Dharma - Kisah Chan - Hal. 65