Alkisah, kambing dan anjing adalah dua sahabat baik.
Suatu ketika kambing mengundang anjing datang ke rumahnya untuk bersantap bersama.
Ia menyiapkan sekeranjang rerumputan yang segar, namun tak dinyana,
anjing tak berhasrat menyantap makanan lezat kegemaran kambing itu.
Beberapa hari kemudian, giliran anjing yang mengundang kambing ke rumahnya.
Anjing berpikir,
"Aku tidak boleh sepelit kambing,
aku harus menyajikan makanan yang paling lezat untuknya."
Anjing lalu mempersiapkan setumpuk tulang segar.
Alhasil, kambing meninggalkan kediaman anjing dalam keadaan perut tetap kosong.
Konfusius mengatakan:
apa yang tidak kita sukai, jangan diberikan pada orang lain.
Di sisi lain, ada kalanya sesuatu yang kita sukai juga
jangan sembarangan diberikan pada orang lain.
Demikian pula, kalau berhadapan dengan masalah, jangan asal main tubruk.
Cobalah pandang masalah itu dari sudut yang berbeda,
mungkin kita akan menemukan cara penyelesaiannya.
Selain itu, dengan melihat dari sudut yang berbeda,
kita akan lebih memahami orang lain
yang akan mencegah terjadinya kesalahpahaman yang tidak perlu.
Kalau tidak, hm, jadilah seperti anjing yang mengira kambing itu pelit,
sedang kambing menganggap anjing mempermainkannya.
Sumber :
* http://dhammacitta.org/pustaka/ezine/Sinar%20Dharma/Sinar%20Dharma%2020.pdf
* Majalah Sinar Dharma - Tutur Menular - Hal. 37