Cari Blog Ini

13 Februari 2011

for Kid Kit - Bodhisattva Ksitigarbha

Bodhisattva Ksitigarbha
Menuntun Keluar Dari Samsara

Dalam Ksitigarbha-bodhisattva-purva-pranidhana-sutra (Ti-ts'ang-p'u-sa-pen-yuan-ching),
Guru Buddha bersabda mengenai kehidupan dan kebajikan luhur Bodhisattva Ksitigarbha
(Ti Chang Wang Phu Sah).

Adik-adik, Bodhisattva adalah mereka yang berikrar untuk mencapai Kebuddhaan
demi kebahagiaan semua makhluk.
Bahkan ada Bodhisattva yang didorong belas kasih yang begitu besar berikrar
tak akan menjadi Buddha sebelum seluruh umat lepas dari roda samsara dan dukkha.
Salah satunya Bodhisattva Ksitigarbha.

Sebelum menapaki jalan Bodhisattva, Ksitigarbha terlahir sebagai
putri Brahmana (rohaniwan) yang sangat berbakti
pada keluarga, orang tua, dan juga Triratna.
Seluruh ucapan, pikiran dan perbuatannya selalu berpegang teguh pada Dharma dan kebaikan.

Namun ibu yang ia kasihi sering berucap salah, bahkan mencaci Buddha.
Ibunya melakukan pembunuhan terhadap hewan tanpa jera.
Maka akibat perbuatannya ini,
setelah meninggal, ibunya terlahir di alam sengsara.

Selama ibunya hidup, putri ini tanpa putus asa
memohonnya menghentikan perbuatan buruk.
Kini setelah ibunya meninggal, ia pun tekun melakukan puja bakti
dan memohon perlindungan kepada Buddha bagi ibunya.

Buddha masa itu, yakni Buddha-padmasamadhisvararaja
melihat ketekunannya yang mendalam.
Lalu Buddha membawanya melihat ibunya di neraka.
Tampak ibunya meronta-ronta kesakitan tersiksa terus-menerus.
Anak itu sangat sedih memohon petunjuk dari Buddha
agar ia dapat menolong ibunya.

Dengan petunjuk dari Buddha, tanpa memperdulikan dirinya dan hidupnya
ia terus-menerus berbuat kebajikan, berdoa, bernamaskara, dan bersamadhi
kepada Triratna untuk memohon perlindungan dari Triratna.
Kemudian jasa-jasa kebajikan tersebut dilimpahkannya kepada ibunya.

Berkat usaha yang tekun dan kesungguhan hati,
kebajikan itu menggetarkan hati ibunya untuk bertobat.
Karena itu, ibunya segera terlahir kembali di alam bahagia,
Buddha membawanya ke alam dewa untuk menunjukkan keberadaan ibunya.

Dengan sukacita anak itu berterima kasih kepada Buddha
dan dengan sungguh-sungguh bertekad memurnikan bodhicitta-nya
dan akan terus menolong makhluk di dunia ini hingga terbebas
dari penderitaan dan kesengsaraan. Dengan demikian ia memasuki jalan Bodhisattva.
Kini, jalan Bodhisattva itu telah dilalui dengan sempurna
dan Beliau sekarang dikenal dengan nama Bodhisattva Ksitigarbha.

Karena itu Adik-adik, umat Buddha Mahayana berpuja bakti kepada Beliau
terutama saat ada orang yang meninggal,
dengan harapan orang tersebut terhindar dari alam sengsara.
Umat Buddha Mahayana juga berpuja bakti kepada Buddha Amitabha,
dengan harapan Beliau menuntun orang tersebut terlahir di Sukhawati.

Nah, Adik-adik, tentu saja semuanya tergantung ketulusan yang mendoakan
dan orang yang didoakan.
Bagaimana pun Buddha dan Bodhisattva hanya menuntun, memberikan petunjuk,
kalau tidak dilaksanakan, bagaimana mungkin dapat tertolong?

Karena pada dasarnya karma memang tak bisa ditransfer.
Rajin-rajinlah berbuat kebajikan.
Adalah sangat bermanfaat memuliakan nama Buddha dan Para Bodhisattva dengan tulus,
sebab dengan demikian kita akan dituntun untuk terhindar dari perbuatan buruk
dan kebajikan kita akan semakin berkembang.






Sumber :
Majalah Mamit
Sahabat Anak-Anak Buddhis Indonesia
Edisi 03 Tahun 2010
Mengenal Bodhisattva
Hal.10-12