Cari Blog Ini

14 April 2011

Jataka 80 - Orang Yang Menakutkan dan Pemanah Kecil

Pada suatu masa, terdapat seorang raja bernama Brahmadatta.
Seperti raja-raja lainnya yang bernama serupa,
ia menguasai tempat-tempat yang sekarang dikenal sebagai Benares.
Bodhisattva saat itu terlahir pada keluarga ningrat yang kaya di sebuah kota perdagangan, 3
yang berada di bagian utara India.
Ia terlahir kerdil, bungkuk, dan sedikit berpunuk.
Sewaktu ia menjadi pemuda ia tetap pendek dan bongkok.
Banyak orang menganggapnya buruk rupa.


Ia belajar dari guru yang sangat terkemuka,
ia mempelajari semua yang patut dipelajari pada waktu itu,
tentang dua macam ilmu pengetahuan yaitu agama dan teknologi.
Ia juga belajar cara menggunakan panah dan busur
dan merupakan pemanah terhebat di India.
Karena itu gurunya memanggilnya "Pemanah Kecil"

Seperti umumnya lulusan muda ia sangat pandai.
Ia berpikir, banyak orang hanya dinilai dari penampilan.
Bila saya menghadap raja dan meminta pekerjaan kepadanya tentunya beliau akan bertanya,

"Dengan tubuh pendek seperti itu apa yang kamu dapat lakukan untuk raja?"

"Karenanya akan lebih baik
jika aku bekerja sama dengan seseorang yang tampan, tinggi dan bertubuh bagus,
serta mempunyai kepribadian yang kuat.
Aku akan menyumbangkan pikiranku dan tetap berada di belakang layar.
Dengan demikian kami berdua dapat hidup dengan baik."

Suatu hari ia sedang berjalan di sekitar wilayah tempat tinggal para penenun.
Ia kebetulan bertemu dengan seorang lelaki yang bertubuh besar dan bertampang tegar.
Ia menyapanya dan menanyakan namanya.
Penenun menjawab,

"Karena penampilanku orang-orang memanggilku orang yang menakutkan."

"Nama yang mengesankan." kata Pemanah Kecil.

Dengan tubuh yang besar dan tampang yang tegar,
mengapa kau harus membanting tulang dengan penghasilan kecil?"

Karena hidup itu sangat sulit," jawabnya.

"Aku mempunyai ide," kata sang kerdil.

Di seluruh India tak ada seorang pun yang memanah sebaik aku,
tetapi aku tidak mempermasalahkan itu.
Bila aku meminta paduka
untuk mempekerjakanku beliau akan tertawa atau bahkan akan marah padaku.
Beliau tidak akan percaya bahwa orang kerdil, berpunuk seperti aku
adalah pemanah terbaik di India.

Sedangkan kamu berwajah sempurna, begitu pun namamu.
Karenanya ayo kita bersama-sama menghadap paduka.
Kau akan berada di depan dan lakukan semua percakapan.
Paduka akan mempekerjakanmu tanpa ragu,
sedangkan aku akan tetap berada di belakangmu.
Aku akan menjadi pemanah yang sesungguhnya
dan kita akan hidup bahagia dan sejahtera.
Kamu hanya akan melakukan apa yang aku ucapkan."

Dengan pikiran bahwa ia tidak akan kehilangan apa pun,
"Orang yang menakutkan" itu setuju,

"Baiklah teman!"

Dua sahabat itu berangkat ke Benares untuk menghadap raja.
Ketika mereka memasuki ruang singgasana,
mereka bersujud di depan raja. Beiau bertanya,

"Mengapa kalian ke sini?"

"Orang Yang Menakutkan" itu berdiri dan melakukan percakapan
dan "Pemanah Kecil" berdiri tepat di belakang bayangannya.
Lalu ia menjawab,

"Saya adalah pemanah terkenal yang dikenal sebagai "Orang Yang Menakutkan".
Tak satupun orang di India yang memanah sebaik saya.
Saya ingin melayani paduka."

Raja amat terkesan,

"Berapa bayaranmu?"

Saya akan melayani paduka dengan imbalan 500 keping per minggu, yang Mulia," jawabnya.

Raja mengangguk dan menyadari kehadiran orang kerdil yang pendiam
di belakang tubuh "Orang yang Menakutkan".
Siapakah lelaki kecil itu? Tanyanya,

"Apa yang dilakukan untukmu?'

"Ia adalah asisten saya." kata Orang Yang menakutkan.

Baiklah kata raja, pekerjaan ini jadi milikmu."

Akhirnya Orang Yang Menakutkan diterima melayani raja, berkat "Pemanah Kecil".

Tak berapa lama, tersiar berita tentang adanya harimau buas
yang hidup di hutan dekat jalan kerajaan.
Harimau itu menyerang para pengelana, membunuh, dan memakannya.
Karenanya banyak orang menghindari jalan itu.
Raja memanggil "Orang Yang Menakutkan" dan bertanya,

"Dapatkah engkau menangkap harimau liar itu, anak muda?"

"Tuanku," ia menjawab.

"Saya terkenal sebagai pemanah terbaik, maka saya mampu menangkap harimau itu."

Mendengar hal ini, raja memberinya uang tambahan
dan mengirimnya untuk menangkap harimau itu.

"Orang yang Menakutkan" pulang dan menceritakan hal itu pada rekannya,

"Baiklah,"Kata Pemanah Kecil."

"Pergilah!"

"Tidakkah kau ikur serta? Tanya Orang Yang Menakutkan, dengan heran.

"Tidak, saya tidak ikut," jawabnya.

"Tetapi saya akan memberimu rencana yang sempurna.
Kau harus melakukan secara tepat apa yang saya katakan."

"Aku akan menurutimu katakanlah," kata lelaki besar itu.

Sang kerdil itu berkata kepada temannya,

"Pergilah ke tempat daerah harimau itu,
tetapi jangan langsung menyerang sarangnya seorang diri.
Sebaliknya, kumpulkan seribu penduduk desa dan beri mereka busur dan anak panah,
ajaklah mereka menuju sarang harimau.
Tetapi engkau harus membiarkan mereka jalan di depan
sementara engkau bersembunyi di balik semak.

Penduduk desa akan merasa takut kepada harimau.
Ketika mereka melihatnya mereka akan mengelilingi dan memukul harimau itu.
Dengan rasa takut mereka akan memukulnya sampai mati.
Sementara itu kau harus memotong sebatang pohon anggur dengan gigimu.
Lalu keluar dari persembunyianmu dan mendekati harimau yang mati
dengan memegang batang anggur di tanganmu.

Ketika kau melihat tubuh harimau itu berteriaklah pada orang-orang,

"Hei!" siapa yang membunuh harimau?
Saya akan menangkapnya dengan batang anggur ini
dan menyeretnya seperti kerbau, menghadap raja.
Karenanya saya telah mencari orang di hutan ini.
Sekarang katakan, siapa yang telah membunuh harimau ini sebelum saya tangkap?"

"Penduduk desa akan ketakutan mendengar hal ini.
Mereka akan berkata, "yang Mulia" 'Orang Yang Menakutkan',
harap jangan melaporkan kepada raja!"

Lalu mereka akan memberimu upeti besar untuk tutup mulut.
Dengan berpikir kau telah membunuh harimau yang berbahaya itu,
raja juga akan memberimu banyak hadiah."
Ini rencana cerdik 'Pemanah Kecil.'

'Orang yang Menakutkan' ini melakukan sesuai dengan instruksi 'Pemanah Kecil'
harimau itu terbunuh.
Diikuti oleh kerumunan orang ia kembali menghadap raja dn berkata,

"Paduka, saya telah membunuh harimau itu dan membuat keamanan di hutan itu."

Raja merasa senang dan memberinya hadiah besar.

Tak lama berselang ada keluhan serupa
tentang seekor kerbau yang menakutkan di jalan kerajaan yang lain.
Kembali raja mengutus 'Orang Yang Menakutkan'.
Menurut strategi dari 'Pemanah Kecil', ia melakukannya seperti sebelumnya.
Ia mengambil keuntungan dari membunuh kerbau itu
dan mendapat penghargaan lagi dari raja.

Ketika itu 'Orang Yang Menakutkan' itu telah menjadi sangat kaya
dan menjadi bangsawan yang terkenal.
Seluruh kekayaan dan penghargaan, yang mana sebenarnya tidak layak didapatkan.
Sayangnya ia menjadi mabok akan kesombongannya,
dan mulai berpikir bahwa ia telah menajdi "Orang Besar" hasil dari kerja kerasnya.
Ia bahkan memandang rendah 'Pemanah Kecil' dan mengabaikan nasihatnya.
Ia berkata kepadanya,

"Kau pikir ini semua terjadi karena kamu!"
Sekarang saya tidak membutuhkanmu, saya dapat melakukan ini semua tanpamu!"

Kemudian kebetulan musuh kerajaan menyerang.
Mereka mengepung kota Benares dengan pasukannya.
Mereka mengirim pesan kepada raja yang isinya memerintahkan raja
untuk menyerahkan kerajaannya atau berperang.
Kemudian raja mengutus pahlawannya,
"Orang yang Menakutkan' untuk keluar berperang dengan musuh.

'Orang Yang Menakutkan' itu mengenakan pakaian perangnya dengan lengkap.
Ia menunggangi gajah kerajaan yang bersenjatakan lengkap.
'Pemanah Kecil' mengetahui sang pembual sombong yang tak tahu diri,
yang bernama, 'Orang Yang Menakutkan', sebenarnya takut sekali.
Maka ia juga menunggangi gajah besar itu
melewati gerbang kerajaan mengahadapi medan pertempuran,
diikuti oleh keramaian yang besar.

Ketika 'Orang Yang Menakutkan' itu mendengar suara menggelegar
yang disebabkan oleh genderang perang, ia mulai gemetar ketakutan.
Untuk menjaganya agar ia tidak jatuh dan terbunuh,
'Pemanah Kecil' mengikat tubuhnya dengan tali yang diikatkan pada tubuh 'Pemanah Kecil'
dan mempertahankannya dengan cara itu.

Ketika 'Orang Yang Menakutkan' melihat medan pertempuran,
ia menjadi sangat takut yang luar biasa.
Begitu takutnya sampai ia muntah-muntah dan terkencing-kencing
sehingga mengotori gajah tunggangannya. '
Pemanah Kecil' yang tidak lain adalah Bodhisattva berkata.

"Sebelumnya, kau membual dan sesumbar seperti seorang yang hebat.
Tetapi sekarang,
satu-satunya hal yang besar yang kau lakukan
hanyalah mengotori tubuh gajah ini!"

'Orang Yang Menakutkan' itu malu kepada dirinya sendiri.
Pemanah Kecil telah mempermalukannya dengan berkata yang sebenarnya.
Tetapi 'Pemanah Kecil' tidak tahan untuk tidak mengsihani.
Ia berkata,

"Jangan takut lagi, sahabatku.
Dengan saya yang menjagamu nyawamu akan aman.
Turunlah dari gajah ini dan pulang ke rumah untuk mandi."


Sumber:
http://www.dasaparamita.co.cc/2009/03/menceritakan-kisah-orang-yang.html