Raja berkata lagi pada Buddha,
"Aku berniat untuk membuat sebuah patung Buddha
sebagai obyek penghormatan dan mewariskan-nya pada generasi berikut-nya.
Pahala kebajikan apakah yang akan ku peroleh,
karena melakukan-nya, karena aku sungguh-sungguh ingin mengetahui-nya ?"
* * *
Orang yang melihat patung Buddha dan dengan hati tulus merangkapkan tangan
sebagai tanda hormat serta berlindung pada Stupa Buddha ataupun relik-Nya
tak akan terlahir kembali di Alam Neraka, hewan, ataupun hantu kelaparan
setelah kematian-nya.
Orang yang melihat patung Buddha dan dengan hati tulus merangkapkan tangan
sebagai tanda hormat serta berlindung pada Stupa Buddha ataupun relik-Nya
tak akan terlahir kembali di Alam Neraka, hewan, ataupun hantu kelaparan
setelah kematian-nya.
* * * * * * * * * *
Buddha tiba di Negeri Kausambi, yakni di sebuah hutan milik Kausika.
Saat itu, Raja negeri tersebut bernama Udayana, yang berusia 14 tahun.
Tatkala mendengar kedatangan Buddha,
Raja memerintahkan para menteri dan pengawal-nya untuk mempersiapkan kereta kerajaan.
Raja kemudian datang menyambut kehadiran Buddha.
Begitu melihat Buddha dari kejauhan, hati Raja dipenuhi dengan kegembiraan.
Raja segera bangkit dari kereta-nya dan dengan berjalan kaki,
ditinggalkan-nya para menteri, pengawal, serta pembawa payung-nya.
Raja menghaturkan salam pada Buddha, menyembah ke kaki Buddha,
dan mengelilingi Buddha searah jarum jam sebagai tanda hormat.
Selanjutnya dengan merangkapkan tangan penuh hormat berkata-lah ia pada Buddha,
"Di langit dan bumi tiada seorang pun yang dapat disepadankan dengan Buddha.
Wajah, mata, dan tubuh Buddha kini memancarkan sinar dengan gemilang-Nya,
dan aku tak pernah jemu sedikit pun memandang pada Buddha.
Buddha adalah Guru bagi para Dewa beserta manusia,
dan banyak di antara mereka yang mengagungkan belas kasih-Nya."
Buddha berdiam diri tanpa mengatakan sepatah kata pun.
Raja berkata lagi pada Buddha,
"Apabila seseorang melakukan kebajikan, ia akan menuai pahala keberuntungan,
tetapi kemana-kah hal ini akan membawa mereka ?
Aku khawatir tidak akan sanggup memandang Buddha lagi,
bila ia telah parinirvana.
Aku berniat untuk membuat sebuah patung Buddha
sebagai obyek penghormatan dan mewariskan-nya pada generasi berikut-nya.
Pahala kebajikan apakah yang akan ku peroleh, karena melakukan-nya,
karena aku sungguh-sungguh ingin mengetahui-nya ?"
Buddha menjawab,
"Wahai Raja yang Masih Berusia Muda! Bagus sekali pertanyaan-mu.
Dengar-lah apa yang Ku-babarkan.
Setelah mendengar-nya pautkan dalam hati-mu."
Raja berkata, "Baik, aku siap mendengar ajaran tersebut."
Buddha berkata pada Raja,
"Aku akan menjelaskan pada-mu pahala kebajikan yang akan diperoleh
dari membuat patung Buddha."
Raja menjawab, "Aku gembira sekali mendengar-nya."
Buddha bersabda,
"Orang yang membuat patung Buddha
pada kehidupan berikut,
akan memiliki mata yang tajam pandangan-nya serta penampilan rupawan.
Tubuh, tangan, dan kaki-nya akan sempurna.
Apabila terlahir di Alam Surga,
ia akan menjadi yang terkemuka di antara para Dewa dalam hal kemurnian,
dengan sepasang mata yang elok dan memancarkan ketenangan.
Demikian-lah pahala kebajikan yang didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
* * * * *
Tempat dimana orang yang membuat patung Buddha
itu dilahirkan akan terbebas dari kekotoran,
tubuh orang-orang yang terlahir disana juga akan tanpa cela.
Setelah mengalami kematian, ia akan terlahir di Surga Brahma tingkat ke-tujuh.
Lebih jauh lagi, penampilan elok-nya tiada yang menandingi dan melebihi Dewa-Dewa lain-nya.
Ia akan dihormati oleh para Dewa.
Demikian-lah pahala kebajikan yang didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
* * * * *
Orang yang membuat patung Buddha
akan terlahir di keluarga mulia,
dengan kekayaan yang melebihi orang lain-nya di muka bumi ini.
Ia tak akan terlahir dalam keluarga miskin atau kekurangan pada kehidupan berikutnya.
Demikianlah pahala kebajikan yang didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
* * * * *
Tubuh orang yang membuat patung Buddha,
dalam kehidupan berikut-nya,
akan selalu berwarna keemasan dan elok dipandang tanpa ada yang menandingi.
Orang yang membuat patung Buddha
pasti-lah akan terlahir di keluarga makmur,
dengan uang dan permata berharga tak terhingga banyak-nya.
Ia akan selalu dicintai oleh orang tua, sanak saudara, dan kerabat-nya.
Demikianlah pahala kebajikan yang didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
* * * * *
Orang yang membuat patung Buddha
akan terlahir di India (Jambudvipa),
baik dalam keluarga seorang Maharaja, Pangeran, atau keluarga bajik.
Demikianlah pahala kebajikan yang didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
* * * *
Orang yang membuat patung Buddha
akan menjadi seorang Maharaja pada kehidupan berikut-nya.
Ia akan menjadi yang paling dihormati dan dimuliakan di antara para penguasa,
yakni menjadi tempat berlindung dan penghormatan bagi para penguasa lain-nya.
Demikianlah pahala kebajikan yang didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
* * * * *
Orang yang membuat patung Buddha
akan menjadi seorang Raja pemutar roda Dharma pada kehidupan berikut-nya.
Ia akan sanggup naik ke Alam Surga dan kembali lagi seturut kehendak-nya.
Ia akan berhasil menyelesaikan apapun yang direncanakan-nya.
Demikianlah pahala kebajikan yang didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
* * * * *
Orang yang membuat patung Buddha
akan terlahir di alam Surga Brahma tingkat ke-tujuh.
Kurun waktu kehidupan-nya akan mencapai satu kalpa dan kebijaksanaan-nya tak tertandingi.
Orang yang membuat patung Buddha
tak akan lagi terlahir pada salah satu Alam rendah setelah kematian-nya.
Ia akan senantiasa menjaga kemurnian-nya dan pikiran-nya selalu mengikuti Jalan Ke-Buddha-an.
Demikianlah pahala kebajikan yang didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
* * * * *
Orang yang membuat patung Buddha
akan senantiasa menghormati Buddha dan Kitab-Kitab Suci.
Ia akan terus-menerus menghaturkan persembahan pada sarira-sarira Buddha
berupa aneka kain sutera, bunga-bunga indah, dupa, pelita, permata berharga,
dan seluruh benda langka di muka bumi ini.
Setelah itu, selama berkalpa-kalpa yang tak terhingga
ia akan menapaki jalan menuju ke nirvana.
Orang yang beraspirasi untuk mempersembahkan permata berharga pada Buddha
bukan-lah orang biasa;
mereka telah mempraktekkan Jalan Ke-Buddha-an pada kehidupan lampau-nya.
Demikianlah pahala kebajikan yang didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
* * * * *
Orang yang membuat patung Buddha
akan memperoleh kekayaan yang tak pernah habis pada kehidupan berikut-nya;
jumlah kekayaan tak terhitung pula banyak-nya.
Barangkali tidak mustahil
untuk menakar jumlah air di seluruh sungai dan samudera pada ke-empat penjuru.
Tetapi kekayaan yang diperoleh orang yang membuat patung Buddha
sepuluh kali lipat lebih banyak
dibandingkan air di seluruh sungai serta samudera di ke-empat penjuru.
Orang yang membuat patung Buddha
dapat diumpamakan dengan orang yang saat hujan
memiliki tempat perlindungan nan baik -- tak ada sesuatu pun yang perlu ditakuti-nya.
* * * * *
Orang yang membuat patung Buddha
tak akan pernah terlahir di Alam-Alam rendah,
baik itu berupa Alam Neraka, hewan, maupun hantu kelaparan setelah kematian-nya.
* * * * *
Orang yang melihat patung Buddha dan dengan hati tulus merangkapkan tangan
sebagai tanda hormat serta berlindung pada stupa Buddha ataupun relik-Nya
tak akan terlahir kembali di Alam Neraka, hewan, ataupun hantu kelaparan setelah kematian-nya.
Ia akan terlahir di Alam Surga dan setelah habis masa kehidupan-nya disana,
ia akan terlahir kembali di dunia sebagai putera keluarga kaya
yang memiliki tak terhingga permata berharga serta benda-benda langka.
Setelah itu, ia akan me-realisasi Jalan Ke-Buddha-an menuju Nirvana."
* * * * *
Buddha memberitahu Raja,
"Membuat patung Buddha merupakan tindakan mulia,
dan pahala kebajikan yang akan diperoleh sebagai buah-nya
adalah seperti yang Ku-katakan sebelum-nya;
tanpa dilebih-lebihkan sedikit pun."
Raja merasa puas dan membungkukkan kepala-nya ke kaki Buddha.
Ia dan segenap menteri-nya lalu menyembah di hadapan Buddha dan meninggalkan tempat itu.
Setelah kurun waktu kehidupan mereka yang panjang berakhir,
terlahir-lah mereka semua di Surga Buddha Amitabha.
Sumber:
http://www.fodian.net/world/0692i.html
Tathagatapratibimbapratisthanusamsasutra
(Taisho Tripitaka 692)
Diterjemahkan dari bahasa Sansekerta ke dalam bahasa Chinese oleh YA. Shiyi
Diterjemahkan dari bahasa Chinese ke dalam bahasa Inggris oleh Robert H. Sharf
(Sumber:
Religions of China in Practice,
Editor Donald S. Lopez,
Princeton University Press, New Jersey,
1996, Halaman 264 - 267)
Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia oleh Ivan Taniputera