Cari Blog Ini

18 Januari 2012

Memiliki Niat Masih Harus Sepenuh Hati

Dalam mempelajari ajaran Buddha, seharusnya kita juga melakukan hal seperti yang dilakukan oleh Chuang Tzu: mempraktikkan apa yang kita dipelajari. Kita semua

memiliki kemampuan untuk memimpin hidup kita agar gembira dan tanpa beban seperti dirinya.

Suatu ketika, dua orang reporter menanyakan satu pertanyaan pada saya mengenai menjaga pikiran sederhana agar tidak terpengaruh oleh urusan-urusan luar.

"Master, Anda memberitahu kami agar tidak berpikir terlalu banyak,
tetapi Anda juga mengatakan,
'Cobalah untuk sepenuh hati dalam mengerjakan pekerjaanmu.'
Bukankah ini 2 pernyataan yang berlawanan?"

"Saat Anda benar-benar sepenuh hati pada apa yang sedang Anda kerjakan,
Anda tidak akan banyak berpikir tentangnya,"
saya menjelaskan pada mereka.

"Beberapa saat yang lalu,
Anda pergi bersama saya mengunjungi bangunan rumah sakit Tzu Chi tahap 2.
Anda mengunjungi lantai 3, Aula Jing Si, dan lantai dasar.
Ketika Anda naik turun tangga,
apakah Anda memperhatikan cara berjalan Anda?"
Mereka menjawab, "Tidak".


"Apakah Anda ingat ketika Anda pergi ke tempat rehabilitasi dan melihat para pasien sedang latihan?
Anda dapat mengatakan bahwa meskipun benar-benar menginginkannya,
tapi sulit bagi mereka untuk berdiri.
Beberapa pasien ingin mengangkat tangan mereka,
tetapi mereka harus berusaha sekuat tenaga untuk melakukannya.
Biasanya kita berjalan tanpa berpikir tentang hal itu dan kita melakukannya dengan baik.

Sesungguhnya, kita bergerak begitu mudah dan alami seperti sekarang
karena kita belajar dengan tekun saat kita masih kecil.
Inilah maksud saya ketika saya berkata,
'saat Anda benar-benar sepenuh hati pada apa yang sedang Anda kerjakan,
Anda tidak akan banyak berpikir tentangnya.'

Orang sehat dapat berjalan dengan alami tanpa kecemasan,
tetapi mereka yang menjalani rehabilitasi harus fokus setiap saat."


Kita semua harus dapat hidup dengan gembira dan bebas,
tetapi mengapa manusia sering diganggu oleh kerisauan?
Kita risau ketika kita melihat ekspresi-ekspresi yang terlihat tidak ber-sahabat atau mendengar pendapat-pendapat  dengan suara yang  penuh permusuhan.

Sesungguhnya, orang lain tidak bermaksud untuk membuat kita risau,
tetapi kita memilih untuk membawa tindakan-tindakan mereka dalam pikiran kita,
yang membangkitkan semua jenis kecemasan.

Jika kita terlalu memikirkan apa yang terjadi di sekitar kita,
maka kita akan selalu menduga orang lain menentang kita.
Kita akan menjadi sangat tidak bahagia.

"Belajar" artinya mengubah kerisauan menjadi kebijaksanaan
dan dari proses hanya memiliki niat menjadi sepenuh hati melakukan sesuatu.

Ketika kita ingin banyak belajar, artinya kita "memiliki niat" melakukannya,
dan ini tidak sama dengan "sepenuh hati".

Chuang Tzu tanpa mengenal lelah selalu sepenuh hati pada penelitiannya,
dan itulah sebabnya ia dapat belajar secara menyeluruh
dan membuat apa yang telah ia pelajari sebagai bagian penting dari hidup dan pikirannya. Inilah cara seseorang memperoleh pelajaran yang mendalam.

Dalam mempelajari ajaran Buddha, kita perlu belajar dengan lebih cermat.
Kita harus ingat bahwa belajar secara umum,
sama pentingnya dengan belajar secara mendalam.
Di jalan mempelajari ajaran Buddha,
ada banyak kesulitan yang dapat kita atasi hanya dengan pengetahuan yang mendalam.


Sumber:
Buku "20 Kesulitan dalam Kehidupan"
Bab Sulit Untuk Belajar Secara Meluas dan Mendalam
Ceramah oleh Dharma Master Cheng Yen
Hal. 128-131